
PWMJATENG.COM, Jakarta – Dalam rangka memperingati Bulan Bahasa, Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia (PBSI) UHAMKA menggelar seminar bertajuk “Strategi Pengajaran di Luar Negeri: Berbagi Pengalaman Praktik Terbaik” pada Jumat, 31 Oktober 2025. Acara dilaksanakan secara luring melalui Zoom Meeting dan dihadiri oleh Dekan FKIP UHAMKA, kepala prodi PBSI, dosen, serta para peserta seminar.
Seminar menghadirkan narasumber berpengalaman di bidang pendidikan, antara lain Nur Aini Puspitasari, dosen PBSI UHAMKA, Heri Kuswanto, dan Sabina Sekar Rini, alumni PBSI UHAMKA sekaligus guru bantu di Australia. Kepala prodi PBSI UHAMKA, Abdul Rahman Jupri, menjelaskan bahwa kegiatan ini tidak sekadar memperingati Bulan Bahasa, tetapi juga bertujuan mengenalkan bahasa Indonesia kepada khalayak internasional.
“Tujuan seminar ini untuk memperkenalkan bahasa Indonesia. Saya berharap kelas bahasa Indonesia tidak hanya ada di dalam negeri, tetapi juga bisa menjangkau luar negeri. Maka lahirlah tema seminar ini,” ungkap Abdul Rahman Jupri.
Baca juga, Aplikasi Al-Qur’an Muhammadiyah (Qur’anMu)
Heri Kuswanto berbagi pengalaman dan kendala yang dihadapi saat mengajar bahasa Indonesia di Riyadh, Arab Saudi. Ia menjelaskan perbedaan budaya dan bahasa menjadi tantangan tersendiri. “Cuaca di sana sangat ekstrem, dan orang Arab kesulitan mengucapkan huruf P. Kalau mereka bilang P, terdengarnya justru B, sehingga penggunaan pronoun menjadi berbeda,” ujarnya.
Sementara itu, Nur Aini Puspitasari menceritakan pengalaman mengajar di Korea Selatan dan Thailand Selatan. Menurutnya, kendala di Korea Selatan sering muncul pada pelafalan, karena bahasa mereka tidak memiliki huruf R dan L. Sedangkan di Thailand Selatan, kesulitan yang ditemui tidak terlalu signifikan karena bahasa mereka masih serumpun dengan bahasa Indonesia, meskipun terkadang terjadi campur kode dalam pelafalan.
Nur Aini menekankan pentingnya peran mahasiswa PBSI dalam memperkenalkan budaya Indonesia melalui pengajaran bahasa di luar negeri. “Beberapa perguruan tinggi di luar negeri sudah membuka program studi pendidikan bahasa Indonesia. Mahasiswa tidak hanya bisa menjadi guru bahasa Indonesia di tanah air, tetapi juga mengembangkan dan mengenalkan budaya Indonesia di luar negeri,” jelasnya.
Kontributor : Hendra
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha



