AUMBerita

Pesona Pencak Silat di POMNAS XIX 2025: Jurus Kreatif hingga Harapan Menuju Olimpiade

PWMJATENG.COM, Surakarta – Pekan Olahraga Mahasiswa Nasional (POMNAS) XIX 2025 kembali menghadirkan daya tarik cabang pencak silat melalui kategori jurus yang menitikberatkan pada harmoni, estetika, dan kreativitas gerakan. Berbeda dengan kategori tanding, nomor jurus lebih mengedepankan keindahan, ketepatan teknik, dan keserasian rangkaian gerakan.

Technical Delegate, Haris Nugroho, menjelaskan bahwa dalam pertandingan seni bela diri ini terdapat empat kategori utama, yakni jurus tunggal baku, jurus tunggal bebas, jurus ganda, dan jurus beregu. “Kalau jurus tunggal baku dan beregu itu sama. Keduanya menggunakan jurus yang dibakukan oleh PB IPSI, sehingga atlet hanya perlu menghafalkan gerakan itu. Sementara jurus tunggal bebas dan ganda merupakan improvisasi atlet yang merangkai gerakan kreatif,” ungkap Haris, Kamis (25/9) di Gedung Edutorium KH Ahmad Dahlan UMS.

Menurutnya, jurus tunggal baku menekankan pada kesesuaian gerakan dengan aturan resmi yang sudah dipatenkan oleh PB IPSI. Sebaliknya, jurus bebas memberi ruang pada kreativitas atlet, sehingga penilaian mencakup kecermatan gerak, keserasian waktu, serta kesesuaian antara deskripsi dan gerakan. “Pada gerakan bebas, kekayaan gerak justru menjadi nilai utama,” jelas Haris.

Lebih lanjut, ia menyebutkan bahwa penilaian juga memperhatikan kemantapan gerak, penggunaan senjata, hingga kesesuaian kostum. Kesalahan teknis, seperti gerakan yang keluar dari pakem, pegangan senjata yang tidak tepat, hingga pakaian yang terlepas, menjadi faktor pengurang nilai. “Biasanya kesalahan paling banyak ada di kebenaran gerak. Ada yang salah memegang senjata, atau bahkan tidak waspada sehingga pakaian lepas saat bertanding. Itu semua berpengaruh pada penilaian,” tambahnya.

Baca juga, Empat Prinsip Berorganisasi dalam Islam: Refleksi dari Surah As-Saff

Selain aspek teknis, Haris juga menyoroti besarnya antusiasme peserta. Tercatat ada 384 atlet dari 36 provinsi yang berpartisipasi pada cabang pencak silat POMNAS XIX. Ia menekankan bahwa keberlangsungan pembinaan atlet sangat penting agar prestasi mahasiswa dapat menembus ajang internasional. “Harapan kita sama dengan semangat pencak silat road to Olympic. Kategori mahasiswa ini juga diharapkan bisa menembus tingkat internasional, bahkan ke level Olimpiade,” tegasnya.

Sementara itu, Bima Muhammad Pamungkas, atlet asal Jawa Tengah, mengaku bangga sekaligus gugup saat tampil. Ia mengatakan bahwa persaingan terasa lebih berat karena harus menghadapi lawan tangguh dari Jawa Timur. “Cukup deg-degan ya, terutama karena Jawa Timur unggul di nomor solo kreatif. Tapi alhamdulillah saya bisa melewati pertandingan,” ujarnya.

Bima mengikuti dua nomor dalam POMNAS XIX, yakni jurus tunggal baku dan tunggal bebas. Ia menuturkan bahwa kategori tunggal baku menjadi tantangan tersulit karena ia sempat melakukan kesalahan gerakan saat bertanding. Meski demikian, pengalaman tersebut menjadi pelajaran berharga baginya.

Menurut Bima, suasana pertandingan di POMNAS berbeda jauh dengan level sekolah. Jika sebelumnya ia melawan atlet sebaya, kini ia berhadapan dengan mahasiswa tingkat akhir yang lebih matang. “Biasanya lawan saya setara pelajar semua. Kali ini lawannya mahasiswa semester enam atau tujuh, sedangkan saya masih semester satu. Harapannya, ke depan saya bisa meningkatkan kualitas dan menargetkan hasil maksimal di dua kategori ini,” jelasnya.

Kontributor : Zaatuddin
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE