Rektor UMS Sampaikan Kuliah Umum di UMMI, Tekankan Profesionalisme Guru Era 5.0

PWMJATENG.COM, Surakarta, 9 Desember 2026 — Rektor Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Prof. Dr. Harun Joko Prayitno, M.Hum., menjadi keynote speaker dalam Kuliah Umum Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI). Kegiatan bertema “Guru Profesional di Era 5.0: Menumbuhkan Karakter dan Keteladanan dengan Spirit Deep Learning” tersebut berlangsung secara hybrid dan diikuti ratusan mahasiswa, dosen, serta peserta dari berbagai daerah termasuk pengawas sekolah Indonesia di Thailand.
Dalam pemaparannya, Prof. Harun menegaskan bahwa guru era 5.0 tidak cukup hanya menguasai ilmu, tetapi harus menghadirkan pembelajaran yang berdampak, berkarakter, dan berkelanjutan. Ia memperkenalkan konsep cycling sebagai gambaran perjalanan profesional guru yang terus bergerak, mengajar, menulis, dan memberi kontribusi kepada masyarakat.
“Kreativitas tanpa batas dan inovasi tiada henti adalah ruh guru profesional. Kita harus bergerak, bukan berhenti seperti patung. Ilmu itu menjadi ilmu jika diamalkan, dan menjadi amal ketika memberi manfaat,” tegasnya.
Prof. Harun juga menyampaikan bahwa UMMI memiliki potensi besar untuk tumbuh sebagai kampus kependidikan unggul. UMS berkomitmen mendampingi UMMI dalam peningkatan mutu akademik dan percepatan akreditasi melalui jejaring Dikti Litbang PP Muhammadiyah dan ALPTK PTMA.
Ia turut menyoroti peluang kolaborasi internasional, di antaranya:
- Program KKN internasional UMS di Malaysia dan Thailand,
- Kesempatan mahasiswa berprestasi mengikuti program mengajar di Muhammadiyah Academy College (MAC), Melbourne.
“Ini kesempatan untuk memperluas exposure global dan meningkatkan pengalaman profesional,” jelasnya.
Untuk memperkuat budaya akademik, Prof. Harun menekankan pentingnya nilai 3K: Kompak, Komitmen, dan Kokoh. Kekompakan menjadi dasar kerja tim, komitmen sebagai energi perjuangan, dan kekokohan sebagai tujuan kelembagaan.
Ia juga menambahkan konsep KSB: Kolaborasi, Sinergi, dan Berkelanjutan, yang menurutnya wajib menjadi pola kerja perguruan tinggi.
“Tidak ada lembaga yang maju sendirian. Semua harus bergerak bersama,” ujarnya.
Pada bagian akhir, Prof. Harun menekankan pentingnya relasi kemanusiaan dalam proses belajar mengajar. Guru profesional, katanya, harus mampu menghadirkan pembelajaran yang mindful, meaningful, dan joyful. “Sering kali mahasiswa stres bukan karena materi, tetapi karena tidak mendapat respons dari gurunya. Human relation itu penting,” tuturnya.
Kuliah umum ditutup dengan sesi diskusi interaktif. Kehadiran Rektor UMS menjadi wujud penguatan jejaring perguruan tinggi Muhammadiyah serta dukungan terhadap peningkatan kapasitas pendidik melalui kolaborasi dan pendekatan berkelanjutan.
Editor: Al-Afasy



