Berita

Prodi Profesi Fisioterapis UMS Apresiasi Mitra Terbaik, Perkuat Praktik Klinis Berbasis Komunitas dan Rumah Sakit

PWMJATENG.COM, SURAKARTA – Program Profesi Fisioterapis Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) memberikan penghargaan kepada mitra terbaik sebagai bentuk apresiasi atas dukungan dalam pelaksanaan praktik profesi mahasiswa selama 13 bulan.

Penghargaan tersebut diserahkan dalam rangkaian acara Sumpah Profesi Fisioterapis Angkatan IX Tahun Ajaran 2024/2025 di Gedung Edutorium KH Ahmad Dahlan UMS, Selasa (23/12). Kegiatan ini menjadi kali pertama diselenggarakan dan direncanakan sebagai agenda tahunan.

Ketua Program Profesi Fisioterapis UMS, Suryo Saputra Perdana, S.Fis., M.Sc., PT., menjelaskan bahwa penghargaan diberikan kepada dua kategori mitra, yakni berbasis komunitas (community-based) dan berbasis rumah sakit (hospital-based).

Untuk kategori community-based, penghargaan diberikan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo. Sementara kategori hospital-based diraih oleh RS Ortopedi Prof. Dr. Soeharso Surakarta.

“Selama kurang lebih 13 bulan praktik profesi, mahasiswa kami ditempatkan di 12 puskesmas di wilayah Sukoharjo. Kerja sama ini tidak hanya mencakup praktik klinis, tetapi juga pemberdayaan masyarakat, penelitian bersama, serta penguatan produk karya mahasiswa,” jelas Suryo.

Ia menambahkan, kemitraan dengan RS Ortopedi Prof. Dr. Soeharso telah terjalin sejak angkatan pertama Program Profesi Fisioterapis UMS dan hingga kini tetap menjadi mitra strategis.

“Rumah sakit ini menjadi lahan klinik favorit mahasiswa karena lingkungan pembelajarannya sangat kondusif dan didukung tenaga profesional yang berdedikasi,” ungkapnya.

Menurut Suryo, penghargaan mitra baru pertama kali digelar tahun ini. Ke depan, pihaknya berencana memperluas kategori penghargaan agar menjadi perayaan bersama antara mahasiswa dan mitra.

“Insya Allah tahun depan akan kami tingkatkan dengan beberapa kategori. Ini menjadi bentuk kebahagiaan bersama, tidak hanya bagi mahasiswa, tetapi juga para mitra,” ujarnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sukoharjo, Dr. Tri Tuti Rahayu, SKM., M.Kes., menyampaikan apresiasi atas penghargaan yang diterima. Ia menilai kerja sama dengan Program Profesi Fisioterapis UMS sebagai bentuk simbiosis mutualisme.

“Di satu sisi kami membutuhkan tenaga fisioterapi, di sisi lain mahasiswa membutuhkan pengalaman langsung di lapangan,” tuturnya.

Ia menambahkan, mahasiswa Fisioterapi UMS dinilai cepat beradaptasi dan mampu memberikan manfaat nyata, terutama bagi penyandang disabilitas. Saat ini terdapat 12 sanggar inklusi di Sukoharjo yang menjadi lokasi praktik mahasiswa.

“Harapan kami, lulusan Fisioterapi UMS semakin profesional dan bermutu, sehingga ilmunya menjadi ladang amal sekaligus meningkatkan kualitas layanan kesehatan,” tambahnya.

Salah satu alumni Profesi Fisioterapis Angkatan IX UMS, Muhammad Raihan Maulidan, mengungkapkan bahwa seluruh 145 mahasiswa angkatannya berhasil lulus 100 persen setelah menempuh pendidikan profesi selama 13 bulan.

“Perjalanannya tentu penuh tantangan, tetapi alhamdulillah kami semua bisa lulus bersama,” ujarnya.

Selain praktik di Puskesmas Polokarto dan sejumlah rumah sakit dalam negeri, Raihan juga mengikuti program pertukaran mahasiswa ke Mahidol University, Thailand, dan menjalani praktik di Siriraj Hospital selama satu bulan.

“Kolaborasinya sangat luas, melibatkan pemerintah, tenaga kesehatan, hingga bidang teknik untuk mendukung lansia dengan keterbatasan gerak. Ini menjadi pengalaman berharga yang bisa kami terapkan di Indonesia,” katanya.

Kontributor: Fika/Humas
Editor: Al-Afasy

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE