Berita

Peran Besar Hizbul Wathan di Balik Kepahlawanan

Oleh: Ramanda Taufiq – Ketua Kwartir Wilayah Hizbul Wathan Jawa Tengah

PWMJATENG.COM, Hari Pahlawan bukan sekadar seremoni tahunan. Ia adalah momentum untuk meneguhkan kembali jati diri bangsa dan merenungi jejak perjuangan para pendahulu yang telah mengorbankan jiwa dan raga demi tegaknya kemerdekaan.

Di antara kisah heroisme bangsa, terdapat satu bab penting yang sering terlupakan: peran besar Hizbul Wathan dalam melahirkan tokoh-tokoh kepahlawanan nasional. Salah satunya adalah Jenderal Besar Raden Soedirman, Sang Bapak Pandu Hizbul Wathan yang juga menjadi Panglima Besar Tentara Nasional Indonesia.

Tidak banyak yang menyadari bahwa kepemimpinan, kedisiplinan, dan keteguhan hati yang melekat pada diri Jenderal Soedirman ditempa sejak muda melalui pendidikan kepanduan Hizbul Wathan di lingkungan Muhammadiyah.

Sebagai gerakan kaderisasi yang menanamkan nilai keislaman, kemandirian, dan pengabdian, Hizbul Wathan menyiapkan generasi muda untuk menjadi pribadi tangguh dan berkarakter.

Semangat itulah yang menguatkan Soedirman ketika memimpin perjuangan gerilya melawan penjajah meski dalam kondisi sakit parah. Kepahlawanannya bukan sekadar strategi militer, tetapi juga ketegasan moral dan keteladanan akhlak.

Dari sinilah kita belajar: Hizbul Wathan bukan sekadar gerakan kepanduan, melainkan pabrik peradaban — tempat ditempanya jiwa-jiwa pahlawan.

Di era globalisasi, bangsa ini tidak lagi menghadapi penjajahan bersenjata, tetapi ancaman yang lebih halus: krisis moral, kemalasan, arus informasi yang menyesatkan, dan pudarnya karakter.

Karena itu, Hari Pahlawan harus dimaknai sebagai ajakan untuk kembali kepada nilai perjuangan sejati, sebagaimana spirit Hizbul Wathan:

“Sedikit bicara, banyak bekerja.”

Kalimat pendek itu bukan sekadar slogan, tetapi prinsip hidup. Setiap pandu HW dipanggil untuk menjadi pahlawan di mana pun berada — pahlawan yang menebar manfaat, menjaga akhlak, menegakkan disiplin, dan bekerja dengan ikhlas.

Hizbul Wathan harus terus bergerak menjemput prestasi.
Hizbul Wathan harus terus belajar tanpa henti.
Hizbul Wathan harus terus menjaga kehormatan diri, keluarga, dan bangsa.

Dengan semangat itu, HW bertekad melahirkan generasi muda yang kokoh di tengah arus globalisasi, pelopor perubahan, dan penegak nilai-nilai kemanusiaan.

Peran Hizbul Wathan tidak berhenti di masa lalu. Ke depan, HW memikul tanggung jawab strategis: menyiapkan generasi muda yang berdaya saing global, berilmu luas, dan tetap teguh pada nilai-nilai Islam dan Kemuhammadiyahan.

Melalui sistem pendidikan kepanduan yang menyeluruh—mengasah fisik, mental, spiritual, dan sosial—Hizbul Wathan menjadi benteng karakter sekaligus motor perubahan di tengah tantangan zaman.

Kini saatnya HW memperbarui langkah:

  • Meneguhkan identitas dan nilai keislaman.
  • Mengembangkan kompetensi dan literasi global.
  • Menumbuhkan budaya disiplin dan kebermanfaatan.
  • Melahirkan kader unggul yang siap berkhidmat bagi bangsa.

Hari Pahlawan mengingatkan bahwa menjadi pahlawan tidak selalu berarti mengangkat senjata.
Menjadi pahlawan berarti mengambil peran, menghadirkan solusi, dan bekerja dengan ketulusan.

Setiap pandu Hizbul Wathan adalah pahlawan—di sekolahnya, keluarganya, dan lingkungannya. Dengan meneladani semangat Sang Panglima Besar Jenderal Soedirman dan nilai-nilai luhur kepanduan, kita melangkah menuju masa depan yang unggul dan berkemajuan.

Selamat Hari Pahlawan.
Jayalah Hizbul Wathan — Pelopor Pemersatu Umat dan Bangsa!

Editor: Al-Afasy

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE