PWMJATENG.COM, Semarang – Wakil Sekretaris Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Jawa Tengah, Muhammad Taufiq Ulinuha, menyampaikan harapan besar terhadap Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) yang memasuki usia ke-52. Ia berharap, KNPI mampu tampil sebagai pemersatu gerakan kepemudaan di Indonesia, khususnya dalam mendukung visi Indonesia Emas 2045.
“KNPI harus menjadi simpul pemersatu bagi seluruh elemen pemuda. Potensi anak muda sangat besar, tetapi jika tidak dikelola secara terarah, akan mudah terfragmentasi. Padahal kita memiliki cita-cita besar menyongsong satu abad kemerdekaan Indonesia,” ujar Ulinuha.
Pernyataan itu disampaikan Ulinuhadi sela-sela kegiatan Penganugerahan Pamomongan Jawa Tengah Tahun 2025 yang digelar Suara Merdeka Network pada Jumat (25/7/2025). Ia menegaskan bahwa usia KNPI yang telah melewati setengah abad seharusnya menjadi momentum refleksi sekaligus konsolidasi peran dan fungsi strategis organisasi kepemudaan di Tanah Air.
Menurutnya, realitas hari ini menunjukkan bahwa gerakan pemuda di Indonesia cenderung terpecah. Banyak organisasi berjalan sendiri-sendiri tanpa sinergi yang kokoh. Ia menilai, KNPI bisa memainkan peran sebagai titik temu dari berbagai dinamika kepemudaan dengan semangat kolaborasi.
“Indonesia butuh anak-anak muda yang berpikir maju, progresif, dan bersatu. Tantangan ke depan sangat kompleks, mulai dari ekonomi, sosial, sampai geopolitik. Tanpa kekuatan kolektif, kita akan kesulitan mewujudkan visi Indonesia Emas 2045,” imbuhnya.
Ulinuha juga menyampaikan bahwa sebagai bagian dari PWPM Jawa Tengah, ia merasa terpanggil untuk terus mendorong sinergi antarlembaga kepemudaan. Ia menilai, keberagaman latar belakang organisasi pemuda bukan penghalang, melainkan potensi besar bila dikelola dengan semangat kebersamaan.
Baca juga, Hukum Bekerja sebagai Buzzer dalam Pandangan Islam
“Kita tidak perlu menyeragamkan warna gerakan, tetapi kita bisa menyatukan arah. KNPI memiliki posisi strategis untuk itu, asal mampu menjadi ruang yang terbuka, adil, dan inklusif,” katanya.
Ia menambahkan, momentum Harlah ke-52 KNPI bisa menjadi saat yang tepat untuk memperkuat kembali komitmen kolektif pemuda Indonesia. Ia mengingatkan bahwa sejarah bangsa mencatat peran besar pemuda dalam setiap fase perjuangan nasional, mulai dari Sumpah Pemuda 1928 hingga Reformasi 1998.
“Kalau dulu para pemuda bisa bersatu tanpa teknologi komunikasi yang canggih, hari ini kita seharusnya lebih mudah karena sudah difasilitasi oleh teknologi digital. Tinggal bagaimana semangatnya mau dikonsolidasikan atau tidak,” tegasnya.
Ia juga menyoroti pentingnya kepemimpinan yang visioner di tubuh KNPI. Baginya, regenerasi yang sehat harus mengedepankan nilai-nilai integritas, kapasitas, dan keberpihakan kepada kepentingan nasional, bukan sekadar pencitraan politik sesaat.
“Pemuda itu harus tampil sebagai pelopor, bukan pengekor. Jangan sampai KNPI hanya menjadi organisasi simbolik yang jauh dari denyut kehidupan pemuda di akar rumput,” ujarnya.
Dalam penutup keterangannya, Ulinuha mengajak seluruh elemen pemuda di Indonesia untuk menjadikan momen Harlah KNPI ke-52 sebagai awal baru perjuangan bersama. Ia meyakini, dengan sinergi dan kolaborasi yang kuat, pemuda Indonesia dapat menjadi kekuatan transformatif bagi kemajuan bangsa.
“Kita semua ingin melihat Indonesia yang unggul di tahun 2045. Tapi itu hanya mungkin kalau pemudanya bersatu dan bergerak bersama sejak sekarang,” pungkasnya.
Kontributor : Khoirul
Editor : Ahmad
