PWMJATENG.COM, Blora – Perayaan wisuda menjadi simbol peneguhan bahwa peserta didik telah menyelesaikan studinya pada suatu jenjang tertentu. Bagi sebagian orang momen wisuda menyisihkan kesan mendalam bahkan dapat membuat haru biru karena kebahagiaan atas pencapaian yang telah dilaluinya. Kebahagiaan tidak hanya dirasakan oleh peserta wisuda saja melain para guru, orang tua, keluarga juga turut merasakannya,
Suasana haru itu terjadi pada momen wisuda yang diselenggarakan oleh Lembaga Pendidikan Dasar MI Muhammadiyah Kunduran Blora, pada 10 Juni 2023 yang lalu di Aula Kecamatan Kunduran.
Dalam momen wisuda tersebut, para wisudawan menyanyikan lagu perpisahan dengan judul “Selamat Tinggal Guru dan Kawanku” karya Ismail Marzuki yang dilantunkan dengan serempak di atas panggung acara, dengan iringan instrumen lagu tersebut. Lagu yang dinyanyikan oeh wisudawan secara bersama-sama itu sukses membuat beberapa dari mereka terlihat berkaca-kaca lantaran menghayati setiap bait liriknya. Beberapa orang tua wali murid pun juga terlihat mengusapkan tangan di matanya.
Tidak sampai di situ, momen-momen haru kembali terjadi saat masuk pada rangkaian acara penyematan mahkota dari wisudawan kepada orang tuanya di depan panggung. Kegiatan ini merupakan simbol bahwa para wisudawan telah berhasil menghafalkan juz 30 dan telah diujikan sebelumnya. Pada momen ini hampir seluruh wisudawan dan orang tua meneteskan air mata, termasuk beberapa guru dan tamu undangan yang berada pada ruangan tersebut. Penyematan mahkota menjadi simbol kemuliaan atau derajat yang tinggi bagi orang tua jika seorang anak dapat menghafalkan ayat Al-qur’an.
Pada kegiatan purna siswa kelas VI ini turut hadir Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kunduran yang diwakili oleh Abdul Hasan S.Pd.I., M.Pd.I. Dalam sambutannya beliau berpesan tiga hal.
Baca juga, Respon Keinginan PWA Jateng, Bupati Blora Izinkan Penggunaan Eks Puskesmas sebagai Rumah Singgah
Pesan pertama, ditunjukan kepada orang tua murid.
Beliau bertanya, “Bagaimana bapak ibu wali murid, puaskah panjenengan (kalian) menyekolahkan anak penjenengan di MI Muhammadiyah Kunduran?”
Sedikit terjeda, para wali murid pun menaggapi, “Puasss.”
Kemudian beliau melanjutkan, “Jika panjenengan puas maka kabarkanlah kepuasan, kegembiraan panjenengan kepada orang lain agar orang-orang tertarik dengan sekolah ini. Adapun jika sebaliknya maka jangan kabarkan kepada orang lain namun kabarkanlah kepada bapak ibu guru, agar kami dapat berbenah lebih baik lagi ke depannya.”
Pesan kedua, beliau sampaikan kepada wisudawan agar meraka dapat menjaga nama baik sekolah, serta terus belajar, muraja’ah hafalan, dan selalu ingat Ibadah.
Dan pesan ketiga beliau sampaikan kepada para guru, bahwa kualitas seorang murid ditentukan oleh kualitas gurunya.
“Jika kualitas guru 80 % maka ia dapat mewariskan 80 % kepada muridnya atau bahkan kurang dari itu. Akan tetapi celakanya jika seorang guru hanya memiliki 30 % kualitasnya, lantas berapa persen yang dapat ia wariskan kepada muridnya? Untuk itu jadilah guru yang berkualitas maka akan menghasilakan murid yang terbaik, berguna bagi agama, bangsa dan negara,” ungkap Hasan.
Pada rangkaian acara juga diselingi dengan berbagai hiburan seperti seni tari wonderlands, nyanyian tembang jawa, paduan nasyid yang semuanya dipentaskan oleh adik kelas, kegiatan wisuda ditutup dengan seni tari Blek dik dot yang lucu dan heboh membuat seluruh audien di aula kecamatan kunduran tertawa gembira.
Kontributor : Ikhwan
Editor : M Taufiq Ulinuha