
PWMJATENG.COM, Pekalongan – Kelompok Studi Ekonomi Islam (KSEI) Iqtishoduna Universitas Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan (UMPP) sukses menyelenggarakan Seminar Nasional Sharia Economics Festival (SEF) 2025 pada Kamis (27/2/2025). Acara yang bertema Tantangan dan Peluang dalam Digitalisasi Industri Halal di Indonesia ini digelar secara luring di Ruang Teater Lt. 7 Gedung Rektorat UMPP dan daring melalui Zoom Meeting.
Seminar ini menjadi puncak dari rangkaian SEF 2025, bertujuan meningkatkan wawasan mengenai digitalisasi industri halal di Indonesia. Lebih dari 100 peserta hadir, termasuk siswa, mahasiswa, pelaku UMKM, dan masyarakat umum. Beberapa tamu undangan turut meramaikan acara ini.
Wakil Rektor III UMPP, Aslam Fatkhuddin, membuka seminar secara resmi. Ia menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan komitmen KSEI Iqtishoduna bersama UMPP dalam mendukung ekonomi Islam. “Dengan dukungan Bank Indonesia dan para pemangku kepentingan, digitalisasi industri halal diharapkan semakin berkembang dan memberikan manfaat luas bagi masyarakat,” ujarnya.
Seminar ini menghadirkan narasumber ahli, yakni Mudatsir dan Liana Ciptowati dari Bank Indonesia Tegal, Agus Suyanto selaku dosen Teknologi Pangan UNIMUS, serta Haryono, Owner RotiQu.
Mudatsir membahas konsep Halal Lifestyle yang mencakup makanan dan minuman halal, modest fashion, hingga media dan hiburan halal. “Kampanye gerakan generasi sadar halal sangat diperlukan untuk meningkatkan literasi ekonomi dan keuangan syariah,” katanya.
Baca juga, Keutamaan Puasa Ramadan dalam Meningkatkan Ketakwaan
Liana Ciptowati menjelaskan bahwa Indonesia memiliki potensi besar menjadi pusat industri halal dunia. “Bank Indonesia memiliki strategi penguatan ekosistem produk halal, keuangan syariah, serta literasi dan inklusi halal lifestyle,” ungkapnya. Ia juga menambahkan bahwa Program Pengembangan Ekonomi Syariah BI menjadi pilar utama dalam pencapaian Indonesia sebagai pusat industri halal.

Agus Suyanto menguraikan tantangan dalam industri halal, seperti regulasi yang belum optimal, banyaknya UMKM yang belum memiliki sertifikasi halal, serta persaingan dari negara non-Muslim seperti Afrika dan Thailand. “Namun, peluang tetap besar, mengingat populasi Muslim dunia terus meningkat dan posisi Indonesia sebagai negara dengan penduduk Muslim terbesar harus dimanfaatkan,” paparnya.
Ia menambahkan bahwa pengembangan industri halal memerlukan dukungan regulasi yang kuat, peningkatan kapasitas lembaga sertifikasi halal, serta sosialisasi halal lifestyle.
Sementara itu, Haryono berbagi kisah sukses dalam membangun bisnis halal dari skala lokal hingga global. Kisahnya menginspirasi mahasiswa untuk berinovasi dan memanfaatkan digitalisasi dalam mengembangkan usaha halal.
Seminar semakin menarik dengan pembagian suvenir dari Bank Indonesia kepada 20 peserta dengan kuisioner terbaik. Sesi tanya jawab yang interaktif juga menambah antusiasme peserta. Panitia memberikan doorprize kepada peserta yang aktif bertanya serta mengumumkan pemenang lomba esai dan konten kreatif yang menjadi bagian dari SEF 2025.
Acara ditutup dengan sesi foto bersama antara peserta, narasumber, dan tamu undangan. Kesuksesan SEF 2025 menunjukkan optimisme KSEI Iqtishoduna UMPP dalam mendorong mahasiswa berperan lebih besar dalam ekonomi syariah. Dukungan Bank Indonesia dan stakeholder lainnya semakin memperkuat keyakinan bahwa digitalisasi industri halal merupakan peluang besar yang harus dimanfaatkan secara optimal.
Kontributor : Muhammad Najib
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha