Pemuda Muhammadiyah Kota Semarang Kirim Dai. Pulihkan Mental Korban Bencana Merapi
Semarang – Pimpinan Daerah Pemuda
Muhammadiyah (PDPM) Kota Semarang menerjunkan relawan dai dalam Program
Seribu Dai yang digagas Pemuda Muhammadiyah Jateng ke kawasan rawan
bencana (KRB) letusan Gunung Merapi, Desa Paten, Sawangan, Kabupaten
Magelang.
Ketua PDPM Kota, AM Juma’i mengatakan, penerjunan dai
dilakukan secara bertahap masing-masing terdiri atas 6 orang dalam tiga
angkatan. Angkatan pertama telah selesai bertugas 28 Februari hingga 5
Maret lalu.
“Saat ini, yang bertugas angkatan 2 sejak 12 Maret
hingga 19 Maret. Sementara angkatan ketiga dikirim 26 Maret sampai 2
April,” katanya, Jumat (18/3).
Pengiriman dai, tuturnya,
ditujukan memberi pendampingan dan pengajaran Islam dalam kaitan masa
rehabilitasi rasa trauma setelah mengalami bencana Merapi.
“Selain
membantu memulihkan mental korban, juga mencegah berbagai upaya
misionaris yang sangat banyak datang ke daerah bencana Merapi dengan
iming-iming stimulan pembangunan rumah,” ungkapnya.
Terkait
kegiatan yang dilakukan para dai, menurut Juma’i, selain dalam bentuk
pengajian umum, kuliah subuh, tadabur alam, dan baca tulis Alquran,
juga melakukan kegiatan harian lain yang dipandang strategis untuk
pemulihan awal pascabencana. Misalnya, kerja bakti, bertani, berkebun,
beternak, kegiatan ekonomi produktif, dan pemantauan banjir lahar
dingin.
“Pokoknya, apapun kegiatan yang bisa mengurangi beban
mental dan memulihkan psikologis korban, akan kami lakukan, tapi tetap
mengutamakan pengajaran nilai-nilai Islam humanis,” katanya.
Para dai tersebut sudah dipilih dengan melihat kemampuan fisik, mental, dan kedalaman pemahaman Islam.
“Kami
mengutamakan relawan yang sudah punya basic dai
berpengalaman, sehingga siap membina religiositas korban, tanpa perlu
waktu adaptasi lama,” tuturnya.
Dikatakan, kondisi di KRB Merapi, hingga kini sudah membaik, termasuk aktivitas perekonomian.
“Yang
dibutuhkan korban tinggal pembinaan psikologis yang berdasarkan
nilai-nilai Islam. Kami akan terus memonitor kegiatan para dai sehingga
program seribu dai benar-benar bermanfaat bagi korban Merapi secara
luas.”
Dalam tahap pemulihan awal KRB Merapi, pihaknya berupaya
terus memantau perkembangan psikologis penduduk hingga memasuki tahap
rehabilitasi dan rekonstruksi yang diperkirakan baru dimulai Agustus
mendatang.
“Jika setelah April, pengiriman dai angkatan keempat
dirasa masih dibutuhkan, kami akan kirim. Untuk itu, kami membuka
peluang warga untuk menjadi relawan dai guna dikirim jika sewaktu-waktu
membutuhkan,” ujar Juma’i. (Sumber: Suara Merdeka)