Berita

MPKS PCM Wonosobo Gelar Workshop Pemulasaran Jenazah Sesuai Manhaj Tarjih Muhammadiyah

PWMJATENG.COM, WONOSOBO – Majelis Pembinaan Kesejahteraan Sosial (MPKS) Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Wonosobo menggelar Workshop MPKS di Aula SD MBF Al Adzkiya, Sabtu (27/12/2025). Kegiatan ini diikuti pleno PCM Wonosobo serta perwakilan dari 18 ranting se-Cabang Wonosobo dengan total 30 peserta.

Workshop bertujuan memberikan tuntunan praktis pemulasaran jenazah sesuai syariat Islam serta pemahaman rangkaian kegiatan kematian berdasarkan Manhaj Tarjih Muhammadiyah.

Workshop berlangsung antusias. Peserta mengikuti praktik pemulasaran jenazah yang dipandu Ustaz Nurhadi Riyanto dari RS PKU Muhammadiyah Wonosobo. Ia menekankan pentingnya mendahulukan syariat Islam dibanding tradisi dalam pemulasaran jenazah maupun ritual yang menyertainya.

Selain praktik, peserta juga mendapatkan materi Tuntunan Tarjih yang disampaikan Ustaz Mi’roj, Ketua Majelis Tarjih dan Tajdid (MTT) PDM Wonosobo. Ia menjelaskan sejumlah keputusan dalam Himpunan Putusan Tarjih (HPT) terkait tradisi acara kematian yang berkembang di masyarakat.

Ketua MPKS PCM Wonosobo, Sugirman, M.Pd., dalam sambutannya menguraikan lima permasalahan utama dalam tradisi acara kematian. Salah satunya terkait perbedaan pemahaman hadis tentang pengumuman kematian (an-na’yu).

Ia menjelaskan bahwa hadis tentang Nabi Muhammad SAW yang mengumumkan wafatnya Ja’far dan Zaid tidak bertentangan dengan larangan an-na’yu dalam hadis lain, selama cara penyampaiannya tidak menggunakan praktik jahiliyah.

“Yang terpenting adalah cara mengumumkannya sesuai tuntunan Rasulullah, bukan dengan cara jahiliyah,” tegasnya.

Permasalahan lain yang disoroti adalah utang jenazah ketika keluarga tidak mampu secara ekonomi, ritual pascakematian, serta problem ekonomi keluarga yang ditinggalkan. Untuk hal terakhir, MPKS mendorong sinergi dengan Lazismu dalam program pemberdayaan.

Ketua PCM Wonosobo, H. Yakino, S.Pd., M.M., M.Pd., mengutip QS An-Nisa ayat 78 bahwa kematian akan menjumpai siapa pun dan di mana pun. Menurutnya, workshop ini penting tidak hanya membahas pemulasaran jenazah, tetapi juga menyikapi tradisi yang mengiringi kematian berdasarkan pandangan tarjih.

“Ini bukan hanya soal kematian, tetapi juga bagaimana sikap kita terhadap tradisi yang mengakar, termasuk dalam kelahiran dan pernikahan,” ujarnya.

Ia berharap pascaworkshop terbentuk MPKS di tingkat ranting atau gabungan ranting, lengkap dengan Tim Pangrukti Layon, identitas MPKS, serta grup koordinasi untuk mengawal sunnah Rasulullah.

Dalam sesi praktik, Ustaz Nurhadi juga berbagi pengalaman menangani pemulasaran jenazah lintas latar belakang keluarga di RS PKU Muhammadiyah Wonosobo. Diskusi berlangsung dinamis dengan berbagai pertanyaan dan tanggapan dari peserta.

Workshop ditutup dengan kesepakatan pembentukan Tim MPKS Ranting atau Gabungan Ranting, yang memiliki tugas utama Pangrukti Layon, pendampingan kewajiban ahli waris, serta penguatan ekonomi keluarga yang tertimpa musibah.

Kontributor: rdp
Editor: Al-Afasy

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE