Naikan Kelas Petani; Muhammadiyah Gelar Sarasehan Petani, Panen dan Kukuhkan JATAM Klaten
PWMJATENG.COM, KLATEN – Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah selenggarakan panen padi, pengukuhan Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM) sekaligus sarasehan petani di Desa Gempol, Kecamatan Karanganom, Klaten, pada, Sabtu (8/7).
Ketua MPM PP Muhammadiyah, M. Nurul Yamin menyebut, panen bukan saja mencerminkan hasil dari sebuah ikhtiar. Tetapi juga di setiap rahim ikhtiar mengandung harapan dan doa agar kelak lahir panen.
“Meski kadang janin ikhtiar yang dikandungnya mengalami keguguran atau gagal panen. Alhamdulillah, hari ini Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat Muhammadiyah bersama Jamaah Tani Muhammadiyah (JATAM) Klaten melakukan panen.” Ungkapnya.
Dalam hemat Yamin, agenda panen sekaligus Pengukuhan JATAM Klaten terkandung empat harapan. Keempatnya kembali pada ikhtiar menaikkan kelas kesejahteraan petani. Bukan hanya yang tergabung dengan JATAM, tapi petani secara luas.
Pertama, optimisme. Tamparan kanan kiri terhadap petani tidak menyurutkan spirit pengabdiannya untuk menjaga tetap tegaknya tonggak kedaulatan pangan.
Betapa tidak, terjangan ancaman musim panas dan el nino, hempasan impor pangan, harga hancur-hancuran di saat panen tapi melangit di saat tanam, tidak menyurutkan nyali petani termasuk JATAM tetap berdiri tegak menjadi soko guru pangan Indonesia.
Baca Juga, Rektor UNIMMA Apresiasi 50 Proposal PKM-PPK Ormawa Terbaik
Kedua, ekonomi berkeadilan. Setiap sesuap nasi yang kita santap di meja makan, telah melalui perjalanan panjang dan mata rantai berliku yang melibatkan petani kumuh belepot di sawah sampai, warung kelontong, juragan beras, pejabat, bahkan politisi berdasi.
“Dari jalan hulu hilir tersebut tampaknya jalan petani masih penuh lobang menganga, terjal mendaki dan tajam berduri. Meratakan jalan ekonomi petani yang berkeadilan itu harapan yang lahir dari panen ini.” Kata Yamin.
Ketiga, ekosistem pemberdayaan. Merangkai pilar pilar ekonomi menjadi satu bangunan yang yang kokoh saling mengokohkan bukan memojokkan, saling mendukung bukan menikung, saling mengangkat bukan menghujat, saling mengisi bukan menggembosi, saling menguntungkan bukan membuntungkan, itu harapan petani harapan JATAM.
Keempat, kedaulatan pangan. Negeri ini gemah ripah loh jinawi, negeri agraris sudah saat nya berdaulat pangan. Termasuk untuk warga dan amal usaha persyarikatan berdaulat pangan melalui Jatam.
“Setitik harapan itu mulai meranum dengan hadir AUM menjadi off taker. Semoga Petani dan JATAM tersenyum.” Tandas Yamin.
Anggota MPM PP Muhammadiyah, Wahyudi Nasution yang juga mendampingi secara langsung JATAM Klaten menjelaskan, JATAM Klaten terbentuk pada 19 Mei 2023, diinisiasi oleh 15 orang pelaku dan penggerak pertanian, peternakan, dan hortikultura dari beberapa Kecamatan di Kabupaten Klaten.
“Para petani perlu mengorganisir diri atau diajak bergabung dalam perserikatan tani yang berskala besar/luas agar memiliki posisi tawar yang kuat terhadap pemilik modal besar dan para pengambil kebijakan di sektor pangan.” Imbuhnya.
Nusanta Herlambang, Ketua Jatam Klaten terpilih, mengatakan bahwa sebagai organisasi resmi, terbentuknya Jatam Klaten perlu dilegalkan agar Pengurus tidak merasa gamang untuk melangkah lebih lanjut.