Segudang Keistimewaan Salat Subuh yang Tak Boleh Tertinggalkan

PWMJATENG.COM – Salat Subuh sering kali dianggap ibadah yang berat bagi sebagian umat Islam. Waktu pelaksanaannya yang berada pada awal hari membuat sebagian orang tergoda untuk tetap terlelap. Namun, di balik tantangan itu, salat Subuh menyimpan segudang keistimewaan yang ditegaskan dalam Al-Qur’an, hadis, dan penjelasan para ulama. Hal ini menjadi pembahasan menarik dalam sebuah kajian yang disampaikan oleh anggota Majelis Tarjih dan Tajdid Muhammadiyah, Yayuli.
Menurut penjelasan Yayuli, salat Subuh merupakan salah satu ibadah yang memiliki kedudukan istimewa. Ia menekankan bahwa Al-Qur’an telah menyebut secara khusus keutamaan salat Subuh. Firman Allah dalam Surat Al-Isra ayat 78 menyebutkan:
إِنَّ قُرْآنَ الْفَجْرِ كَانَ مَشْهُودًا
Artinya, “Sesungguhnya bacaan salat Subuh itu disaksikan (oleh malaikat).”
Ayat tersebut, kata Yayuli, menjadi dasar bahwa salat Subuh termasuk salat yang mendapat perhatian khusus. Dalam tafsir Ibnu Katsir dijelaskan, pada waktu Subuh terjadi pergantian malaikat. Malaikat malam yang bertugas mencatat amal manusia digantikan oleh malaikat siang. Pertemuan kedua malaikat itu menambah kemuliaan salat Subuh di sisi Allah.
Sejalan dengan penjelasan tersebut, Yayuli juga mengingatkan sebuah hadis yang diriwayatkan Abu Hurairah. Rasulullah SAW menyebut bahwa malaikat silih berganti menjaga manusia pada waktu salat Subuh dan salat Asar. Dengan demikian, kedua waktu salat itu menjadi momen penting yang sarat dengan nilai spiritual.
Lebih jauh, Yayuli menguraikan keistimewaan berikutnya, yaitu jaminan surga bagi orang yang menjaga salat Subuh. Ia mengutip hadis yang diriwayatkan Abu Musa, bahwa siapa yang menunaikan salat Subuh dan salat Asar, yang disebut sebagai bardain, akan mendapat jaminan surga. Hal ini menunjukkan betapa besar kasih sayang Allah kepada hamba-Nya yang menjaga ibadah pada dua waktu tersebut.
Selain itu, hadis lain menyebutkan bahwa orang yang melaksanakan salat Subuh akan berada dalam perlindungan Allah. Rasulullah SAW bersabda dalam hadis riwayat Muslim:
مَنْ صَلَّى الصُّبْحَ فَهُوَ فِي ذِمَّةِ اللَّهِ
Artinya, “Barang siapa yang menunaikan salat Subuh, maka ia berada dalam jaminan Allah.”
Menurut Yayuli, janji tersebut menjadi motivasi kuat agar umat Islam tidak meninggalkan salat Subuh meski harus berjuang melawan rasa kantuk.
Baca juga, Hukum Gaji yang Didapatkan dari Pekerjaan Lewat Jalur Ordal
Keutamaan lain yang tidak kalah penting adalah pahala salat Subuh berjamaah yang setara dengan ibadah semalam penuh. Yayuli menyebut hadis riwayat Utsman bin Affan yang menegaskan bahwa salat Isya berjamaah bernilai setengah malam ibadah, sedangkan salat Subuh berjamaah bernilai ibadah semalam suntuk. Keutamaan ini memperlihatkan betapa besar ganjaran yang Allah siapkan bagi orang yang menjaga salat berjamaah.
Salat Subuh juga berperan sebagai benteng dari sifat kemunafikan. Rasulullah SAW menegaskan bahwa salat Isya dan salat Subuh adalah salat yang paling berat bagi orang munafik. Nabi bahkan bersabda bahwa jika mereka mengetahui keutamaannya, niscaya mereka akan mendatanginya meski harus merangkak. Penjelasan ini menjadi peringatan keras agar umat Islam tidak lalai dalam menunaikan salat Subuh.

Dalam sesi tanya jawab, seorang peserta kajian menanyakan bacaan surat yang paling utama dalam salat Subuh. Yayuli menjawab bahwa Rasulullah SAW tidak menentukan bacaan khusus, berbeda dengan salat Jumat atau Id. Akan tetapi, Rasulullah menganjurkan membaca surat yang panjang karena salat Subuh hanya terdiri dari dua rakaat.
Ia juga menyinggung salat sunah qabliyah Subuh. Menurut hadis, dua rakaat salat sunah sebelum Subuh lebih baik daripada dunia dan seisinya. Penjelasan ini semakin menegaskan betapa salat Subuh memiliki posisi yang sangat tinggi dalam Islam.
Isu lain yang mengemuka dalam forum adalah mengenai keikutsertaan perempuan dalam salat berjamaah. Yayuli menjelaskan bahwa perempuan diperbolehkan salat berjamaah di masjid selama tidak menimbulkan fitnah. Rasulullah SAW pun telah mengatur posisi saf salat, yakni laki-laki di barisan depan, anak-anak di tengah, dan perempuan di bagian paling belakang.
Menariknya, kajian ini juga direspons oleh pimpinan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS). Mereka memberikan masukan agar keistimewaan salat Subuh berjamaah dapat dihidupkan di lingkungan kampus. Salah satu bentuk implementasi adalah mendorong mahasiswa serta civitas akademika untuk memakmurkan masjid-masjid UMS melalui salat berjamaah, khususnya pada waktu Subuh.
Yayuli menutup kajian dengan ajakan agar seluruh civitas academica UMS senantiasa bersemangat menjaga salat Subuh berjamaah. Ia menegaskan bahwa berbagai keistimewaan yang Allah dan Rasulullah janjikan seharusnya menjadi motivasi besar bagi umat Islam. Menurutnya, siapa pun yang merasakan nikmatnya salat Subuh akan menyadari bahwa ibadah ini bukan hanya kewajiban, tetapi juga sumber ketenangan dan kekuatan iman.
Kontributor : Yusuf
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha