Rekreasi di Bulan Syawal , Utamakan Shalat Lima Waktu
Kang Didi, Departemen Dakwah dan Pengkajian Agama
PWPM JATENG
Bulan syawal bulan yang sangat ramai, jalanan ramai. Hilir mudik mobil, motor sampai pejalan kaki menyesaki jalanan di kota maupun desa. Orang-orang kota pulang kampung. Para TKI dan TKW cuti lebaran.
Syawal menjadi puncak proses maaf maafan. Setelah di bulan Ramadhan kaum muslimin mengusahakan maaf dan ampunan dari Tuhan, maka bulan syawal disempurnakan dengan maaf maafan dengan sesama manusia. Komplitlah jalinan hubungan. Hablum minalloh dan hablum minannas.
di bulan syawal tempat tempat wisata juga penuh pengunjung. Pantai, water boom, maupun tempat-tempat lainnya. Suasana ceria, anak-anak merasakan kegembiraan menikmati liburan saat lebaran.
Tapi ada satu catatan kecil yang perlu diingatkan agar jangan sampai dilupakan, Yaitu shalat lima waktu. Jadi sesibuk apapun silaturahim dan rekreasi di bulan syawal, perhatikanlah shalat lima waktu.
Bila sedang di pantai atau tempat wisata manapun, perhatikan di mana mushalanya. Bila tiba waktu shalat maka hentikan sejenak aktivitas dan dirikanlah shalat. Lakukan dengan tenang dan khusyu’. Meskipun berada di tengah keriuhan tetaplah jaga kekhusyu’an saat berdiri menghadap Tuhan Pemberi semua kenikmatan.
Bila Anda musafir jauh dari luar propinsi jangan sia-siakan peluang untuk mengqashar shalat dari empat raka’at jadi dua raka’at. Baik juga dengan menjamak. Tetaplah perhatikan kebagusan dan kekhusyukan selama mendirikan shalat.
Syawal, lebaran, rekreasi liburan bukanlah alasan untuk meninggalkan shalat. Anak-anak juga ingatkan terus. Dalam kondisi sibuk maupun lapang tetap perhatikan urusan yang kelak pertama kali akan Allah tanyakan di Hari Perhitungan.
Semua nikmat ini, rezeki, makanan, minuman, panjang umur, kesehatan, kerukunan dan pertemuan keluarga adalah izin dan pemberian Allah Tuhan semesta alam. Maka rukuk dan sujudlah padaNya agar nikmat itu tidak hilang. Agar nikmat itu disempurnakan dengan keridhaan Tuhan dan kekal hingga alam kemudian.