PCM Kebakkramat Guncang Semangat Tajdid! Ideopolitor Bahas Akar Pembaruan Dunia Islam dan Lahirnya Muhammadiyah

PWMJATENG.COM, Karanganyar – Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kebakkramat kembali menyelenggarakan kegiatan Ideopolitor (Ideologi, Politik, dan Organisasi) seri ke-3 dengan tema besar yang menggugah: “Pembaruan Dunia Islam yang Melatarbelakangi Berdirinya Muhammadiyah.” Acara ini berlangsung pada Selasa malam, 22 Juli 2025, di Muhammadiyah Training Center Kebakkramat, mulai pukul 19.30 hingga 21.30 WIB.
Kegiatan strategis ini diikuti oleh 70 peserta yang terdiri atas 30 Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) dari 10 desa, 10 unsur PCM, 10 pimpinan organisasi otonom (Ortom), serta 20 guru dan karyawan amal usaha Muhammadiyah (AUM) se-Kecamatan Kebakkramat. Para peserta tampak antusias menyimak setiap sesi yang sarat dengan nuansa historis dan nilai-nilai ideologis Muhammadiyah.
Dalam sambutannya, Ketua PCM Kebakkramat, Paryono, menekankan pentingnya menjaga semangat gerakan melalui konsistensi dalam aktivitas ideologi. Ia mengajak para pimpinan ranting untuk terus menghidupkan forum-forum penguatan ideologi. “Saya berharap setiap ranting rutin mengadakan pertemuan minimal dua kali sebulan. Selain itu, hadir dalam kajian Ideopolitor adalah langkah penting untuk memperkuat ideologi kader pimpinan,” ujarnya tegas.
Acara ini menghadirkan Teguh Anshori, Sekretaris Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Karanganyar, sebagai narasumber utama. Dalam paparannya, Teguh mengajak peserta menelusuri jejak dinamika pembaruan dalam dunia Islam sebelum lahirnya Muhammadiyah. Ia menyinggung sosok-sosok besar yang menginspirasi KH Ahmad Dahlan dalam merintis gerakan tajdid di Indonesia.
“KH Ahmad Dahlan tidak lahir dari ruang kosong. Ia belajar dari tokoh-tokoh besar seperti Muhammad Abduh dan Jamaluddin al-Afghani, yang memperjuangkan pembaruan dalam pendidikan, pemikiran, dan keagamaan,” ungkap Teguh. Menurutnya, pemikiran para pembaharu ini sangat memengaruhi semangat awal Muhammadiyah.
Baca juga, Ketika Pegawai Persyarikatan Bekerja Sekadar Bekerja
Ia menekankan bahwa penting bagi pimpinan Muhammadiyah, terutama di tingkat ranting dan cabang, untuk memahami akar ideologis organisasi. “Semangat tajdid yang diwariskan KH Ahmad Dahlan harus diteruskan dan diwujudkan dalam tindakan nyata di lingkungan masing-masing,” katanya.
Teguh juga mendorong para peserta untuk mulai dari hal-hal kecil. Penguatan literasi Islam, peningkatan mutu pendidikan di AUM, serta keterlibatan aktif dalam dakwah komunitas, menurutnya, merupakan bagian integral dari semangat pembaruan itu sendiri.

Kegiatan ini menjadi ruang strategis untuk menyegarkan pemahaman para kader Muhammadiyah mengenai sejarah dan visi tajdid gerakan. Beberapa peserta menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan Ideopolitor yang dinilai sangat membekali dan memperkuat ideologi kepemimpinan Muhammadiyah.
“Materinya luar biasa. Tidak hanya menambah wawasan, tapi juga menyalakan kembali semangat ber-Muhammadiyah di level akar rumput,” ujar salah seorang peserta dari PRM.
PCM Kebakkramat menegaskan komitmennya untuk terus menggelar kegiatan serupa secara berkala. Bagi PCM, kegiatan Ideopolitor merupakan bagian dari upaya konsolidasi ideologis dan struktural dalam memperkuat gerakan Muhammadiyah di wilayahnya.
“Ini adalah langkah konkret untuk membumikan nilai-nilai Muhammadiyah di masyarakat, sekaligus memperkuat bangunan organisasi agar tetap relevan dan berdampak,” tutup Paryono.
Kontributor : Agus
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha