
PWMJATENG.COM, Surakarta – Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) KH Mas Mansur Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggeliatkan semangat dakwah kampus melalui program Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA) dan Kajian Fastabiqul Khairat. Kegiatan ini menjadi bukti nyata pengabdian mahasiswa dalam menebar nilai-nilai Islam di lingkungan kampus dan masyarakat sekitar.
Program yang diinisiasi oleh Tim Penelitian dan Pengabdian Ormawa (PPO) IMM KH Mas Mansur UMS ini bertujuan memperkuat pemahaman Al-Qur’an dan As-Sunnah di kalangan masyarakat kampus. IMM sebagai organisasi pergerakan Islam di tingkat mahasiswa berkomitmen menjalankan peran dakwah yang mengakar pada nilai keilmuan dan pengabdian.
Ketua penelitian PPO, Zulfan Falakhi, menjelaskan bahwa program TPA ini lahir dari keinginan untuk menghidupkan masjid KH Mas Mansur dengan aktivitas keagamaan yang melibatkan mahasiswa. “Kami ingin memakmurkan masjid dengan memanfaatkan potensi mahasantri yang tinggal di lingkungan Pesma. Mereka memiliki kemampuan dan semangat tinggi untuk berdakwah melalui pendidikan Al-Qur’an,” ujarnya pada Jumat (2/11).
Zulfan menambahkan, program TPA dan Kajian Fastabiqul Khairat tidak hanya menyasar mahasiswa, tetapi juga staf kantin, petugas kebersihan, dosen, serta masyarakat umum di sekitar UMS. Menurutnya, kegiatan ini sejalan dengan tri kompetensi dasar IMM, yakni religiusitas, humanitas, dan intelektualitas.
“Pembentukan TPA ini merupakan bentuk nyata implementasi nilai religius dan humanitas. Kami ingin membantu masyarakat sekitar agar bisa membaca dan memahami Al-Qur’an dengan baik,” jelasnya.
Baca juga, Aplikasi Al-Qur’an Muhammadiyah (Qur’anMu)
Zulfan menegaskan, hasil dari penelitian dan pelaksanaan program ini diharapkan mampu menumbuhkan semangat dakwah di lingkungan kampus. Ia berharap kegiatan serupa dapat menginspirasi mahasiswa untuk terus aktif dalam kegiatan keagamaan. “Kami ingin semangat berlomba dalam kebaikan terus membara di IMM KH Mas Mansur UMS,” tegasnya.
PK IMM KH Mas Mansur menilai peran mahasantri sangat penting dalam membangun masyarakat Qur’ani. Sebagian besar mahasantri Pesma memiliki kemampuan membaca Al-Qur’an dan memahami ilmu tajwid dengan baik. Namun, masih banyak masyarakat sekitar yang belum mampu melafalkan Al-Qur’an secara benar. Kondisi inilah yang menjadi alasan kuat diadakannya program tersebut.

Zulfan berharap, program ini tidak berhenti pada satu periode kegiatan saja. “Semoga program ini bisa menjadi inspirasi bagi pengembangan dakwah dan pendidikan Islam, khususnya di lingkungan kampus Muhammadiyah,” katanya.
Salah satu peserta TPA, Sukarmi, yang juga merupakan staf kantin Pesma KH Mas Mansur, mengaku merasakan manfaat besar dari kegiatan ini. Menurutnya, program TPA dan Kajian Fastabiqul Khairat memberikan pengaruh positif terhadap kehidupan spiritual para peserta.
“Program ini menjadi wadah belajar Al-Qur’an yang menyenangkan sekaligus mempererat hubungan antara mahasiswa, dosen, dan masyarakat. Banyak ilmu baru yang saya dapat, dan suasananya hangat,” ungkap Sukarmi.
Ia menambahkan, para pengajar yang berpengalaman membuat peserta semakin bersemangat untuk belajar. “Kami berharap kegiatan ini terus berlanjut. Sesekali bisa disertai kegiatan penyegaran agar suasana lebih segar, dan tempat kajian dibuat lebih terbuka supaya banyak orang bisa ikut mendengarkan,” harapnya.
Kontributor : Roselia
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha



