Kolom

PHIWM: Jalan Hidup Islami di Tengah Tantangan Modernitas

PHIWM: Jalan Hidup Islami di Tengah Tantangan Modernitas

Oleh : Alvin Qodri Lazuardy, M.Pd. (Kader Muhammadiyah)

PWMJATENG.COM – Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM) adalah warisan ideologis yang merangkum nilai-nilai Al-Qur’an dan Sunnah sebagai panduan warga Muhammadiyah untuk menjalani kehidupan Islami yang menyeluruh, mulai dari aspek pribadi, keluarga, masyarakat, hingga muamalah duniawiyah. Di tengah arus pragmatisme dan materialisme, PHIWM hadir sebagai jawaban atas tantangan zaman dengan mengutamakan prinsip tauhid, akhlak mulia, ibadah yang tulus, serta etos kerja Islami yang aktif dan progresif. Spirit ini bertujuan membentuk pribadi paripurna yang berakhlak terpuji, menjadi teladan, dan membawa perubahan menuju masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Di tengah derasnya arus globalisasi dan modernitas, nilai-nilai kehidupan Islami sering kali tenggelam dalam bayang-bayang pragmatisme dan materialisme. Padahal, di balik tantangan itu, umat Islam, khususnya warga Muhammadiyah, memiliki pedoman luar biasa yang lahir dari pemahaman mendalam terhadap Al-Qur’an dan Sunnah, yakni Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah (PHIWM). Pedoman ini bukan sekadar dokumen formal, melainkan manifestasi dari cita-cita besar Muhammadiyah untuk melahirkan pribadi paripurna—pribadi yang memancarkan keislaman sejati dalam kehidupan pribadi, keluarga, masyarakat, hingga kehidupan berbangsa dan bernegara.

Namun, sebagaimana mutiara yang terpendam, kekayaan ini sering kali tak tersentuh oleh sebagian warga Persyarikatan. Banyak yang abai terhadap manhaj organisasi yang sesungguhnya menjadi fondasi utama dalam membentuk karakter Islami. Akibatnya, cita-cita untuk mewujudkan masyarakat Islam yang sebenar-benarnya terhambat oleh pola hidup yang cenderung pragmatis, materialistis, bahkan hedonistis. Di sinilah pentingnya kembali menghidupkan spirit PHIWM sebagai panduan hidup Islami yang mampu merespons tantangan zaman.

PHIWM: Respons atas Pergulatan Sosial dan Spirit Perubahan

Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah lahir bukan tanpa alasan. Sejarah mencatat, amanat Tanwir Jakarta 1992 menjadi landasan penting penyusunannya. Saat itu, Indonesia sedang memasuki era perubahan sosial-politik yang sarat dinamika. Budaya pragmatis, materialistis, dan hedonistis semakin mengakar, mendorong manusia untuk mengejar kesenangan duniawi semata. Muhammadiyah, sebagai gerakan Islam yang progresif, merespons situasi ini dengan bijak melalui PHIWM.

Dokumen ini merumuskan nilai dan norma Islami yang aktual dan relevan. PHIWM dirancang untuk menjadi pedoman hidup yang tidak hanya ideal, tetapi juga aplikatif. Ia mengarahkan warga Muhammadiyah untuk membangun kepribadian yang mulia, baik secara ruhani maupun tindakan nyata. Konsep ini memberikan peta moral dan spiritual bagi individu maupun kolektif, mengajarkan keshalihan yang tidak hanya bersifat personal, tetapi juga sosial.

Sebagai landasan utama, PHIWM menawarkan enam aspek utama: kehidupan pribadi, keluarga, bermasyarakat, berorganisasi, berbangsa dan bernegara, serta pelestarian lingkungan. Nilai-nilai ini tidak hanya membentuk karakter individu yang Islami, tetapi juga menciptakan harmoni dalam kehidupan sosial yang lebih luas.

Tauhid sebagai Fondasi Kehidupan

Dalam akidah, PHIWM menuntut warga Muhammadiyah untuk memiliki prinsip hidup yang berlandaskan tauhid murni kepada Allah. Tauhid tidak sekadar menjadi doktrin keimanan, tetapi juga menjadi energi yang menggerakkan tindakan. Keimanan yang benar, ikhlas, dan penuh ketundukan akan tercermin dalam perilaku sebagai ibadurrahman—hamba Allah yang menjalani hidup dengan penuh ketaatan, kejujuran, dan keadilan.

Baca juga, Kolaborasi Pemuda Negarawan untuk Indonesia Maju

Prinsip tauhid ini menjadi benteng utama dari segala bentuk penyimpangan spiritual. Dalam konteks kehidupan modern, tauhid membentengi warga Muhammadiyah dari jebakan sekularisme dan hedonisme. Tauhid mengajarkan bahwa setiap tindakan harus dilandasi oleh niat yang tulus kepada Allah, sehingga kehidupan tidak hanya bermakna di dunia, tetapi juga di akhirat.

Akhlak Mulia sebagai Identitas Diri

Akhlak menjadi pilar penting dalam PHIWM. Warga Muhammadiyah diajak untuk meneladani Nabi Muhammad SAW, yang menjadi contoh sempurna dalam menjalani kehidupan. Sifat-sifat mulia seperti shidiq (jujur), amanah (dapat dipercaya), tabligh (menyampaikan kebenaran), dan fathanah (cerdas) menjadi panduan dalam setiap langkah kehidupan.

Namun, akhlak mulia tidak berhenti pada tataran individu. Dalam relasi sosial, warga Muhammadiyah dituntut untuk menjadi teladan yang disukai dan dihormati. Ini berarti menjauhi perilaku riya’, sombong, dan segala bentuk kemungkaran. Dengan akhlak yang mulia, warga Muhammadiyah tidak hanya membangun citra positif, tetapi juga menanamkan nilai-nilai kebaikan di tengah masyarakat.

Ibadah sebagai Jalan Spiritual

PHIWM menempatkan ibadah sebagai sarana utama untuk membersihkan jiwa dan mendekatkan diri kepada Allah. Ibadah yang benar tidak hanya menghasilkan kedamaian batin, tetapi juga memancarkan manfaat bagi orang lain. Dalam kerangka ini, ibadah tidak hanya dimaknai sebagai ritual, tetapi juga sebagai jalan untuk membentuk kepribadian yang saleh.

Muhammadiyah menekankan pentingnya memadukan iman, ilmu, dan amal dalam beribadah. Dengan iman yang kokoh, ilmu yang luas, dan amal yang tulus, warga Muhammadiyah diharapkan mampu menjalani hidup sebagai pribadi yang bertakwa. Ibadah yang seperti ini akan menciptakan harmoni dalam diri dan memberikan kontribusi positif bagi kehidupan sosial.

Muamalah Duniawiyah: Aktif dan Progresif

Dalam aspek muamalah duniawiyah, PHIWM menekankan bahwa dunia bukanlah tempat untuk melarikan diri dari tanggung jawab, melainkan ladang amal yang harus digarap dengan serius. Sebagai abdi dan khalifah Allah di muka bumi, warga Muhammadiyah diajak untuk berpikir kritis, kreatif, dan produktif.

Etos kerja Islami menjadi pedoman dalam menghadapi kehidupan dunia. Kerja keras, disiplin, dan menghargai waktu adalah prinsip yang harus dipegang. Dalam konteks ini, Muhammadiyah menawarkan pendekatan burhani (rasional), bayani (tekstual), dan irfani (spiritual) dalam menyikapi persoalan duniawi. Dengan landasan iman, Islam, dan ihsan, warga Muhammadiyah dapat berkontribusi dalam membangun peradaban yang lebih baik.

Refleksi: Menghidupkan Kembali Spirit PHIWM

Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah adalah warisan ideologis yang sangat berharga. Namun, keberadaannya sering kali diabaikan, bahkan oleh warganya sendiri. Padahal, PHIWM adalah jawaban atas berbagai tantangan zaman yang terus berubah.

Dalam dunia yang semakin pragmatis dan materialistis, PHIWM mengingatkan kita bahwa hidup tidak hanya tentang kepuasan duniawi, tetapi juga tentang menjalani hidup yang bermakna. Ia mengajarkan bahwa keimanan, akhlak mulia, ibadah, dan muamalah adalah pilar-pilar utama yang harus dijaga.

Kini, tugas kita adalah menghidupkan kembali spirit PHIWM dalam kehidupan sehari-hari. Tidak hanya sebagai dokumen formal, tetapi sebagai pedoman hidup yang nyata. Dengan mengamalkan nilai-nilai PHIWM, kita tidak hanya memperbaiki diri, tetapi juga berkontribusi dalam membangun masyarakat Islam yang sebenar-benarnya.

Sebagai warga Muhammadiyah, mari kita renungkan: sudahkah kita menjalani hidup sesuai dengan pedoman ini? Jika belum, inilah saatnya untuk kembali. Sebab, di balik PHIWM, ada cita-cita besar untuk melahirkan pribadi-pribadi paripurna yang mampu menjadi teladan dan mewarnai kehidupan. Inilah warisan terbaik yang harus kita jaga dan teruskan kepada generasi mendatang.

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE