Senapan Serbu Warnai Janji Setia Melati DIKLATSUSPIM dan Bela Negara KOKAM Jawa Tengah
PWMJATENG.COM PURWOREJO – Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM) Jawa Tengah, adakan pendidikan, pelatihan khusus pimpinan (DIKLATSUSPIM) dan Bela Negara di Bataliyon Yonif 412 Kab. Purworejo.
Diklatsuspim di adakan selama tiga hari jum’at s.d sabtu, 29 s.d 31 Oktober 2021. Agenda tersebut dihadiri oleh Dahnil Anzar Simanjuntak (Jubir Kemenhan), Yuli Hastuti (Wakil Bupati Kab. Purworejo), Letkol Inf. Lukman Hakim (Dandim Kab. Purworejo), Letkol Inf. Mochammad Renaldy Herbowo (Komandan Bataliyon Infantri 412), Kapolres Kab. Purworejo dan Eko Pujiatmoko (Ketua PWPM Jawa Tengah) serta Kapten Yohanes (Pelatih Diklatsuspim).
*
Pendidikan dan pelatihan khusus pimpinan tahun ini dirasakan oleh para peserta dengan nuansa yang berbeda, bekerja sama dengan Bataliyon Infantri 412 Kab. Purworejo. Dalam pendidikan dan pelatihan ini, peserta diajarkan akan makna kedisiplinan; ketangguhan; ketangkasan; kekompakan; militansi serta kecerdasan memimpin sebuah organisasi. Namun, diklatsuspim ini menjadi berbeda, saat terdengarnya suara tembakan senapan serbu AK 5,56 mm (SS1-V1) pada pukul 02.00 WIB tanggal 31 Oktober 2021. Semua peserta Diklatsuspim kaget dan bahkan berhamburan untuk segera keluar dari tenda, untuk menghindari suara tembakan yang berulang-ulang di samping tenda.
Lovita Ivan Hidayatullah (Peserta/ Ristek PWPM Jateng), mengatakan “suara tembakan terdengar berulang-ulang disamping kanan kiri tenda, seluruh peserta kaget; “ono opo iki” bahkan ada yang teriak “Allahu Akbar”. Di samping tenda ada teriakan “keluar cepat, jangan tidur saja, dalam hitungan 10 detik, harus sudah keluar semua!”, semua peserta di minta mengenakan baju PDS lengkap (tanpa baret) dan langsung keluar dari tenda.
Setelah keluar tenda, suara tembakan masih terdegar, saat kondisi masih belum setabil “nyowone hurung kumpul”, semua peserta di siapkan dan langsung diminta untuk melaksanakan tiarap yang jaraknya kurang lebih setengah lapangan sepak bola. Suara tembakan terus terdengar, dikanan kiri kami, sampai pada tengah lapangan kami di minta untuk melakukan rolling kedepan, sampai garis ujung lapangan. “rasanya ingin muntah”, bahkan tidak sedikit yang langsung memuntahkan isi perutnya, akibat kepala pening dan mual. Tidak berhenti di situ, kami masih di minta untuk melakukan “guling kanan maupun kiri” dan di tambah melalukan push up secara bersama-sama (seperti ular), memanjang.
*
Rasanya luar biasa, butuh ketenangan dan tarik nafas berulang-ulang untuk mengembalikan kondisi tenaga kami. Di akhir tradisi itu, kami di minta untuk lari dari ujung sebelah barat sampai ujung sebelah timur lapangan. Kita di bariskan dan mendapatkan arahan dari beliau Kapten Yohanes selaku coordinator pelatih diklatsuspim. Setelah selesai pengarahan sekaligus pengecekan, di teruskan agenda janji setia melati KOKAM dan penyalaan api unggun, dalam kesempatan itu, masih juga terdengar suara tembakan. Tutup dia.
Kapten Yohanes, berpesan dalam sesie pengarahan pagi; “latihan ini bukan di maksudkan untuk penyiksaan, akan tetapi, latihan ini di maksudkan guna melatih kecekatan, ketangguhan, kekompakan, serta solidaritas antar tim. Pemimpin harus cerdas, ingat pesan Ki Hajar Dewantara; tut wuri handayani (dari belakang seorang pemimpin harus bisa memberikan dorongan dan arahan), ing madya mangun karsa (di tengah atau di antara anggota, pemimpin harus menciptakan prakarsa dan ide), dan ing ngarsa sung tulada (di depan, seorang pemimpin harus memberi teladan atau contoh tindakan).
*
Oleh karenanya, kalian adalah pemimpin di setiap daerah masing-masing, ingat, pemimpin harus cerdas, tidak boleh lemah, dan harus kuat dalam kondisi apapun. Jadilah seperti Jenderal Soedirman, biarpun dalam kondisi sakit, beliau tetap menjalankan tugas sebagaimana yang menjadi tanggung jawab beliau. Tandas Yohannes.
Setelah agenda pengarahan pagi oleh Pelatih, dilanjutkan agenda Sumpah Janji Setia Melati, yang di barengi agenda Api Unggun. Kemudian dalam kesempatan itu, semua peserta secara serentak mengucap janji setia melati sekaligus mencium bendera merah putih dan bendera Muhammadiyah (secara bergantian).
Peserta Diklatsuspim di ikuti oleh 72 pimpinan dari jumlah total pendaftar 105 orang. Agenda tersebut berlangsung dengan rasa penuh semangat dari para peserta. Eko Pujiatmoko mengingatkan kepada para kader dan pimpinan saat menutup acara “ingat pesan daripada trilogi kokam yaitu (1) Kemanusiaan, (2) Kebencanaan, dan (3) Ekologi. Setelah pulang dari Diklatsuspim dan bela negara ini, mari bersama-sama kita merawat serta menjaga; pertama, Negara kesatuan Republik Indonesia; kedua, Ukhuwah Islamiyah; ketiga, persyarikatan Muhammadiyah. Kokam harus selalu siap sedia, menjadi garda terdepan mengawal tiga elemen tersebut. Dengan ilmu dan amal serta mengharap ridho Allah SWT, semoga segala urusan kita akan selalu di permudah dalam hal apapun”. Aamiin … Tutup Beliau (Sahabat Lovita)