Refleksi Hari Pahlawan
Refleksi Hari Pahlawan
Oleh : Rumini Zulfikar (Gus Zul) (Penasehat PRM Troketon, Anggota Bidang Syiar MPM PDM Klaten, Anggota Majelis MPI & HAM PCM Pedan)
PWMJATENG.COM – “Robek-robeklah dada saya, potong-potonglah jasadku, tapi aku tetap ada dengan benteng Merah Putih untuk mengusir penjajah.” (Panglima Besar Soedirman)
Setiap tanggal 10 November, kita memperingati Hari Pahlawan. Jika kita menoleh ke belakang, perjuangan untuk meraih, mempertahankan, dan mengisi kemerdekaan tidak terlepas dari tekad yang dilandasi oleh ide, kreativitas, dan inovasi. Semua itu dilakukan dalam rangka membebaskan bangsa dari cengkraman penjajahan, baik secara fisik, pola pikir, maupun cara lainnya. Hal ini dilakukan dengan menanggalkan ego sektoral, pribadi, dan ambisi pribadi, demi kemerdekaan bangsa.
Para pahlawan kita telah menorehkan darahnya untuk sebuah kebebasan, sebuah bangsa, dan sebuah negara. Peran dan keteladanan mereka sangat penting untuk kita pelajari. Pangeran Diponegoro, Tengku Umar, Cut Nyak Dien, Cut Mutia, KH Ahmad Dahlan, KH Hasyim As’ari, Ir. Soekarno, Mohammad Hatta, Agus Salim, Djuanda, dan lain-lain, adalah para pejuang yang berjuang dengan latar belakang yang beragam, mulai dari golongan terpelajar, bangsawan, raja, ulama, hingga rakyat biasa. Mereka bersatu padu untuk mengusir penjajah demi kemerdekaan Indonesia.
Baca juga, Herman Yuliansyah Resmi Menjabat Wakil Rektor I ITESA Muhammadiyah Semarang, Ini Langkah Pertama yang Dilakukan!
Meneladani para pahlawan adalah bentuk cinta kita terhadap bangsa dan negara. Dedikasi yang mereka tunjukkan untuk tanah airnya dapat menjadi inspirasi bagi kita. Para pahlawan berjuang dengan penuh nurani, di mana pemikiran dan tindakan mereka sudah menyatu. Keterlibatan mereka dalam memerdekakan bangsa tidak hanya berlandaskan pemikiran, tetapi juga tenaga, harta, dan bahkan nyawa yang mereka korbankan.
Oleh karena itu, sebagai generasi penerus, kita seharusnya meneladani semangat perjuangan mereka. Dengan potensi yang kita miliki, kita dapat memberikan kontribusi sesuai dengan kemampuan masing-masing. Apakah kita petani, pedagang, pendidik, politisi, pekerja, pengusaha, atau dalam profesi lainnya, kita harus tetap berkomitmen untuk memajukan negara ini. Walaupun kondisi zaman kini berbeda dengan zaman para pendahulu, semangat perjuangan mereka harus tetap hidup dalam diri kita.
Jangan sampai kita menyia-nyiakan apa yang telah diberikan Tuhan serta hasil jerih payah para pahlawan. Jika kita tidak menghargai perjuangan mereka, kita akan menjadi generasi yang tidak tahu adab, baik terhadap bangsa, negara, maupun para pendahulu kita.
Semoga kita menjadi generasi yang tahu diri.
Selamat Hari Pahlawan!
Editor : M Taufiq Ulinuha