
PWMJATENG.COM, Sukoharjo – Suasana kelas 3A SD Muhammadiyah Palur tampak berbeda dari biasanya. Sejak 27 hingga 31 Oktober 2025, para siswa larut dalam kegiatan pengamatan pertumbuhan kecambah yang memadukan belajar dan bermain. Dengan penuh semangat, mereka mencatat setiap perubahan yang terjadi dari hari ke hari.
Setiap pagi, para siswa tampak tak sabar membuka wadah berisi biji yang mereka tanam. Mereka memperhatikan munculnya akar, memantau pertumbuhan batang, hingga melihat daun kecil pertama yang mulai terbuka. Aktivitas itu dilakukan secara rutin, disertai pencatatan hasil pengamatan pada lembar khusus yang telah disiapkan oleh guru.
“Saya sangat senang bisa melihat kecambah tumbuh setiap hari. Awalnya kecil sekali, tapi lama-lama batang dan daunnya makin besar,” ujar Fadhil, salah satu siswa kelas 3A yang tampak bersemangat menceritakan pengalamannya.
Guru pembimbing, Assifa Fadila, menjelaskan bahwa kegiatan tersebut merupakan bagian dari pembelajaran tematik yang menekankan pengalaman langsung. Ia menilai metode ini mampu membuat siswa lebih memahami konsep pertumbuhan tumbuhan secara nyata.
“Kegiatan seperti ini penting agar siswa tidak hanya memahami teori, tetapi juga mengalami sendiri prosesnya. Dari sini, mereka belajar mengamati, mencatat, dan menarik kesimpulan berdasarkan fakta,” tuturnya.
Baca juga, Aplikasi Al-Qur’an Muhammadiyah (Qur’anMu)
Para siswa kemudian membandingkan hasil pertumbuhan antara kecambah yang ditempatkan di tempat terang dan yang diletakkan di tempat gelap. Dari perbandingan itu, mereka dapat melihat perbedaan signifikan dalam warna, panjang batang, dan ukuran daun. Aktivitas ini mendorong rasa ingin tahu sekaligus menumbuhkan kemampuan analisis ilmiah sejak dini.
Assifa menambahkan, pembelajaran berbasis praktik semacam ini menjadi sarana efektif untuk menanamkan nilai ilmiah dan rasa cinta terhadap alam. Menurutnya, melalui kegiatan sederhana seperti menanam kecambah, siswa belajar bahwa setiap proses dalam kehidupan membutuhkan waktu, perhatian, dan tanggung jawab.

“Anak-anak jadi tahu bahwa tumbuhan butuh cahaya dan air untuk tumbuh. Mereka belajar tentang kesabaran dan kedisiplinan dalam mencatat perubahan setiap hari,” jelasnya lagi.
Selama lima hari kegiatan berlangsung, antusiasme siswa tidak surut sedikit pun. Mereka bahkan saling berdiskusi tentang hasil pengamatan masing-masing, mencoba menebak mengapa pertumbuhan pada tempat gelap lebih cepat namun warnanya pucat. Diskusi ringan itu menjadi bukti bahwa rasa ingin tahu ilmiah telah tumbuh di benak mereka.
Kegiatan pengamatan pertumbuhan kecambah ini menjadi pengalaman belajar berharga bagi siswa SD Muhammadiyah Palur. Tidak hanya memperdalam pemahaman mereka tentang konsep pertumbuhan tanaman, tetapi juga melatih ketelitian, kemampuan berpikir kritis, dan rasa tanggung jawab.
Bagi Assifa dan rekan-rekan guru lainnya, kegiatan ini akan terus dikembangkan sebagai bagian dari strategi pembelajaran aktif di sekolah. “Kami ingin anak-anak belajar dengan gembira. Melalui pengalaman langsung seperti ini, ilmu tidak lagi terasa membosankan,” ungkapnya dengan senyum puas.
Kontributor : Choerul Anam
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha



