Khazanah Islam

Refleksi Sumpah Pemuda: Syubbanul Yaumi, Rijalul Ghodd

PWMJATENG.COM – Peringatan Sumpah Pemuda setiap 28 Oktober selalu menghadirkan momentum refleksi bagi generasi muda Indonesia. Spirit kebangsaan yang lahir dari semangat persatuan para pemuda tahun 1928 itu menjadi bukti bahwa perubahan besar dalam sejarah bangsa selalu dimulai dari energi anak muda. Dalam konteks keislaman, semangat itu senafas dengan pesan Rasulullah ﷺ tentang peran strategis pemuda dalam menentukan masa depan umat.

Ungkapan syubbanul yaumi, rijalul ghodd—“pemuda hari ini adalah pemimpin masa depan”—mengandung pesan mendalam tentang tanggung jawab generasi muda. Pemuda tidak hanya dilihat sebagai penerus estafet sejarah, tetapi juga sebagai aktor perubahan yang berani mengambil peran dalam perbaikan sosial, moral, dan spiritual masyarakat.

Pemuda dalam Perspektif Islam

Islam menempatkan pemuda pada posisi yang mulia. Dalam banyak kisah Al-Qur’an, generasi muda disebut sebagai pelopor kebenaran dan keadilan. Allah ﷻ berfirman tentang para pemuda Ashabul Kahfi:

إِنَّهُمْ فِتْيَةٌ آمَنُوا بِرَبِّهِمْ وَزِدْنَاهُمْ هُدًى

“Sesungguhnya mereka adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka, dan Kami tambahkan petunjuk kepada mereka.” (QS. Al-Kahf [18]: 13)

Ayat ini menunjukkan bahwa kekuatan iman dan keberanian pemuda menjadi modal utama dalam menghadapi tantangan zaman. Pemuda yang beriman tidak akan mudah tergoda oleh hedonisme atau arus budaya yang melemahkan nilai moral. Mereka justru menjadi cahaya yang menuntun umat menuju kebenaran.

Rasulullah ﷺ juga bersabda:

اغتنم خمساً قبل خمسٍ: شبابك قبل هرمك…

“Manfaatkanlah lima perkara sebelum lima perkara: masa mudamu sebelum datang masa tuamu…” (HR. Al-Hakim)

Hadis ini mengingatkan bahwa masa muda adalah waktu emas yang tidak boleh disia-siakan. Pemuda harus mengisinya dengan ilmu, amal, dan pengabdian.

Baca juga, Aplikasi Al-Qur’an Muhammadiyah (Qur’anMu)

Sumpah Pemuda yang menyatukan bahasa, tanah air, dan bangsa Indonesia sesungguhnya memiliki nilai-nilai universal Islam: ukhuwah, keadilan, dan tanggung jawab sosial. Semangat tauhid sosial—yaitu kesatuan dan keesaan tujuan dalam kebaikan—tampak nyata dalam ikrar pemuda kala itu. Mereka menanggalkan ego suku dan daerah demi cita-cita luhur kemerdekaan.

Sebagaimana firman Allah ﷻ:

إِنَّ هَٰذِهِ أُمَّتُكُمْ أُمَّةً وَاحِدَةً وَأَنَا رَبُّكُمْ فَاعْبُدُونِ

“Sesungguhnya (agama) ini adalah agama kamu semua, agama yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku.” (QS. Al-Anbiyā’ [21]: 92)

Ayat tersebut menjadi dasar spiritual dari semangat kebangsaan: kesatuan di atas nilai tauhid. Pemuda Muslim Indonesia seharusnya menjadikan spirit Sumpah Pemuda sebagai bagian dari pengamalan iman—bahwa mencintai bangsa dan memajukannya merupakan wujud syukur kepada Allah.

Menjadi Pemuda Progresif dan Berakhlak

Refleksi Sumpah Pemuda di era modern menuntut generasi muda untuk menjadi pribadi yang progresif dan berakhlak. Dunia digital, globalisasi, dan derasnya informasi menuntut kecerdasan literasi, keimanan yang kokoh, serta etika bermedia yang kuat.

Pemuda Islam tidak cukup hanya bangga dengan identitas keislaman dan keindonesiaannya, tetapi harus mampu menunjukkan kontribusi nyata dalam bidang ilmu pengetahuan, teknologi, dan kemanusiaan. Sebab, sebagaimana firman Allah ﷻ:

إِنَّ اللّٰهَ لَا يُغَيِّرُ مَا بِقَوْمٍ حَتّٰى يُغَيِّرُوا مَا بِأَنْفُسِهِمْ

“Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah nasib suatu kaum sampai mereka mengubah apa yang ada pada diri mereka sendiri.” (QS. Ar-Ra’d [13]: 11)

Artinya, perubahan bangsa berawal dari kesadaran individu, khususnya kaum muda.

Ikhtisar

Refleksi Sumpah Pemuda harus menjadi pengingat bahwa generasi muda bukan sekadar penonton sejarah, melainkan penulisnya. Syubbanul yaumi, rijalul ghodd bukan hanya semboyan, tetapi panggilan spiritual untuk berjuang dengan iman, ilmu, dan amal. Pemuda Muslim Indonesia hari ini dituntut untuk meneladani keberanian Ashabul Kahfi, keteguhan Nabi Ibrahim, dan kecerdasan Nabi Yusuf dalam mengelola tantangan zaman.

Dengan semangat Sumpah Pemuda yang berlandaskan nilai-nilai Islam, generasi muda dapat menapaki jalan perubahan: membangun bangsa yang berdaulat, berilmu, dan berakhlak mulia. Karena di tangan merekalah masa depan Indonesia ditentukan—pemuda hari ini, pemimpin masa depan.

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE