Berita

Pejuang Masjid UMS Lakukan Studi Banding ke Masjid Ulil Albab UII

PWMJATENG.COM, PABELAN – Departemen Humas Pejuang Masjid Universitas Muhammadiyah Surakarta(UMS) yang merupakan gabungan dari Pejuang Masjid Hj. Sudalmiyah Rais UMS dan Masjid Fadhlurrahman UMS mengadakan studi nanding, sekaligus silaturahim ke Takmir Masjid Ulil Albab Universutas Islam Indonesia (UII). Tema yang diangkat dalam Studi Banding ini adalah, “Optimalisasi Nilai-Nilai Islam Melalui Silaturahim antar Masjid.

Koordinator Umum Pejuang Masjid UMS, Muhammad Syahrul Gufron dalam sambutanya mengatakan studi banding sebagai ajang bagi pejuang masjid UMS yang baru belajar tentang sistem dan program kerja kemasjidan dengan Takmir Masjid Ulil Albab yang lebih mapan.

“Ibarat Om-om dan keponakannya yang rentan umur secara struktural pejuang masjid UMS sekitar dua tahunan belajar dengan Takmir Masjid Ulil Albab yang sudah berusia 22 tahun,” ungkap Syahrul Senin, (02/03).

Dalam kesempatan yang sama, Ketua Takmir Masjid Ulil Albab yang diwakili, Nabil Hamdan mengatakan sesama masjid kampus yang mempunyai kondisi sama, perlu memassifkan kolaborasi untuk bisa belajar bersama dan mengevaluasi diri.

“Meskipun Takmir Masjid Ulil Albab sudah berusia 22 tahun berhdapan dengan pejuang masjid UMS masih muda, justru kami bisa sama-sama belajar dan mengevaluasi diri dari berbagai persoalan di masing-masing masjid,” katanya.

Dalam acara ini juga disempatkan untuk sharing session, dimana setiap departemen yang mempunyai ranah arah kerja yang sama saling bertukar persoalan dan solusi serta program kerjanya.

Salah satu Pejuang Masjid UMS, Kholid Misy’alul Haq mendapatkan berbagai pandangan, masukan serta ide-ide baru tercipta setelah melakukan studi banding ini mulai dari pengelolaan kaderiasasi masjid, sistem periodesasi takmir, sampai penunjang kebutuhan takmir yang harus terintegrasi dengan sistem kemasjidan.

“Kita banyak belajar dan mendapatkan wawasan yang baru tentang sistem kemasjidan dan kaderisasinya dari takmir Masjid Ulil Albab,” ungkapnya.

Menurutnya, pengurus masjid mempunyai gedung asrama sendiri untuk bermukim dan dikhususkan untuk pengurus masjid, pengurus ikhwan ada asrama sendiri, begitu pula pengurus akhwat ada asrama tersendiri juga sehingga secara logistik kita bisa membedakan antara barang pribadi dan barang kebutuhan masjid. Dengan demikian, setiap pengurus masjid secara tidak langsung mempunyai keterikatan dengan masjidnya. (Fika/Humas)

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tidak bisa menyalin halaman ini karena dilindungi copyright redaksi. Selengkapnya hubungi redaksi melalui email.

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE