Kolom

Pemanfaatan TikTok sebagai Media Pembelajaran Ilmu Al-Qur’an di Era Digital

Pemanfaatan TikTok sebagai Media Pembelajaran Ilmu Al-Qur’an di Era Digital

Oleh : Aisha (Mahasiswa IQT Universitas Muhammadiyah Surakarta)

PWMJATENG.COM – Perkembangan teknologi digital telah membawa perubahan besar dalam dunia pendidikan. Inovasi seperti platform pembelajaran daring, kecerdasan buatan (AI), dan realitas virtual menjadikan proses belajar mengajar semakin interaktif, personal, serta mudah diakses oleh siapa pun di mana pun. Teknologi ini tidak hanya memperkaya konten pendidikan melalui simulasi realistis dan analisis data real-time, tetapi juga memungkinkan seseorang belajar sesuai dengan kecepatan dan gaya masing-masing (Fitriani, 2021). Salah satu platform yang kini banyak dimanfaatkan adalah TikTok.

Awalnya, TikTok dikenal sebagai aplikasi hiburan yang berisi konten tarian dan lipsync. Namun, sejak masa pandemi COVID-19, aplikasi ini mengalami perubahan besar. Banyak orang yang kehilangan pekerjaan beralih menjadi kreator konten (content creator) untuk mengisi waktu dan mencari penghasilan. Kondisi ini membuat TikTok berkembang pesat sebagai media penyebaran informasi, termasuk berita dan konten edukatif (Rahmana et al., 2022). Kini, TikTok tidak hanya berisi hiburan, tetapi juga menjadi wadah berbagi ilmu, mulai dari tips memasak, konsultasi daring, hingga vlog keseharian.

Dalam konteks pendidikan Islam, khususnya bagi generasi muda, platform ini dapat dimanfaatkan sebagai sarana pembelajaran ilmu Al-Qur’an (Nurrohim, Setiawan et al., 2024). Remaja muslim diharapkan mampu menggunakan media digital ini untuk berdakwah dan berbagi pengetahuan agama. Konten dakwah yang ringan, menarik, serta mudah diikuti akan lebih diterima oleh masyarakat luas. Salah satu fitur yang dapat digunakan adalah TikTok Live, yang memungkinkan interaksi langsung antara kreator dan penonton.

Fitur tersebut dapat menjadi media pembelajaran Al-Qur’an yang efektif. Misalnya, kreator membaca ayat-ayat Al-Qur’an dengan memperhatikan kaidah tajwid yang benar sehingga penonton dapat menirukan dan mempelajari secara langsung. Selain itu, sesi live juga bisa dimanfaatkan untuk tanya jawab seputar hukum Islam dan diskusi keagamaan (Nurrohim, 2011). Dengan cara ini, pembelajaran agama menjadi lebih fleksibel bagi mereka yang memiliki keterbatasan waktu atau kesempatan belajar secara tatap muka.

Baca juga, Aplikasi Al-Qur’an Muhammadiyah (Qur’anMu)

Agar efektif, kreator konten perlu memahami karakteristik dan target audiensnya. TikTok bersifat global, sehingga menentukan sasaran berdasarkan usia, jenis kelamin, atau latar belakang penting untuk menyusun strategi penyampaian materi. Dengan mengenali audiens, penyajian konten dapat disesuaikan agar lebih menarik dan tidak monoton (Nurrohim, Dahliana et al., 2024). Generasi muda yang akrab dengan teknologi tentu lebih menyukai pembelajaran yang kreatif dan visual.

Dalam era digital yang semakin terhubung, TikTok bukan lagi sekadar sarana hiburan. Platform ini menjadi peluang besar untuk mendekatkan ilmu Al-Qur’an kepada generasi muda yang haus akan pengetahuan dan hiburan yang bermakna. Melalui video pendek yang menarik, pembelajaran tajwid, tafsir, dan hafalan ayat-ayat suci dapat dikemas dengan cara yang menyenangkan, interaktif, dan mudah dipahami (Ismail et al., 2023).

Dengan sikap terbuka terhadap inovasi, umat Islam perlu mengintegrasikan kemajuan teknologi dengan nilai-nilai keagamaan. Teknologi digital dapat menjadi alat penyebaran cahaya Al-Qur’an agar semakin menerangi kehidupan umat di berbagai aspek (An-Najmi Fikri et al., 2022). Oleh karena itu, pemanfaatan TikTok sebagai media pembelajaran Al-Qur’an bukan hanya relevan, tetapi juga merupakan langkah strategis dalam dakwah digital masa kini.


Referensi:

  • An-Najmi Fikri, Ramadhan, Ahmad Nurrohim, & Ainur Rhain. (2022). Tafseer Study Orientation in Muhammadiyah University: An Enticement. Atlantis Press, 18–27.
  • Fitriani, Yuni. (2021). Pemanfaatan Media Sosial Sebagai Media Penyajian Konten Edukasi Atau Pembelajaran Digital. Journal of Information System, Applied, Management, Accounting and Research, 5.
  • Ismail, Ari, Ahmad Nurrohim, Amel Saib, & Marian Elbanna. (2023). Tahsin Learning Strategy and Method to Improve the Al-Qur’an Reading Quality for the Majlis Tafsir Al-Qur’an Community in Surakarta. Profetika: Jurnal Studi Islam, 24(02), 393–420.
  • Nurrohim, Ahmad. (2011). Prinsip-Prinsip Tahapan Pendidikan Profetik Dalam Al-Qur’an. Tesis Magister, UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta.
  • Nurrohim, Ahmad, Yeti Dahliana, & Andri Nirwana A.N. (2024). Motivation of Students of The Faculty of Teacher Training and Education in Participating in Religious Learning and Worship Muamalah Model Baitul Arqam University of Muhammadiyah Surakarta. Al-Afkar, Journal For Islamic Studies, 7(4), 1725–1737.
  • Nurrohim, Ahmad, A.H. Setiawan, & A.A. Sweta. (2024). The Concept of Islamic Moderation in Indonesia: A Comparative Study in Tafsir an-Nur and Tafsir of the Ministry of Religious Affairs. Int. J. Relig, 3538(10), 2110–2125.
  • Rahmana, Putri Naning, Dhea Amalia Putri N., & Rian Damariswara. (2022). Pemanfaatan Aplikasi TikTok Sebagai Media Edukasi di Era Generasi Z. Akademika, 11(02), 401–410.

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE