PWMJATENG.COM, Surakarta – Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS) sebagai tuan rumah Kuliah Kerja Nyata Muhammadiyah-‘Aisyiyah (KKNMAs) 2024, menyelenggarakan Seminar Nasional bertajuk “Muhammadiyah-Aisyiyah Membangun Indonesia dari Desa” pada Rabu (11/9). Seminar ini berlangsung di Ruang Seminar Gedung Edutorium KH. Ahmad Dahlan UMS, dan menjadi salah satu acara penutupan KKNMAs.
Seminar tersebut menghadirkan dua narasumber utama: Junaedhi Mulyono, Kepala Desa Ponggok, Klaten, serta Hardika Dwi H., President Director of Desamind. KKNMAs sendiri telah dilaksanakan sejak 29 Juli dan melibatkan mahasiswa di 148 desa di Kabupaten Karanganyar dan Sukoharjo.
Junaedhi, alumni UMS, menceritakan pengalamannya dalam membangun Desa Wisata Ponggok melalui pemberdayaan Badan Usaha Milik Desa (BUMDes). Ia menekankan pentingnya menyelesaikan masalah mendasar seperti kemiskinan, pendidikan, dan kesehatan untuk membangun desa yang kuat.
“Kalau ingin menyelesaikan masalah, harus dari hulu ke hilir,” ujarnya.
Menurut Junaedhi, Indonesia memiliki potensi besar dalam pembangunan bangsa, terutama di desa. Lebih dari 60% sumber daya Indonesia berada di desa, dengan 80% Kartu Tanda Penduduk (KTP) juga berasal dari sana. “Desa memiliki pengaruh besar dalam pembangunan bangsa jika dikelola dengan baik,” tambahnya.
Baca juga, Ekologi dan Ekonomi: Dilema dalam Pembangunan Berkelanjutan di Indonesia
Hardika Dwi, dosen Pendidikan Teknik Informatika (PTI) UMS, menekankan bahwa pemuda memiliki peran penting dalam pengembangan desa. Menurutnya, para sarjana yang berasal dari desa harus kembali membangun daerah asal mereka.
“Banyak anak muda yang saya temui di luar negeri dan berbagai wilayah di Indonesia memiliki potensi luar biasa. Akan lebih baik jika mereka memiliki pemahaman akar rumput yang kuat untuk membangun desa,” ungkapnya.
Kuswaji Dwi Priyono, Ketua Panitia Lokal KKN-MAs, menjelaskan bahwa penerjunan 1.310 mahasiswa ke dua kabupaten, Karanganyar dan Sukoharjo, bertujuan membantu masyarakat mengurangi angka stunting dan meningkatkan usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dengan menggali potensi lokal.
“148 desa tersebut memang menghadapi masalah stunting. Kami berharap kehadiran mahasiswa dapat membantu menurunkan angka stunting dan mengembangkan UMKM unggulan,” harap Kuswaji.
Suwarno, Ketua Panitia Pusat KKNMAs, menyampaikan rasa terima kasih kepada UMS sebagai tuan rumah. Ia juga menjelaskan bahwa hasil pengabdian mahasiswa, seperti artikel ilmiah, diharapkan dapat dipublikasikan.
“Selain jurnal, di Sukoharjo mahasiswa juga menulis buku yang jika diterbitkan akan lebih bernilai karena memiliki hak cipta,” jelasnya.
Kontributor : Eva
Editor : M Taufiq Ulinuha