Khazanah Islam

Rasulullah SAW sebagai Da’i Teladan Dakwah bagi Umat Islam

Oleh: Yuwono

Assalāmu‘alaikum warahmatullāhi wabarakātuh.

PWMJATENG.COM, Rasulullah SAW sebagai seorang da’i tergambar jelas dalam firman Allah SWT:

“(Yang aku mampu lakukan) hanyalah menyampaikan (peringatan) dari Allah SWT dan risalah-Nya. Barang siapa mendurhakai Allah, maka sesungguhnya baginya azab neraka Jahanam. Mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.”
(QS. Al-Jin [72]: 23)

Dalam konteks ini, da’i berarti penyeru. Inilah misi utama Rasulullah SAW, yaitu menyeru manusia agar beribadah hanya kepada Allah SWT. Beliau hadir membawa cahaya kebenaran dan menjadi penerang di tengah gelapnya zaman jahiliyah, sebagaimana ditegaskan Allah SWT:

“Dan untuk menjadi penyeru kepada (agama) Allah dengan izin-Nya serta sebagai pelita yang menerangi.”
(QS. Al-Ahzab [33]: 46)

Selain sebagai penyeru, Rasulullah SAW juga berperan sebagai pemberi peringatan. Allah SWT berfirman:

“Maka berilah peringatan, karena sesungguhnya engkau hanyalah pemberi peringatan.”
(QS. Al-Ghasyiyah [88]: 21)

Menurut Tafsir Jalalain, peringatan tersebut mencakup penyampaian nikmat-nikmat Allah serta bukti-bukti keesaan-Nya, yang seharusnya mampu menggerakkan hati manusia untuk beriman.

Tidak hanya sebagai pemberi peringatan, Rasulullah SAW juga diutus sebagai saksi dan pembawa kabar gembira. Allah SWT berfirman:

“Wahai Nabi (Muhammad), sesungguhnya Kami mengutus engkau untuk menjadi saksi, pemberi kabar gembira, dan pemberi peringatan.”
(QS. Al-Ahzab [33]: 45)

Sebagai saksi, Rasulullah memastikan bahwa risalah Islam telah disampaikan kepada umatnya. Sebagai pembawa kabar gembira, beliau menguatkan hati orang-orang beriman bahwa surga adalah balasan bagi mereka yang menerima dan mengamalkan ajaran Allah. Dan sebagai pemberi peringatan, Rasulullah mengingatkan akan bahaya bagi orang-orang yang menolak, bahkan menghalangi dakwah.

Menariknya, Allah SWT juga menegaskan bahwa Rasulullah SAW tidak dibebani tanggung jawab atas penolakan manusia terhadap dakwahnya. Allah SWT berfirman:

“Sesungguhnya Kami telah mengutusmu dengan kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Engkau tidak akan diminta pertanggungjawaban tentang penghuni-penghuni neraka.”
(QS. Al-Baqarah [2]: 119)

Yang dimaksud dengan penghuni neraka dalam ayat ini adalah mereka yang menolak dakwah Nabi, bahkan menghalangi serta menyakiti beliau. Ayat ini menjadi kabar gembira sekaligus penguat hati Rasulullah agar tidak bersedih atau kecewa. Tugas beliau hanyalah menyampaikan dakwah dengan ketulusan dan kesungguhan, sementara hidayah sepenuhnya berada dalam kekuasaan Allah SWT.

Intinya, dakwah Rasulullah SAW sebagai seorang da’i adalah menyampaikan ajaran Allah dengan penuh kesungguhan, tanpa paksaan. Beliau diutus sebagai penyeru kepada Allah, pembawa cahaya kebenaran, pemberi kabar gembira bagi orang-orang beriman, serta pemberi peringatan bagi mereka yang menolak.

Rasulullah SAW juga menjadi saksi bahwa risalah Islam telah disampaikan secara sempurna. Dan yang paling penting, Allah SWT menegaskan bahwa Nabi tidak bertanggung jawab atas orang-orang yang tetap menolak dakwah, karena tugas beliau hanyalah menyampaikan, sedangkan hidayah sepenuhnya milik dan kehendak Allah SWT.

Wassalāmu‘alaikum warahmatullāhi wabarakātuh.

Editor: Al-Afasy

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE