
PWMJATENG.COM, Kendal – Suasana sejuk di bawah kaki Gunung Prau, Desa Sumilir, Bringinsari, Sukorejo, menjadi saksi kemeriahan Perkemahan Jumat-Sabtu (Perjusa) Hizbul Wathan (HW) Qabilah Jenderal Soedirman dan Laksamana Malahayati SMP Muhammadiyah 4 Sukorejo. Kegiatan berlangsung pada 19–20 September 2025 dengan penuh antusiasme dari seluruh siswa kelas VII yang menjadi peserta.
Perjusa kali ini mengusung tema “Pandu Pengenal, Berkarakter, dan Berakhlak Karimah.” Selama dua hari, para peserta terlibat dalam berbagai agenda yang telah disiapkan panitia. Mulai dari penjelajahan alam, pentas seni, lomba ketangkasan, hingga kegiatan keagamaan seperti salat berjemaah dan tadarus Al-Qur’an.
Dengan latar alam terbuka yang indah dan udara pegunungan yang menyejukkan, siswa belajar banyak hal baru. Mereka diajak memahami arti kebersamaan, kekompakan, serta kemandirian. Semangat peserta terlihat jelas sejak awal kegiatan hingga penutupan.
Salah satu peserta, Erlika Atmawan, mengaku sangat gembira mengikuti perkemahan ini. “Seru banget! Aku senang bisa berkemah di sini. Pemandangannya indah, udaranya sejuk, dan yang paling penting, aku bisa belajar banyak hal baru bareng teman-teman,” ujarnya dengan mata berbinar.
Erlika menambahkan bahwa kegiatan ini mengajarkannya untuk lebih kompak bersama teman-teman satu regu. “Kami jadi lebih kompak dan saling membantu. Pengalaman ini pasti bakal selalu aku ingat,” katanya penuh kesan.
Keceriaan peserta seperti Erlika mencerminkan betapa kegiatan ini mampu memberikan pengalaman berharga di luar bangku sekolah. Perkemahan bukan hanya soal kegiatan fisik, tetapi juga sarana membentuk mental dan karakter pandu yang tangguh.
Pembina HW SMP Muhammadiyah 4 Sukorejo, Yunita Ega Pratiwi, menegaskan bahwa kegiatan Perjusa bukan sekadar agenda rutin. Menurutnya, kegiatan ini adalah momentum penting dalam membentuk jati diri pandu pengenal.
Baca juga, Gambaran Neraka dalam Tafsir Al-Mudatsir: Peringatan Bagi Umat Manusia
“Perjusa ini adalah momen penting untuk menanamkan nilai-nilai luhur kepanduan. Saya berharap, setelah kegiatan ini, para pandu pengenal bisa menjadi pribadi yang lebih mandiri, bertanggung jawab, dan memiliki akhlakul karimah,” ungkap Yunita.

Ia menambahkan, pembentukan karakter menjadi kunci agar para siswa tidak hanya unggul dalam akademik, tetapi juga siap menghadapi tantangan hidup dengan ketangguhan mental dan spiritual. “Semoga mereka tidak hanya menjadi generasi yang cerdas secara akademis, tetapi juga tangguh dalam menghadapi tantangan hidup, serta selalu berpegang teguh pada ajaran agama,” tegasnya.
Di tengah keindahan alam kaki Gunung Prau, para peserta benar-benar merasakan kebersamaan. Saat malam tiba, suasana semakin hangat dengan kegiatan pentas seni. Setiap kelompok menampilkan kreativitas mereka melalui lagu, tarian, hingga drama sederhana. Tawa dan tepuk tangan bergema, menambah semarak kegiatan yang penuh keceriaan.
Selain itu, penjelajahan alam juga menjadi pengalaman yang paling dinanti. Para peserta berjalan menyusuri jalur pedesaan yang asri sambil belajar tentang lingkungan. Mereka dilatih untuk peduli terhadap alam sekaligus menjaga kekompakan tim. Bagi siswa yang belum terbiasa hidup mandiri, kegiatan ini menjadi ajang pembelajaran nyata.
Tidak ketinggalan, kegiatan keagamaan seperti salat berjemaah dan tadarus Al-Qur’an memberikan nuansa spiritual yang memperkaya perkemahan. Dengan bimbingan pembina, para siswa belajar bahwa kepanduan Hizbul Wathan tidak hanya menekankan keterampilan fisik, tetapi juga menguatkan aspek iman dan akhlak.
Kegiatan Perjusa HW SMP Muhammadiyah 4 Sukorejo tahun ini meninggalkan kesan mendalam, baik bagi peserta maupun pembina. Di balik keceriaan dan keseruan, tersimpan pelajaran penting tentang arti persaudaraan, kerja sama, serta ketangguhan mental.
Kontributor : Akbar Ginanjar
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha