Berita

Pengawas PAI Sumiyati Ajak Guru Wujudkan Budaya Kerja BerAKHLAK

PWMJATENG.COM, SOLO – Pengawas Pendidikan Agama Islam (PAI) Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kota Solo, Sumiyati, mengajak komunitas belajar (kombel) Kelompok Kerja Guru (KKG) PAI Kecamatan Banjarsari untuk memperkuat budaya kerja BerAKHLAK dalam lingkungan pendidikan. Kegiatan ini berlangsung di Korwil II Kecamatan Banjarsari, Kamis (27/11/2025).

Budaya kerja BerAKHLAK sendiri merupakan akronim dari Berorientasi pelayanan, Akuntabel, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif. Nilai-nilai ini menjadi standar karakter kerja bagi ASN di seluruh Indonesia, termasuk guru PAI.

Core Values sebagai Pedoman Bersikap dan Bertindak

Dalam pemaparannya, Sumiyati menekankan pentingnya memahami core value sebagai prinsip dasar yang berfungsi mengarahkan tindakan, pengambilan keputusan, serta perilaku individu maupun organisasi.

“Core value berfungsi menjadi panduan, membentuk budaya kerja, membangun relasi, serta menentukan arah dan prioritas,” ungkapnya.

Ia juga menjelaskan bahwa employer branding merupakan proses strategis untuk membentuk citra organisasi sebagai tempat kerja yang menarik dan profesional.

“Tujuannya adalah menarik talenta terbaik, meningkatkan kepuasan dan loyalitas pegawai, serta membedakan instansi dari lainnya. Misalnya, guru yang tidak aktif KKG berarti perlu dibina kembali dari sisi loyalitas dan etika profesi,” jelasnya.

Sumiyati menegaskan bahwa penerapan nilai BerAKHLAK memiliki dasar hukum yang kuat, yakni Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2023 tentang Aparatur Sipil Negara, yang mewajibkan ASN memiliki nilai dasar dan kode etik.

Peluncuran Core Values BerAKHLAK oleh Presiden RI menjadi sarana untuk:

  • Menciptakan budaya kerja yang seragam dan positif,
  • Meningkatkan kualitas layanan publik,
  • Membangun kepercayaan masyarakat terhadap Kemenag,
  • Menguatkan peran ASN sebagai agen perubahan menuju Indonesia Maju.

“Semua guru agama, baik yang di sekolah swasta maupun negeri, berinduk pada Kemenag, sehingga nilai BerAKHLAK wajib diinternalisasikan,” tuturnya sambil tersenyum.

Sumiyati berharap para guru dan pimpinan lembaga pendidikan menjadi teladan dalam penerapan nilai tersebut.

“Pimpinan harus menjadi contoh nyata penerapan BerAKHLAK dalam setiap tindakan dan keputusan, melakukan pembinaan berkelanjutan, serta memastikan nilai-nilai ini menjadi bagian dari penilaian kinerja,” harapnya.

Sementara itu, Dwi Jatmiko, guru SD Muhammadiyah 1 Solo yang mengikuti kegiatan, menyampaikan kesan positifnya. Ia merasa materi yang dipaparkan oleh narasumber sangat relevan dengan kebutuhan guru.

“Saya dan teman sejawat mempelajari strategi efektif mengajarkan keterampilan transliterasi. Kelihatannya sepele, tapi justru sangat penting bagi pembelajaran,” ujarnya.

Editor: Al-Afasy

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE