Berita

Ratusan Siswa SD Muhammadiyah 1 Solo Memberikan Penghormatan Terakhir kepada PB XIII

PWMJATENG.COM, SOLO — Ratusan siswa SD Muhammadiyah 1 Solo memberi penghormatan terakhir kepada PB XIII di sepanjang Jalan Slamet Riyadi saat iring-iringan jenazah dari Keraton menuju Loji Gandrung, Rabu, 5 November 2025.

Kepala Sekolah, Sri Sayekti, meneruskan instruksi Wali Kota Surakarta agar siswa—didampingi guru—memberi penghormatan di rute prosesi layon dalem SISKS PB XIII.
Direncanakan keluar dari Keraton pukul 09.00 melalui Alun-alun Kidul, Perempatan Gading ke barat, lalu Perempatan Ngemblekan menuju Nonongan hingga Jalan Slamet Riyadi, dan berakhir di Loji Gandrung,” ujar Sri Sayekti.

Jenazah Raja yang bertakhta sekitar 21 tahun diberangkatkan dari Keraton Solo pukul 09.00 WIB melintasi Magangan. Sebelumnya, pukul 08.30 WIB, KGPAA Hamangkunegara—putra mahkota yang juga alumnus sekolah yang berdiri sejak 1935—menyampaikan sambutan perpisahan untuk ayahandanya.

Pendamping siswa, Ki Agung Sudarwanto, menegaskan pentingnya pengenalan budaya bagi pelajar.
Anak-anak perlu dikenalkan The Spirit of Java, jiwa Jawa. Slogan ini mengangkat citra Solo sebagai pusat kebudayaan Jawa. Kita sebagai pendidik mengenalkan dan menghormati tokoh atau raja,” ujarnya.

Dwi Jatmiko, Dai Champions Standardisasi MUI Pusat, menjelaskan bahwa dalam tradisi Keraton, khususnya peninggalan Mataram Islam, pakaian kebesaran pada jenazah adalah simbol budaya dan penghormatan terakhir, bukan kemewahan.
Pakaian kebesaran merupakan simbol jabatan duniawi yang pernah diemban. Ketika dipakaikan di jenazah, niatnya bukan untuk kemewahan dan kegagahan, tetapi untuk penghormatan terakhir. Itu tidak bertentangan dengan Islam,” ujarnya.

Ia menambahkan, pengkafanan secara umum memperhatikan kesempurnaan penutup tubuh: bagi laki-laki tiga lembar kain yang menutupi seluruh tubuh dan boleh ditambah baju (qamis) serta surban; bagi perempuan mencakup kain sarung, baju, kerudung, serta dua lembar kain pembungkus. Prinsipnya, jenazah boleh dikafani dengan kain yang layak dipakai semasa hidup, termasuk sebagai bentuk penghormatan sesuai kedudukan.

Prosesi penghormatan terakhir PB XIII ini menjadi pembelajaran karakter bagi siswa: menumbuhkan rasa hormat kepada tokoh budaya dan kepedulian pada tradisi kota. Sekolah menegaskan pendampingan ketat agar kegiatan berjalan tertib dan khidmat.

Kontributor: Dwi Jatmiko, M.Pd.
Editor: Al-Afasy

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE