PC IMM Tegal Rutinkan Program Kajian Dakwah
PWMJATENG.COM, TEGAL– Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Tegal (PC IMM Tegal) allhamdulillah rutin mengadakan diskusi setiap malam jumat, diskusi kamis (19/4) malam ini berjalan dengan hangat di Gedung Dakwah Muhammadiyah Kabupaten Tegal. Berbagai statement yg menarik sekali dari berbagai sudut pandang yang berbeda tentang Pendidikan bermunculan.
Diskusi seru dimulai ketika pantikan dari Ketua Bidang Riset Pengembangan Keilmuan (Kabid RPK) PC IMM Tegal, IMMawan Amin Nur Rais, yang bertanya tentang relevansi, antara pendidikan pada zaman dahulu (sebut saja pada zaman Al Fatih) dengan pendidikan sekarang? Bagaimana pendapat tentang tidak boleh bilang jangan pada anak bila diterapkan di era milenial ini?
IMMawan Wildan Mukholladun sebagai praktisi pendidikan menambahkan, “Karakter atau moral?
Kemajuan yang memundurkan, majunya teknologi namun terjadi kemunduran moral.
Otak nakal kita harus sesuai dengan apa yang kita pikirkan, agar terjadi relevansi antara angan dan apa yang dikeluarkan oleh pikiran.
Perihal fenomena pendidikan, perlunya wadah yang menampung potensi anak. Agar tak terjadi perilaku-perilaku amoral yang disebabkan karena kurangnya moral islami, dan karakter. ” lanjutnya. Intinya wadah itu sejalur sehingga sesuai karakter, dan akan timbul moral yang baik.
Penerapan disiplin sejak dini pada siswa-siswi diperlukan agar menjadi pembiasaan mereka sampai dewasa nanti.
Ketidakrelevansi terlepas dari keislaman, karena pada zaman dahulu belum mengenal teknologi. Masih terfokus dengan tujuan utama pendidikan. Sekarang dengan adanya teknologi, mereka terlena dalam hal-hal instan. Kemajuan zaman dan kemajuan teknologi tidak membuat moral mereka menjadi lebih baik. Pendidikan sekarang itu lebih berorientasi kepada bagaimana peningkatan prestasi kecerdasan dan bagaimana menghadapi persaingan sehingga kehilangan identitas utama pendidikan yaitu membangun karakter generasi lebih baik. Pendidikan karakter dan moral bukan lagi yg utama dari identitas pendidikan, bukan pula menjadi tujuan utama penikmat pendidikan.
Oleh sebab itu masuklah pada pembelajaran karakter dan moral islam pada tatanan pendidikan, sehingga baik fasilitas, literasi, media dan apapun sesuai dengan karakter islam sehingga ketidakrelevansian dapat diatasi untuk kembali pada relevansi pola pbelajaran karakter islam dan umum.
Seperti dalam Qur’an Surat Al-Baqarah ayat 208, “Udkhulu fissilmi kaffah” yang artinya “Masuklah kedalam Islam secara menyeluruh.”
Semoga budaya diskusi seperti ini senantiasa hidup dan berkembang di IMM Tegal Raya khususnya.
Insya Allah pekan depan akan ada diskusi lagi, mari pekan depan kita ramaikan kembali diskusi-diskusi hangat di IMM Tegal Raya ini.
(Hajar Intan Pertiwi, Sekbid RPK PC IMM Tegal)