PWMJATENG.COM, Grobogan – PPK ORMAWA IMM Ahmad Dahlan Universitas Muhammadiyah Semarang resmi meluncurkan Sekolah Perempuan Plus di Desa Kandangrejo, Kecamatan Klambu, Kabupaten Grobogan, Sabtu (2/8/2025). Program ini menjadi momentum penting dalam mendorong perempuan desa agar semakin berdaya secara ekonomi melalui penguatan keterampilan berbasis kompetensi.
Mengusung tema “Sekolah Perempuan Plus di Desa Kandangrejo untuk Membangun Kemandirian Ekonomi melalui Penguatan Keterampilan Berstandar Kompetensi”, acara ini menghadirkan sinergi antara mahasiswa, pemerintah, dan sektor swasta.
Sebanyak 35 perempuan dari Desa Kandangrejo tercatat sebagai peserta angkatan kedua Sekolah Perempuan Plus. Mereka akan mengikuti pelatihan berbasis praktik dengan dua fokus utama: pengembangan komoditas lokal bawang merah dan pelatihan keterampilan tata rias.
“Pada 2024, program ini masih bersifat teoritis. Namun tahun ini, kami bertransformasi menjadi pelatihan langsung yang aplikatif,” ujar Reffi, Ketua Tim Pelaksana.
Ia menjelaskan bahwa kurikulum sebelumnya mencakup sembilan materi, mulai dari parenting, kesiapan berkeluarga, literasi keuangan, hingga edukasi anti-hoaks. Tahun ini, fokusnya diarahkan pada pemberdayaan ekonomi melalui praktik riil di lapangan.
“Komoditas bawang merah menjadi unggulan karena potensi lokal yang besar. Sementara pelatihan tata rias ditujukan untuk membuka peluang jasa kecantikan berbasis rumah tangga,” tambah Reffi.
Grand Launching Sekolah Perempuan Plus diresmikan melalui prosesi pemotongan pita oleh Kepala Biro Kemahasiswaan Universitas Muhammadiyah Semarang, Fitria Fatichatul Hidayah, yang mewakili Wakil Rektor III.
Acara tersebut dihadiri perwakilan dari berbagai instansi strategis. Di antaranya, Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Provinsi Jawa Tengah, DP3AKB Kabupaten Grobogan, Dinas Ketahanan Pangan, Dinas Lingkungan Hidup, serta Disnakertrans Grobogan. Hadir pula PDA Grobogan, Polsek Klambu, pemerintah kecamatan dan desa setempat, serta mitra swasta seperti PT SUN dan PT Paragon.
Baca juga, Mengungkap Negeri Rum: Sejarah, Letak, dan Relevansi dalam Al-Qur’an
“Sinergi ini membuktikan bahwa pemberdayaan perempuan bukan hanya tugas satu pihak, tapi tanggung jawab kolektif,” ungkap Reffi.
Kepala Desa Kandangrejo, Widi Rifa’i, menyampaikan apresiasinya atas kontribusi mahasiswa dalam pembangunan desa. “Program ini tidak hanya memberi keterampilan, tetapi juga membuka jalan bagi perempuan untuk menjadi pelopor perubahan,” tuturnya.
Hal senada disampaikan Sukarno, perwakilan Kecamatan Klambu. Ia menilai bahwa sekolah ini menjadi jembatan penting bagi perempuan desa untuk menggali potensi diri di bidang pertanian dan jasa.
Kepala DP3AKB Grobogan, Indartiningsih, menekankan pentingnya keberlanjutan program. Ia menyebut hasilnya sangat nyata dan relevan dengan kebutuhan lokal. “Perempuan yang dilatih mampu mengolah komoditas sendiri dan memiliki keterampilan kecantikan yang menjanjikan,” ujarnya.
Sri Purwanti dari Disperindag Provinsi Jawa Tengah juga memberikan apresiasi atas model kegiatan ini. Ia menilai pendekatan yang dilakukan berbeda dengan kegiatan mahasiswa biasanya. “Mahasiswa terjun langsung dan aktif membaur dengan masyarakat, bukan sekadar observasi,” katanya.
Program ini merupakan bagian dari Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK ORMAWA), yang digagas Kementerian Pendidikan, Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendiktisaintek). Tujuannya, memberikan ruang kepada mahasiswa untuk berperan aktif dalam pengabdian masyarakat.
Kontributor : Salsa
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha
