
PWMJATENG.COM, Semarang – Inovasi sederhana lahir dari program Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus). Mahasiswi S1 Ilmu Keperawatan Unimus, Tsabita Saharani Putri Rosadani, bersama Dosen Pembimbing Lapangan (DPL) Prima Trisna Aji, resmi merilis poster edukasi berjudul “Rendam Kaki Air Hangat untuk Menurunkan Tekanan Darah”. Poster tersebut telah tercatat sebagai Hak Kekayaan Intelektual (HKI) di Kementerian Hukum dan HAM RI pada Kamis (11/9/2025).
Poster itu tidak hanya berhenti sebagai karya visual, tetapi sudah dipraktikkan langsung bersama masyarakat Desa Pranggong, Kecamatan Andong, Kabupaten Boyolali, Jawa Tengah. Tsabita dan tim KKN Unimus menggelar demonstrasi terapi rendam kaki air hangat, sekaligus memberikan edukasi melalui poster yang dirancang mudah dipahami, terutama bagi warga lanjut usia yang rentan mengalami hipertensi.
“Alhamdulillah, HKI atas nama saya dan Bapak Prima Trisna Aji sudah resmi terbit. Poster ini kami gunakan langsung saat edukasi warga, agar mereka bisa memahami langkah sederhana mengontrol tekanan darah tinggi. Semoga bermanfaat, tidak hanya bagi warga Pranggong, tetapi juga masyarakat luas,” ujar Tsabita.
Prima Trisna Aji menjelaskan bahwa mahasiswa KKN Unimus sudah dipersiapkan dengan baik sebelum diterjunkan ke lapangan. Persiapan tersebut mencakup aspek akademik sekaligus pembinaan sikap.
Baca juga, Waris dalam Islam: Aturan, Ahli Waris, dan Ketentuan Wasiat
“KKN bukan sekadar program kerja, tetapi juga melatih mahasiswa menghasilkan luaran inovatif yang bermanfaat nyata. Poster rendam kaki air hangat ini adalah bukti bahwa kegiatan lapangan bisa menghasilkan HKI yang berdampak,” tuturnya.
Proses pendaftaran HKI tidak dilakukan sendiri, melainkan mendapat pendampingan dari Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) Unimus. Dalam proses tersebut, mahasiswa dibimbing hingga akhirnya karya tersebut resmi terdaftar dan mendapat pengakuan hukum.

Keistimewaan karya ini terletak pada integrasi edukasi langsung, praktik sederhana dalam menjaga kesehatan, dan media visual yang mudah dipahami. Kombinasi itu membuat inovasi ini memiliki nilai kebaruan atau novelty yang diakui. Langkah ini sekaligus membuktikan bahwa inovasi tidak selalu berupa teknologi canggih, tetapi juga bisa muncul dari solusi praktis yang dekat dengan kehidupan sehari-hari masyarakat.
Dengan capaian ini, Unimus menegaskan bahwa KKN bukan sekadar program pengabdian masyarakat. Lebih dari itu, KKN menjadi ruang lahirnya inovasi intelektual yang aplikatif, orisinal, serta berdampak luas.
Sejumlah warga Desa Pranggong pun mengaku antusias dengan praktik terapi rendam kaki air hangat yang diajarkan mahasiswa. Menurut mereka, langkah sederhana itu terasa lebih mudah dilakukan daripada harus mengonsumsi obat secara rutin.
“Kalau seperti ini jelas lebih gampang. Tinggal rendam kaki dengan air hangat sesuai cara yang diajarkan. Semoga tekanan darah saya bisa lebih terkontrol,” ungkap seorang warga lanjut usia seusai mengikuti demonstrasi.
Kontributor : Prima
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha