Khazanah Islam

Pasca Haji dan Iduladha: Saatnya Umat Islam Menyembelih Ego Sosial

PWMJATENG.COM – Iduladha dan ibadah haji telah usai. Namun, semangat spiritual yang menyertainya tidak boleh ikut berlalu. Setiap tahun, umat Islam di seluruh dunia menyaksikan dua momen puncak ibadah yang penuh makna: wukuf di Arafah dan penyembelihan hewan kurban. Dua ibadah ini bukan sekadar ritual seremonial, tetapi sarat dengan pesan transendental tentang kepasrahan dan pengorbanan.

Kini, setelah gema takbir mereda dan darah hewan kurban mengering, umat Islam dituntut untuk melanjutkan jihad yang lebih berat: menyembelih ego sosial. Ini adalah bentuk pengorbanan nonfisik, tetapi justru lebih sulit dilakukan. Ego sosial adalah kecenderungan merasa lebih tinggi dari orang lain karena status, jabatan, kekayaan, atau pengaruh sosial.

Dalam konteks sosial modern, ego sering kali menjadi penghalang utama bagi terwujudnya keadilan dan persaudaraan. Padahal, Islam menekankan kesetaraan dan persamaan derajat antarmanusia. Firman Allah dalam Surah Al-Hujurat ayat 13 menegaskan:

يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَىٰ وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا ۚ إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ ۚ

“Wahai manusia! Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan, kemudian Kami jadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar kamu saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertakwa.” (QS. Al-Hujurat: 13)

Ayat ini menjadi tamparan keras bagi siapa saja yang masih mempertahankan kesombongan sosial. Iduladha seharusnya menjadi momentum untuk menanggalkan semua bentuk keangkuhan. Nabi Ibrahim AS tidak hanya rela mengorbankan anaknya, tetapi juga membunuh ego sebagai ayah yang mencintai anaknya melebihi segalanya.

Baca juga, Bahagia dan Sengsara: Antara Takdir dan Pilihan, Inilah Rumus Kehidupan Menurut Al-Qur’an

Begitu pula saat menunaikan ibadah haji, seluruh jamaah melepas atribut sosialnya. Mereka hanya mengenakan pakaian ihram, menanggalkan segala simbol duniawi. Dalam kondisi itu, tidak ada bedanya antara raja dan rakyat jelata. Semua tunduk dan berserah kepada Allah dengan penuh kerendahan hati. Rasulullah ﷺ bersabda:

إِنَّ اللَّهَ لَا يَنْظُرُ إِلَىٰ صُوَرِكُمْ وَلَا إِلَىٰ أَمْوَالِكُمْ، وَلَٰكِنْ يَنْظُرُ إِلَىٰ قُلُوبِكُمْ وَأَعْمَالِكُمْ

“Sesungguhnya Allah tidak melihat kepada rupa dan harta kalian, tetapi Allah melihat kepada hati dan amal kalian.” (HR. Muslim)

Pasca Iduladha, umat Islam seharusnya tergerak untuk menata ulang hubungan sosial. Tidak boleh lagi ada diskriminasi atas dasar kasta ekonomi, status sosial, atau afiliasi politik. Ego sosial yang berakar pada kesombongan dan kepentingan pribadi harus dikurbankan demi terciptanya masyarakat yang adil, inklusif, dan berakhlak mulia.

Menyembelih hewan kurban memang penting sebagai simbol ketaatan. Namun, menyembelih ego jauh lebih penting sebagai bukti pengamalan nilai-nilai spiritual dalam kehidupan nyata. Kurban sosial ini menuntut ketulusan dan kesungguhan untuk berbagi, mendengar, dan merangkul yang tertindas.

Bahkan Rasulullah ﷺ menegaskan pentingnya rendah hati dalam kehidupan sosial. Beliau bersabda:

مَنْ تَوَاضَعَ لِلَّهِ رَفَعَهُ اللَّهُ

“Barang siapa merendahkan diri karena Allah, maka Allah akan meninggikannya.” (HR. Muslim)

Iduladha bukanlah akhir dari pengabdian, tetapi awal dari transformasi diri dan sosial. Ibadah tidak berhenti di tempat penyembelihan hewan, tetapi harus berlanjut dalam bentuk empati, solidaritas, dan keadilan sosial. Umat Islam dipanggil untuk menjadi agen perubahan yang menyebarkan rahmat dan membawa manfaat.

Kini saatnya umat Islam menyembelih ego sosial yang selama ini menjadi sekat pemisah antarkelompok dan individu. Sebagaimana Nabi Ibrahim telah membuktikan ketaatan sejatinya, umat Islam pun harus berani membuktikan komitmen sosialnya.

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE
#
https://pdkwonogiri.id/ https://syariah.radenfatah.ac.id/ https://sgmwmultifinance.id/public/ https://www.hargamazda.id/htdoc/ https://sipil.teknik.untan.ac.id/
https://bgpbali.kemdikbud.go.id/