Berita

Mubalighat Aisyiyah Karanganyar Dibekali Strategi Dakwah di Era Digital

PWMJATENG.COM, KARANGANYAR – Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) Kabupaten Karanganyar  melalui Majelis Tabligh menyelenggarakan pelatihan dan lomba mubalighat Aisyiyah se-Kabupaten Karanganyar. Pelatihan diselenggarakan selama dua hari dari 24-25 November 2018 bertempat di Aula SMA Muhammadiyah 1 Karanganyar.

Menurut Umi Masrurah dari Majelis Tabaligh, pelatihan mubalighat Aisyiyah PDA Kabupaten Karanganyar diikuti sekitar 90 orang peserta terdiri dari perwakilan mubalighat Pimpinan Cabang Aisyiyah dan perwakilan dari Amal Usaha Muhammadiyah dalam kota Karanganyar. “Masing-masing PCA se-Kabupaten Karanganyar mengirimkan peserta tiga orang dari tujuh belas PCA yang ada, juga perwakilan dari AUM dalam kota”.

Selain menghadirkan pemateri dari Pimpinan Wilayah Asiyiah (PWA) Jawa Tengah, pelatihan mubalighat Aisyiyah juga menghadirkan pemateri dari Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Karanganyar. Sebagaimana jadwal pelatihan yang diberikan ada materi Manhaj Tabligh yang diisi oleh Ketua PDM Karanganyar Muh. Samsuri ada juga pelatihan dengan materi Dakwah di Era Digital dengan pemateri dari Majelis Pustaka dan Informasi PDM Karanganyar.

Jumadi, wakil ketua Majelis Pustaka dan Informasi PDM Karanganyar menyampaikan materi dengan judul “Muhammadiyah, Era Digital dan Tantangan Dakwah”. Menurutnya perkembangan teknologi digital selain menjadikan peluang dakwah yang sebagian sarana lebih  mudah dan canggih juga mempunyai tantangan tersendiri.

Menurutnya Dakwah Islam berkemajuan meliputi :

  1. Harus terintegrasi antara teknologi, isi dan cara penyampaian
  2. Bukan hanya sekedar kemampuan beradaptasi dengan perkembangan teknologi, tapi juga kemampuan untuk memahami perspektif dakwah yang kontekstual dan menebar manfaat bagi kemajuan umat dan bangsa
  3. Da’i yang berkemajuan juga harus memiliki kemampuan literasi media yang memadai

 

Mau tidak mau para pedakwah harus bisa memanfaatkan sekaligus menggunakan perkembangan teknologi digital yang paling banyak mempengaruhi dunia informasi dan komunikasi. “Kalau dahulu untuk rapat dan pengajian harus dikirim undangan secara manual, sekarang cukup dengan WA sekaligus dengan materinya baik Qur’an maupun Hadistnya. Ini sebagian kemudahan dan manfaatnya”.

Peserta pelatihan yang merupakan ibu-ibu aktivis Asiyiah juga diberikan bekal tentang dampak negative dari media khususnya media sosial diantaranya adalah ahklaqul medsosiah yang merupakan bentuk kode etik bermedia sosial bagi warga Muhammadiyah yang merupakan ijtihad dari Majelis Pustaka dan Informasi juga dierikan sekilas tentang UU ITE khususnya pasal 27 dan 28 beserta konsekuensi hukum atas pelanggarannya.

“Sebagaimana informasi dari Mabes Polri bahwa sebagian besar pelanggar UU ITE terkait informasi HOAX adalah ibu-ibu, maka para mubalighat Aisyiyah harus benar-benar bisa secara bijaksana menggunakan “jempolnya” untuk menyebarkan informasi yang bermanfaat dan membawa kebaikan”. Sebagaimana peringatan Allah SWT dalam Alquran surah Al Hujurat ayat 6, Allah SWT juga sudah mengingatkan, ”Wahai orang-orang yang beriman, jika orang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, periksalah dengan teliti, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan atau kecerobohan yang akhirnya kamu menyesal atas perbuatanmu itu”. (MPI PDM Kra-JOe). Gambar : Yanti Farid.

Aji Rustam

Jurnalis MPI PWM Jateng, Wartawan Seniour TribunJateng

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE