Monitoring Pengembangan Model Sekolah Inovatif Berbasis TIK oleh Kepala BPMRP Kemdikbud
PWMJATENG.COM, Solo – Sekolah Pendidikan Karakter Berbasis TIK SD Muhammadiyah 1 Ketelan Surakarta, Jawa Tengah mendapat kunjungan dan monitoring, Kepala Balai Pengembangan Media Radio Pendidikan dan Kebudayaan Kemdikbud Jl. Sorowajan Baru 367 Yogyakarta.
Menjadi seorang pendidik merupakan sebuah tanggung jawab yang besar. Tak dipungkiri bahwa pola asuh seorang pendidik atau guru berpengaruh besar pada pengembangan potensi yang dimiliki peserta didik baik itu sisi kognitif, afektif maupun psikomotorik. Seorang pendidik juga harus terus belajar dan memperbaiki diri dalam kegiatan belajar dan mengajarnya.
Kepala sekolah dan praktisi pendidikan Sri Sayekti, S.Pd., M.Pd mengatakan tantangan utama para pendidik saat ini adalah perubahan dunia yang sangat cepat—termasuk perubahan di dalam kegiatan belajar mengajar dari masa lalu hingga sekarang atau masa yang akan mendatang.
Dia mengakui bahwa banyak yang ingin dunia tak berubah, sehingga pola pengajaran tetap sama. Namun itu adalah sesuatu yang tak mungkin. “Disadari atau tidak, teknologi itu akan sangat membantu siswa dalam memahami sejumlah materi di kelas. Banyak muatan materi KTSP dan Kurikulum 2013 yang bersifat abstrak. Portal rumah belajar akan mempermudah menyampaikan pelajaran melalui visualiasasi nyata seperti gambar, chart, grafik, video maupun audio. Dengan bantuan alat atau media tersebut siswa jadi mudah menangkap pelajaran yang susah dimengerti,” kata Sri Sayekti, S.Pd., M.Pd, Solo, Jum’at (22/12/2017).
Senada dengan Kepala BPMRP Kemdikbud Drs. Aristo Rahadi, M.Pd. dia mengatakan Daripada susah dan pusing menjauhkan anak dari pengaruh teknologi, Aristo menyarankan agar anak diajarkan untuk memberdayakan teknologi. Dengan demikian anak tidak digunakan oleh teknologi, melainkan menggunakannya lebih baik.
Apalagi di ”zaman now” yang serba digital, sumber belajar berlimpah di dunia maya, anak-anak kita lahir lahir ceprot sudah kenal TIK, sedangkan kita lahir di zaman papan tulis. Bahkan, seseorang dapat terhubung langsung pada beragam sumber belajar, maka harus berubah paradigmanya. Sebab, pendidikan sejatinya bukanlah pengajaran. Namun, pendidikan haruslah untuk membentuk anak didik menjadi manusia utuh, baik nalar maupun budinya.
Ditambahkan, Kegiatan ini bertujuan untuk mendapatkan data tentang pemanfaatan rumah belajar di sekolah, memperoleh informasi mengenai hambatan atau kendala selama pelaksanaan pemanfaatan rumah belajar di sekolah, dan merumuskan saran serta perbaikan untuk penyelenggaraan sekolah inovatif selanjutnya. Kegiatan ini dihadiri oleh 15 guru, waka Humas Jatmiko. (Humas Jatmiko)