Mengungkap Perjuangan Dakwah di Daerah Pemurtadan, Kisah Inspiratif LDK PWM Jateng di Banyubiru!
PWMJATENG.COM, Semarang – Dalam pengajian Ahad Pahing (5/1/25) yang berlangsung di Masjid Al Hidayah, Dusun Ngaglik, Banyubiru, Kabupaten Semarang, AM Jumai, Ketua Lembaga Dakwah Khusus (LDK) PWM Jawa Tengah, menyampaikan pentingnya strategi dakwah yang efektif dan berkesinambungan. Ceramah yang dihadiri oleh warga sekitar, serta generasi muda dari Panti Al-Maun Sakinah, mengangkat tema “Strategi Dakwah yang Menyentuh Hati”.
Hadir pula dalam acara tersebut Badawi, Wakil Ketua LDK PWM Jawa Tengah, serta Sudaryo, Ketua LDK Kabupaten Semarang, beserta warga dan kader Muhammadiyah/Aisyiyah Banyubiru. Acara tersebut menjadi sarana penting untuk membahas langkah-langkah dakwah di wilayah yang mayoritas penduduknya menganut kepercayaan lain.
Dalam kesempatan tersebut, Jumai menekankan bahwa wilayah dakwah seperti Banyubiru yang memiliki tantangan besar dalam hal pemurtadan memerlukan pendekatan khusus. Dakwah yang mencerahkan, menggembirakan, serta mencerdaskan masyarakat harus didasarkan pada strategi yang tepat. Konsep Dakwah Komunitas yang menekankan cara-cara praktis, ketekunan, dan keuletan, menurutnya, adalah kunci utama dalam menghadapi tantangan ini. “Dakwah itu adalah seni berkomunikasi yang harus disesuaikan dengan kondisi dan kearifan lokal masing-masing individu,” ujarnya.
Salah satu gerakan dakwah yang diusung oleh LDK PWM Jawa Tengah adalah dakwah yang beristiqomah, saling menguatkan, dan terus berinovasi dengan melibatkan masyarakat dalam berbagai kegiatan sosial dan keagamaan. Dengan pendekatan ini, dakwah berhasil menciptakan suasana kondusif yang mendukung pertumbuhan iman dan takwa. Pesan-pesan agama, lanjut Jumai, menjadi lebih mudah diterima oleh masyarakat ketika disesuaikan dengan kearifan lokal.
Baca juga, Keputusan Musypimwil Muhammadiyah Jateng Tahun 2024
Lebih lanjut, Sudaryo, Ketua LDK Kabupaten Semarang dan Ketua PCM Banyubiru, berbagi pengalaman berharga tentang dakwah di daerah yang mayoritas penduduknya menganut kepercayaan lain. Sudaryo yang telah berdakwah di Banyubiru sejak awal 2000-an, bercerita tentang tantangan yang ia hadapi. “Perjuangan dakwah di daerah ini tidak mudah, tetapi itu justru semakin menguatkan tekad saya untuk terus berbagi kebaikan,” ungkap Sudaryo dengan semangat.
Sudaryo menilai bahwa dakwah tidak hanya terbatas pada ceramah agama. Lebih dari itu, kegiatan sosial dan kemasyarakatan juga menjadi bagian dari upaya menyebarkan ajaran Islam yang rahmatan lil ‘alamin. “Saya percaya bahwa dakwah yang menyentuh kehidupan sehari-hari akan lebih mudah diterima oleh masyarakat,” katanya.
Dalam kesempatan tersebut, LDK PWM Jawa Tengah juga menindaklanjuti instruksi dari LDK PP Muhammadiyah untuk membentuk Mualaf Learning Center (MLC), yang diharapkan dapat memberikan pembinaan yang lebih intensif kepada para mualaf serta memperkuat basis dakwah di wilayah-wilayah pemurtadan seperti Banyubiru.
Kisah perjuangan dakwah yang dilakukan oleh Sudaryo dan tim LDK PWM Jateng di Banyubiru merupakan teladan yang patut diikuti. Dengan keberanian, ketekunan, dan inovasi dalam pendekatan dakwah, mereka berhasil menciptakan perubahan yang signifikan di tengah tantangan dakwah yang kompleks.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha