Milad Muhammadiyah ke-113: Dari Wangon, Spirit Kebersamaan dan Kemajuan Dinyalakan Kembali

PWMJATENG.COM, Wangon, Banyumas – Udara sejuk Dusun Karangasem, Desa Banteran, Ahad pagi (9/11/2025), berubah hangat oleh semangat ribuan jamaah yang memadati halaman Masjid An-Nuur. Dari berbagai penjuru desa, warga datang dengan penuh syukur untuk menghadiri Pengajian Akbar penutup Semarak Milad ke-113 Muhammadiyah yang digelar Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Wangon. Hadir sebagai penceramah reflektif-inspiratif, Dr. KH. Nurbani Yusuf, M.Si., Ketua PDM Kota Batu sekaligus pengasuh Komunitas Padhang Makhsyar.
Kegiatan ini menjadi puncak dari sebulan rangkaian acara milad yang berlangsung khidmat. Panitia mengumumkan pemenang lomba Semarak Milad, dilanjutkan pembacaan ayat suci Al-Qur’an oleh siswi SMP Muhammadiyah Wangon. Penampilan tari kreasi Islam modern dari siswa MIM Wangon dan MIM Kalipetung memukau jamaah, menghadirkan nuansa dakwah yang menggembirakan.
Suasana kian haru saat siswa MTs Muhammadiyah Wangon melantunkan hafalan surat-surat pilihan dengan suara jernih. Jamaah kemudian berdiri khidmat menyanyikan Indonesia Raya, Mars Muhammadiyah, dan Mars ‘Aisyiyah, dipandu PRNA Karangasem.
Ketua PRM Karangasem, Sudarso, S.E., menyampaikan rasa bangga atas kepercayaan menjadi tuan rumah. “Semoga semua ini menjadi amal jariyah dan bukti semangat berkemajuan kita untuk Indonesia,” ujarnya di hadapan lebih dari dua ribu jamaah.
Ketua PCM Wangon, H. Samidi, M.Pd., menegaskan bahwa Semarak Milad Muhammadiyah bukan sekadar perayaan, melainkan wujud komitmen menjaga nilai perjuangan dan pengabdian. Rangkaian kegiatan berlangsung sejak 11 Oktober 2025, mencakup lomba mewarnai, voli, mini soccer, lomba merawat jenazah, hafalan surat pendek, Cerdas Cermat Islam, hingga Pawai Ta’aruf.
“PCM Wangon yang menaungi 12 PRM berkomitmen menjadi kekuatan dakwah yang solid, mandiri, dan berakhlak,” tegas Samidi.
Camat Wangon, Dwiyono, S.E., M.Si., memberikan apresiasi atas kiprah Muhammadiyah di wilayahnya. “Milad ini bukan milik persyarikatan semata, tapi momentum kebersamaan seluruh warga Wangon. Muhammadiyah telah menjadi obor dakwah yang terus menyala dari masa ke masa,” ujarnya.
Dalam tausiyahnya, KH. Nurbani menekankan bahwa kemajuan tidak diukur dari kemegahan, melainkan dari keikhlasan dan keberanian menebar manfaat. Ia mengingatkan kembali pesan KH. Ahmad Dahlan: “Hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari hidup di Muhammadiyah.” Pesan itu menjadi ruh perjuangan kader dalam menjaga keikhlasan dan pengabdian.
“Muhammadiyah kini dikenal dunia, tetapi yang paling penting adalah tetap teguh menjaga nilai ketulusan,” ujarnya disambut takbir jamaah.
Acara ditutup dengan doa bersama, makan siang, dan foto kebersamaan antara PCM, ortom, Forkompincam, serta warga Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah. Di bawah langit Karangasem yang cerah, gema takbir berpadu dengan tawa kebahagiaan. Dari Wangon, cahaya dakwah itu kembali menyala — menegaskan bahwa dakwah Muhammadiyah lahir dari kesederhanaan, menyinari dari kampung menuju peradaban besar yang mencerahkan umat dan bangsa.
Editor: Al-Afasy



