
PWMJATENG.COM, Semarangย โย Sabtu pagi, 12 April 2025, suasana Aula lantai 7 Gedung Kuliah Bersama I Universitas Muhammadiyah Semarang (Unimus) dipenuhi rasa haru dan kebanggaan. Di balik balutan jubah toga, empat lulusan Fakultas Kedokteran Gigi (FKG) Unimus berdiri tegak untuk mengikuti prosesi sakral angkat sumpah dokter gigi ke-16. Sebuah momen yang tidak sekadar simbolik, tetapi menandai awal pengabdian mereka kepada masyarakat, bangsa, dan kemanusiaan.
Acara yang berlangsung di Jalan Kedungmundu Raya No. 18 Semarang ini tidak hanya dihadiri sivitas akademika dan jajaran pimpinan kampus, tetapi juga turut mengundang tokoh-tokoh penting dalam dunia kesehatan. Hadir Wakil Rektor II Hardiwinoto, Wakil Rektor III Eny Winaryati, Dekan FKG Risyandi Anwar, serta perwakilan dari Badan Pembina Harian (BPH) Unimus, Indriyanto. Selain itu, Kepala Dinas Kesehatan Kota Semarang, Ketua PDGI Wilayah Jawa Tengah, serta para direktur dari RSUD KRMT Wongsonegoro, RS Roemani, dan RSGM Unimus pun hadir menyaksikan momen bersejarah tersebut.
Empat nama yang disumpah pada hari itu adalah Noor Dyah Permata Sari, Alzahra Nadiva Zein, Indah Purnamasari, dan Mega Dwi Setyaningrum. Dari keempatnya, Alzahra Nadiva Zein dinobatkan sebagai lulusan terbaik dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,67 dan masa studi 2 tahun 6 bulan. Capaian ini menjadi penegasan bahwa prestasi akademik dapat diraih bersamaan dengan efisiensi waktu pendidikan.
Dalam sambutannya, Dekan FKG Unimus, Risyandi Anwar, menegaskan bahwa momen angkat sumpah ini bukan hanya tentang pencapaian pribadi semata, melainkan juga cerminan kualitas institusi dalam membina calon profesional medis. Ia menuturkan bahwa keberhasilan lulusan adalah representasi dari komitmen fakultas dalam melahirkan dokter gigi yang tidak hanya kompeten, tetapi juga beretika dan berjiwa pengabdian.
Baca juga, Hijrah Digital: Mencari Jalan Lurus di Tengah Dunia Maya yang Bising
โIni adalah hasil dari kerja keras bersama. Pendidikan dokter gigi adalah proses panjang yang menuntut ketekunan, dan kami bangga terhadap capaian para lulusan hari ini,โ ungkapnya.
Sementara itu, Ketua Persatuan Dokter Gigi Indonesia (PDGI) Jawa Tengah, Sri Yuniarti Rahayu, mengingatkan bahwa sumpah profesi adalah amanah, bukan sekadar ritual seremonial. Ia menekankan pentingnya menjaga marwah profesi dan integritas dalam setiap tindakan. โMenjadi dokter gigi bukan hanya tentang keahlian teknis, tetapi juga tentang keikhlasan dalam melayani dan menjaga etika,โ ujarnya.

Nilai pengabdian ini sejatinya sejalan dengan ajaran Islam, sebagaimana termaktub dalam firman Allah Swt., “ูููููู ุงุนูู ููููุง ููุณูููุฑูู ุงูููููู ุนูู ูููููู ู ููุฑูุณูููููู ููุงููู ูุคูู ูููููู” (QS. At-Taubah: 105), yang mengingatkan bahwa setiap amal akan dilihat oleh Allah, Rasul, dan orang-orang beriman.
Wakil Rektor III Unimus, Eny Winaryati, dalam pidatonya turut mengapresiasi para lulusan dan seluruh elemen yang telah mendukung proses pendidikan hingga tahap akhir. Ia menyebut bahwa keberhasilan ini bukan semata hasil kerja keras mahasiswa, tetapi juga buah dari pengorbanan orang tua, para dosen, dan institusi pendukung.
โPerjalanan menjadi dokter gigi adalah perjalanan yang panjang dan menantang. Kami percaya, dengan dukungan yang terus mengalir, mereka akan menjadi pribadi yang tangguh dan penuh empati,โ tutur Eny penuh haru.
Ass Editor : Ahmad; Editor :ย M Taufiq Ulinuha