Kolom

Penciptaan dan Pengaturan Tuhan: Kesetaraan Dalam yang Kecil dan yang Besar

Penciptaan dan Pengaturan Tuhan: Kesetaraan Dalam yang Kecil dan yang Besar

Oleh: Alvin Qodri Lazuardy, M.Pd. (Ka. SMP AT TIN UMP, MTT Kab. Tegal)

PWMJATENG.COM – Dalam perspektif teologis, penciptaan dan pengaturan Tuhan terhadap segala sesuatu, baik yang kecil maupun yang besar, dianggap sama saja. Hal ini mencerminkan sifat absolut dan sempurna dari qudrah-Nya (kekuasaan-Nya). Badiuzzaman Said Nursi, dalam karyanya Risalah Kebangkitan, menyelami konsep ini dengan refleksi mendalam yang mengungkapkan keajaiban di balik kepatuhan, keseimbangan, dan keteraturan dalam penciptaan.

Analoginya dimulai dengan ilustrasi seorang pemimpin yang mampu menggerakkan seorang prajurit maupun seluruh pasukan hanya dengan satu perintah. Perintah sederhana seperti “Berjalanlah!” dapat berlaku untuk satu individu atau ribuan orang. Rahasia di balik keberhasilan ini adalah imtitsâl (kepatuhan atau ketaatan). Konsep ini menggambarkan betapa kepatuhan terhadap perintah yang absolut dapat menciptakan hasil yang konsisten, terlepas dari skala atau jumlah yang terlibat.

Contoh lain yang diberikan oleh Nursi adalah sebuah neraca yang sangat akurat di angkasa. Neraca ini mampu mengukur berat biji kecil dan pada waktu yang sama bisa menimbang dua matahari di kedua sisinya dengan upaya yang sama. Fenomena ini terjadi melalui muwâzanah (keseimbangan). Artinya, upaya yang diperlukan untuk menimbang sesuatu yang sangat besar atau sangat kecil adalah sama jika keseimbangan dan kepatuhan terhadap hukum-hukum fisika terpenuhi.

Mengacu pada konsep ini, Nursi menjelaskan bahwa di hadapan Tuhan Yang Mahakuasa, penciptaan sesuatu yang besar atau kecil, banyak atau sedikit, tidak ada bedanya. Semua terjadi melalui qudrah-Nya yang mutlak dan sempurna, yang memanifestasikan kehalusan, kebeningan, keteraturan, kepatuhan, dan keseimbangan. Hal ini menegaskan bahwa baik kebangkitan satu individu maupun seluruh umat manusia adalah sama mudahnya bagi Tuhan. Penciptaan ini tidak terpengaruh oleh ukuran atau jumlah karena kekuasaan Tuhan bersifat dzâti (asli dan melekat pada-Nya), bukan berasal dari luar.

Baca juga, Bulan Muharram 1446 H Dimulai pada Ahad, 7 Juli 2024: Berikut Sejarah dan Keunggulannya!

Nursi juga menggambarkan bagaimana tingkat kekuatan dan kelemahan sesuatu berasal dari adanya unsur kebalikan. Panas ada karena adanya dingin, keindahan lahir dari adanya keburukan, dan cahaya muncul dari adanya kegelapan. Namun, jika sesuatu bersifat dzâti, ia tidak bisa dimasuki oleh kebalikannya. Kekuasaan Tuhan yang bersifat dzâti sangat sempurna dan tidak bisa dimasuki oleh ketidakberdayaan.

Oleh karena itu, penciptaan musim semi bagi Tuhan sama mudahnya seperti mencipta setangkai bunga. Membangkitkan seluruh manusia sama mudahnya bagi-Nya seperti mencipta satu individu dari mereka. Perbandingan ini berbeda jika persoalannya dinisbatkan kepada sebab-sebab materi, di mana penciptaan setangkai bunga bisa menjadi sulit sama seperti mencipta musim semi.

Melalui refleksi analitis ini, kita dapat memahami bahwa kekuasaan Tuhan tidak terikat oleh ukuran, jumlah, atau kesulitan. Semua terjadi melalui hukum keseimbangan, kepatuhan, dan keteraturan yang sempurna. Penciptaan dan pengaturan Tuhan terhadap segala sesuatu, baik yang kecil maupun yang besar, adalah manifestasi dari qudrah-Nya yang mutlak dan sempurna.

Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE