Panggilan Jihad untuk kader IMM : Krisis Da’i Muhammadiyah
Oleh :Joko Triyanto,S.Kom.M.Pd.I. ( Ketua DPD IMM Jawa Tengah, Bidang Tabligh dan kajian ke-Islam-an )
ISLAM adalah agama yang kita yakini bersama sebagai agama yang paling sempurna, saat ini hingga akhir zaman. Keyakinan tersebut haruslah kita jaga bersama dengan memahami isi ajaran Islam hingga menjaga dan menyebarluaskan agama Islam keseluruh penjuru dunia. Islam sebagai Agama rahmatanlil’alamin yaitu agama yang memberi rahmat bagi seluruh alam.
Al Qur’an sebagai kitab suci agama islam telah menjadi pedoman seluruh umat manusia bukan hanya yang bergama Islam saja. Karena di dalam Al Quran telah diceritakan dan dijelaskan banyak hal tentang seluruh alam seperti tatasurya, alam nyata dan Ghoib, ilmu kedokteran, ilmu perbintangan dan lain sebagainya. Kesempurnaan isi kitab Suci Al Qur’an menandakan bahwa islam adalah agama paripurna yaitu agama yang paling akhir dan sempurna.
Pada tanggal 18 November 1912 M berdirilah Muhammadiyah sebagai upaya menjaga dan menyebar-luaskan agama paripurna tersebut. Berdirinya Muhammadiyah dengan tujuan meneggakkan dan menjunjung tinggi agama islam sehingga terwujud masyarakat islam yang sebenar-benarnya. Satu abad lebih Muhammadiyah berkiprah dan berdakwah di bumi Nusantara ini. Hingga saat ini masih banyak sekali umat Islam beranggapan bahwa berdakwah hanya dilakukan di Pondok Pesantren dan Masjid saja, dan pastilah itu termasuk kesalahan besar dalam memahami ajaran Islam. K.H. Ahmad Dahlan sebagai pendiri Muhammadiyah berkeinginan dan bercita – cita agar kader-kader Muhammadiyah mampu menyebarluaskan ajaran islam di semua lini kehidupan tidak hanya di Masjid atau Pondok Pesantren saja. Hal tersebut bisa kita lihat dari petikan kata-kata inspiratif KH. Ahmad Dahlan yaitu “ Jadilah Dokter, Insyinyur, Guru dan Profsional dan kembalilah kepada Muhammadiyah”.
Muhammadiyah telah di akui dunia sebagai Organisasi islam tertua dan terbesar di Indonesia, namun ke dewasaan yang lebih dari satu abad dan kebesaran Muhammadiyah tersebut belumlah final dalam mewujudkan cita-cita sang pendiri yaitu KH. Ahmad Dahlan. Karena masih minimnya kader Muhammadiyah yang berperan sebagai Dai/Mubaligh Muhammadiyah. Krisis Kader Dai atau Mubaligh Muhammadiyah tersebut sangat terasa, hal tersebut bisa dilihat dari minimnya kader asli Muhammadiyah yang megisi acara kajian, diskusi dan pengajian di semua tingkatan mulai PDM, PCM, PRM , Ortom hingga masjid dan jamaah Muhammadiyah. Meskipun ada kader Mubaligh asli Muhammadiyah itu sangat sedikit jumlahnya dan sangat tidak sebanding dengan jumlah Jamaah Muhammadiyah. Bahkan sampai ada Jamaah Muhammadiyah yang mengistilahkan “itu lagi Itu lagi” ( yang ngisi dimana-mana kok ustadznya itu lagi, kurang variatif ). Kondisi ini menjadi PR kita bersama dalam menghadapi krisis Mubaligh/ Da’i Muhammadiyah.
Krisis Da’i/Mubaligh Muhammadiyah dapat mengakibatkan kerusakan yang sangat fatal bila tidak segera ditangani. Pasalnya orang di luar Muhammadiyah, beranggapan bahwa semua anggota, kader dan pimpinan Muhammadiyah itu adalah Tokoh Agama di masyarakat. Jika masih ada Anggota/Pimpinan Muhammadiyah tidak berperilaku dan memahami Agama islam secara Benar dan sesuai Pedoman Hidup Islami Warga Muhammadiyah atas dasar Al Qur’an dan Al hadits, maka bisa mengakibatkan penyesatan umat. Apalagi jika banyak Forum-forum diskusi, Kajian, pengajian Muhammadiyah yang mengisi Bukan kader Mubaligh asli Muhammadiyah yang memahami Ideologi Muhammadiyah, tentu itu tidak baik dan bisa dikatakan bahaya.
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah ( IMM ) sebagai satu-satunya organisasi otonom Muhammadiyah yang elit ( elit karena hanya mahasiswa yang bisa menjadi anggota IMM ) tidaklah boleh diam melihat kondisi tersebut. Tri Kompetensi Dasar Ikatan yaitu Religiusitas , Intelektualitas, Humanitas sebagai dasar dalam satu kesatuan haruslah menjadi penyemangat dalam menghadapi kondisi saat ini. Salah satu gerakan/ solusi menjawab Krisis Mubaligh/ Dai Muhammadiyah ini , Bidang Tabligh dan kajian ke-Islam-an Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah Jawa Tengah ( DPD IMM Jateg ) akan melaksanakan Pelatihan Nasional Mubaligh Mahasiswa Muhammadiyah atau di singkat Platnas M3. Platnas M3 ini dilaksanakan pada tanggal 4- 6 mei 2018 dengan peserta dari Perwakilan Pimpinan Komisariat dan Pimpinan Cabang Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Bidang Tabligh dan Korps Mubaligh Mahasiswa Muhammadiyah seluruh Indonesia.
Pemateri dalam kegiatan ini yaitu Majelis Ulama Indonesia, Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah, Dewan Masjid Indonesia, Pusat Dakwah Al Qur’an, Pimpinan Pusat Pemuda Muhammadiyah, Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Dewan Pimpinan Daerah Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, Rektor Universitas Muhammadiyah, Hafidz-hafidah, Pondok Pesantren Internasional , Instruktur dan lain sebagainya.
Panggilan Jihad, Kepada kader IMM di seluruh indonesia terkhusus Bidang Tabligh kajian ke-islaman dan Korp Mubaligh Mahasiswa Muhammadiyah marilah kita hadapi bersama, dan marilah menjadi solusi bersama atas keluhan krisis Kader Mubaligh Muhammadiyah ini dengan mensukseskan Pelatihan Nasional Mubaligh Mahasiswa Muhammadiyah ( Platnas M3 2018 ). Dengan tema “kristalisasi Dakwah Ikatan untuk bangsa yang Berkemajuan”. Semoga dengan mensukseskan kegiatan ini dicatat Malaikat sebagai Jihad Fisabilillah dan dihitung pahalanya. Aamiin. (*)