PWMJATENG.COM, Klaten – Tim Program Penguatan Kapasitas Organisasi Kemahasiswaan (PPK Ormawa) Pimpinan Komisariat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) menggelar acara “Pojok Literasi Fun Parenting”. Acara ini merupakan bagian dari realisasi program “Desa Cerdas: Optimalisasi Ruang Pencerahan Berbasis Literasi Humanis Melalui Kearifan Lokal Desa Tlingsing, Klaten,” yang berlangsung di Balai Desa Tlingsing, Klaten, pada Sabtu (3/8).
Pojok Literasi Fun Parenting adalah kegiatan literasi pertama yang dilaksanakan dengan tema “Get To Know How’s Fun Parenting”. Kegiatan ini menargetkan ibu-ibu warga Desa Tlingsing dan dihadiri oleh dosen pembimbing tim PPKO, Ketua PKK Desa Tlingsing, serta ibu-ibu PKK Desa Tlingsing.
Ketua PPK Ormawa, Mahda Khufiati, memaparkan bahwa Pojok Literasi bertujuan untuk memajukan sumber daya manusia warga Desa Tlingsing. “Kami membawa beberapa program pojok literasi, salah satunya adalah program pojok literasi fun parenting. Indikator keberhasilan adalah berkurangnya kenakalan remaja dan meningkatnya jumlah warga yang menempuh jenjang perguruan tinggi. Kegiatan ini akan dilakukan dalam sepuluh pertemuan,” ungkapnya, Minggu (4/8).
Mahda juga memohon partisipasi dari warga Desa Tlingsing untuk mendukung acara tersebut.
Dosen Pembimbing, Mahasri Shobahiyah, mengungkapkan bahwa kegiatan ini memperkenalkan program pojok literasi yang akan dilaksanakan serta pentingnya parenting untuk mewujudkan keluarga yang bahagia. “PPK Ormawa berbeda dengan KKN karena dilakukan oleh mahasiswa yang merupakan aktivis organisasi. Kami datang untuk belajar dengan warga desa. Ada tujuh pojok literasi, termasuk permainan tradisional yang bertujuan melestarikan permainan yang mulai jarang dimainkan,” ujar Mahasri.
Mahasri menekankan bahwa parenting dilakukan oleh kedua orang tua, bukan hanya ibu. Dia juga berpesan agar kegiatan tahun depan mengundang bapak-bapak, karena tanggung jawab mengasuh anak bukan hanya ada pada ibu.
Baca juga, 156 Tahun KH Ahmad Dahlan: Teladan Islam Inklusif dan Pembangun Bangsa
Mahasri menjelaskan bahwa dalam konsep Islam, parenting dimulai bukan hanya saat mempunyai anak, tetapi sejak mempersiapkan pernikahan. “Dalam prinsip Islam, menikah itu monogami, meskipun poligami diperbolehkan dengan syarat tertentu. Tanggung jawab utama parenting ada pada bapak, tetapi anak yang masih dalam kandungan sangat lekat dengan ibu. Kebahagiaan ibu juga dirasakan oleh anak,” paparnya.
Dia menambahkan, kurangnya interaksi antara orang tua dan anak dapat mempengaruhi kepribadian anak. “Semakin berkurang interaksi, anak akan semakin menutup diri,” jelasnya.
Dalam sesi tanya jawab, Nining Estiningsih menanyakan tentang generasi strawberry yang inovatif, kreatif, dan cerdas, tetapi rentan terhadap kritik dan saran. Menjawab pertanyaan ini, Mahasri menuturkan, “Rasulullah pernah bersabda bahwa seorang mukmin yang kuat lebih dicintai Allah daripada mukmin yang pintar. Dalam Al-Quran Surat An-Nisa ayat 9, disebutkan agar kita khawatir tumbuhnya generasi yang lemah. Para orang tua perlu menjadi orang tua yang tidak galak tetapi tegas.”
Mahasri juga menekankan pentingnya menjadi pendengar yang baik bagi anak. “Dekati anak kita, kuatkan dengan akhlak yang baik, ibadah yang rajin. Berikan tanggung jawab kepada anak mulai dari hal-hal kecil seperti menyapu,” pungkasnya.
Kontributor : Fika
Editor : M Taufiq Ulinuha