Pascasarjana UMS Tambah 7 Program Baru
Solo – Pascasarjana
Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) akan menambah tujuh program
baru yang meliputi Program Doktor dan dan Magister. Ketujuh program
tersebut direncanakan akan diajukan ke Dikti pada tahun ini.
“Program
baru akan diajukan secara bersama-sama. Karena itu merupakan bentuk
perencanaan universitas. Justru, jika diajukan satu per satu malah tidak
akan berhasil,” kata Direktur Program Pascasarjana UMS, Prof Khudzaifah
Dimyati SH MHum, Senin (16/5) Sore.
Tujuh program baru tersebut
adalah Program Doktor (S3) Ilmu Agama, S3 Ilmu ekonomi, S3 Ilmu
Pendidikan, Program Magister (S2) Farmasi, S2 Teknik Kimia, S2 Teknik
Mesin, S2 Ekonomi Akuntansi. Untuk memuluskan rencana tersebut, saat ini
UMS telah membentuk tim Task Force, yakni tim yang merencanakan
penyelenggaraan program studi S2 dan S3.
Dimyati menegaskan,
universitas harus lolos dari beberapa persyaratan ketat untuk menambah
program S2 dan S3-nya. Beberapa persyaratan diantaranya adalah
tersedianya dosen tetap minimal. Untuk program S2 minimal ada enam dosen
tetap, dimana dua diantaranya bergelar master dan empat bergelar
doktor.
Sementara untuk S3 minimal juga memiliki enam dosen tetap
dengan dua guru besar dan empat doktor. Untuk syarat ini, Dimyati
mengaku UMS telah memenuhi.
Tak sampai disitu saja, pihak
universitas juga harus menyediakan infrastruktur minimal yang memadai.
Diantaranya adalah perpustakaan dan SDM di masing-masing jurusan.
“Jangan
sampai tambahnya jurusan baru ini melah mengganggu jurusan yang telah
ada. Jika mengganggu jelas tidak diperbolehkan oleh Dikti,” ungkapnya.
Program-program
baru tersebut nantinya diajukan ke Dikti secara online. Setelahnya,
Dikti akan melakukan penilaian beberapa aspek yang menjadi
persyaratannya. Sementara untuk kuota, masing-masing program magister
akan diisi 15-20 mahasiswa. Untuk program doktor per kelasnya 5-10
mahasiswa.
Saat ini UMS, lanjut Dimyati, merupakan satu-satunya
Perguruan Tinggi Muhammadiyah di Indonesia yang memiliki program S3 Imu
Hukum. Program tersebut mendapatkan izin dari Dikti tahun 2008 dan mulai
menerima lima mahasiswa pada tahun 2009. kemudian pada tahun 2010 lalu
bertambah 10 mahasiswa.
“Pada Juli/Agustus nanti akan ada
penerimaan lagi,” Ujar pria yang juga menjabat sebagai Ketua Asosiasi
Pascasarjana Perguruan Tinggi Muhamamdiyah se-Indonesia ini. (Sumber: Suara Merdeka)