Musyda XIV Pemuda Muhammadiyah Surakarta Harus Steril dari Agenda Parpol
Solo – Musyawarah Daerah (Musyda) XIV
Pemuda Muhammadiyah Kota Surakarta yang akan digelar Sabtu-Minggu
(14-15/5) diharapkan tidak dijadikan sebagai ajang agenda politik.
Pasalnya kader muda Muhammadiyah selama ini menjadi sasaran empuk untuk
memperoleh suara massa oleh partai politik (parpol).
Dari
pengalaman yang ada struktural pengurusan Muhammadiyah diwarnai oleh
agenda politik (kader partai-red), sehingga melemahkan program dan
kinerja Pemuda Muhammadiyah.
Desakan itu dilontarkan oleh anggota
Majelis Tabligh Pemuda Muhammadiyah Cabang Solo Selatan, Achmad Riza.
Menurut Riza dalam siaran persnya, Jumat (13/5) menegaskan, stakeholder
di organisasinya (ormas) mengendaki calon pemimpin dan pengurus yang
memiliki kapasitas intelektual dan keulamaan.
“Prasyarat ini
menjadi penting, karena jika tidak memiliki syarat tersebut pimpinan
Pemuda Muhammadiyah akan menjadi aktivis yang pragmatis dan tidak dapat
memberi suri tauladan,” tegasnya.
Riza menambahkan, cita-cita KH
Ahmad Dahlan (pendiri Muhammadiyah) harus diacu dengan mengembalikan
gerakan pemurnian akidah kepada Alquran dan Sunnah. Selain itu,
organisasi bisa menampilkan gerakan dinamis sosial yang beraktivitas
mengurusi amal-amal usah dan penghidupan kembali lingkungan masyarakat
masjid. “Dua hal itulah yang nantinya akan menjadi tajuk tema musda kali
ini,” jelasnya.
Dikatakan, Musyda yang akan digelar di STIKES
Aisyiyah Surakarta ini akan diikut oleh aktivis Pemuda Muhammadiyah
seperti Ibrahim Landung Nugroho (anggota Majelis Tabligh), Suyanto S. Ag
(anggota Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah). (Sumber: Suara Merdeka/Editor: Fakhrudin)