Berita

Refleksi Milad Muhammadiyah: Syukur yang Dimanifestasikan dengan Gerak Dakwah Tanpa Henti

PWMJATENG.COM, Milad Muhammadiyah selalu menghadirkan makna yang mendalam. Ia bukan sekadar peringatan lahirnya sebuah organisasi, melainkan momentum untuk meneguhkan kembali ruh gerakan yang telah lebih dari satu abad menebar maslahat bagi umat dan bangsa. Pada setiap miladnya, kita diingatkan bahwa bentuk syukur terbaik adalah tindakan nyata. Syukur harus diwujudkan melalui gerak yang berkelanjutan, sebagaimana pesan kuat dalam Al-Qur’an surah At-Taubah ayat 41: “Berangkatlah kamu, baik dalam keadaan ringan maupun berat, dan berjihadlah dengan harta dan jiwamu di jalan Allah.”

Ayat tersebut mengandung pesan abadi: jangan menunggu waktu lapang untuk berbuat. Dakwah harus tetap berjalan dalam kondisi senang maupun sulit, dalam keadaan mudah maupun berat. Inilah semangat yang menghidupkan Muhammadiyah sejak hari pertama berdiri. Semangat yang mendorong setiap warganya untuk menjadi pelaku perubahan, menebarkan cahaya kebaikan, dan menggerakkan kemajuan di mana pun berada.

Sejarah mencatat bahwa pendiri Muhammadiyah, Kiai Haji Ahmad Dahlan, menjadi contoh paling nyata mengenai bagaimana syukur diwujudkan melalui pengorbanan. Dalam kisah yang sering diceritakan, beliau menjual barang-barang berharganya—bahkan perabot rumah—demi memastikan para murid tetap dapat belajar. Di tengah keterbatasan, beliau terus melangkah dan memberikan yang terbaik bagi agama dan kemanusiaan.

Ketika ditanya mengapa harus berkorban sedemikian rupa, Kiai Dahlan menjawab dengan keyakinan: “Jika untuk agama, apa lagi yang dapat kita tahan?” Pernyataan ini adalah pesan moral bagi seluruh warga persyarikatan bahwa perjuangan tidak boleh berhenti pada kata-kata.

Dakwah dalam Muhammadiyah tidak hanya berbentuk ceramah, tetapi hadir melalui kerja-kerja nyata yang menyentuh kehidupan masyarakat:

  • sekolah yang mencerdaskan,
  • layanan kesehatan yang memuliakan,
  • kepedulian sosial yang menyelamatkan,
  • pemberdayaan yang memandirikan,
  • kaderisasi yang melahirkan pemimpin pencerah.

Inilah wajah syukur yang produktif. Syukur yang melahirkan kemanfaatan.

Milad ini mengajak setiap anggota persyarikatan untuk kembali menguatkan komitmen. Kita adalah bagian dari gerakan besar yang telah terbukti mengubah wajah bangsa. Gerakan yang tidak mengenal kata berhenti, dan selalu menemukan jalan meski medan terasa terjal.

Tugas kita sekarang adalah menjaga bara itu agar tetap menyala. Menjadikan dakwah sebagai gerak yang bukan hanya rutin, tetapi menggugah. Menjadikan langkah kita bukti bahwa Muhammadiyah hadir untuk melayani, bukan dilayani; memberi, bukan meminta; dan memajukan, bukan menunggu.

Milad adalah ajakan untuk menguatkan hati. Setiap amal kecil yang dilakukan dengan ikhlas akan menjadi cahaya bagi umat. Setiap langkah akan memperpanjang jejak kebaikan. Dan setiap warga Muhammadiyah adalah penggerak yang membawa harapan bagi masa depan umat.

Dengan semangat At-Taubah 41, mari terus bergerak. Mari berjihad dengan harta, tenaga, pikiran, dan jiwa. Mari melanjutkan warisan besar Kiai Ahmad Dahlan dengan keteguhan yang sama. Dan mari jadikan milad ini bukan sekadar perayaan, tetapi deklarasi untuk terus menebar manfaat.

Muhammadiyah lahir untuk bergerak. Muhammadiyah bergerak untuk mencerahkan. Dan selama ada yang berani melangkah, cahaya itu tidak akan pernah padam.

Kontributor: Nur Ngazizah Ketua PDA Purworejo, Dosen UMPWR
Editor: Al-Afasy

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE