Menggali Ketenangan Batin Lansia di Pesantren Kasepuhan, Inovasi Layanan yang Jadi Rujukan Nasional!

PWMJATENG.COM, Semarang – Sejuknya udara di lereng Gunung Telomoyo, Kabupaten Semarang, menyuguhkan pemandangan unik yang tak biasa. Puluhan lansia tekun mengaji di sebuah pesantren khusus yang mempersembahkan kenyamanan dan kedamaian batin bagi mereka. Pondok Pesantren Kasepuhan Raden Rahmat menjadi rumah spiritual bagi sekitar 850 santri dewasa dan lansia, yang datang dari berbagai penjuru Indonesia, termasuk Palembang dan Papua.
Dalam kunjungan yang dilakukan rombongan Takmir Masjid At-Taqwa Ngaliyan pada Senin (12/5/2025), mereka menyaksikan langsung bagaimana para santri lansia melafalkan ayat-ayat Al-Qur’an dengan penuh kesungguhan. Salah satu santri, Abas (60 tahun) asal Palembang, berbagi kisahnya. “Sudah dua tahun saya di sini. Saya merasa nyaman belajar agama di Pesantren Kasepuhan, karena kurikulumnya disesuaikan dengan usia kami,” ujar Abas. Pesantren ini menawarkan lebih dari sekadar tempat tinggal; mereka mendapatkan bimbingan untuk memperdalam agama, mulai dari baca Qur’an, dzikir, salat malam, hingga pengajian.
Pesantren Kasepuhan Raden Rahmat, yang didirikan oleh mualaf Ahmad Winarno pada 2018, memiliki konsep yang unik: layanan pendidikan dan pembinaan agama untuk lansia. Tidak hanya santri yang berusia lanjut, ada pula santri dengan usia hingga 104 tahun. “Kami memberikan tiga layanan dasar yang kami sebut ‘Ro Ji Ro’, yaitu olah rogo, olah jiwo, dan olah roso,” jelas Direktur Pesantren, Ustadz Sholihin, yang juga seorang tenaga kesehatan lansia. Layanan ini bertujuan untuk menjaga kesehatan jasmani dan ruhani santri, agar mereka mencapai husnul khotimah di akhir hidup.
Baca juga, Keanekaragaman Hukum dalam Islam: Keteladanan Rasulullah dan Kebijaksanaan Para Sahabat
Takmir Masjid At-Taqwa Ngaliyan mengungkapkan tujuannya berkunjung ke pesantren ini untuk belajar bagaimana memberikan layanan terbaik bagi jamaah lansia. “Kami ingin menjadikan masjid kami ramah lansia, dengan program riil yang mendukung kesejahteraan mereka,” ujar Ahwan Fanani, Ketua Takmir Masjid At-Taqwa yang juga Wakil Ketua PDM Kota Semarang. Pesantren Kasepuhan, sebagai pionir dalam layanan lansia ini, telah menjadi rujukan nasional dalam pengelolaan pesantren bagi para lansia.

Setelah berkeliling dan berdiskusi, rombongan takmir disambut hangat oleh pendiri pesantren, Ahmad Winarno, serta Sholihin. Sebagai kenang-kenangan, mereka diberikan dua buku yang memuat manajemen pengelolaan dan kurikulum pesantren lansia, yang diharapkan bisa menjadi pedoman dalam merintis layanan serupa di Masjid At-Taqwa Ngaliyan.
Sebagai langkah awal dalam merintis layanan lansia, Takmir Masjid At-Taqwa berencana menggelar kajian spesial pada 18 Mei 2025. Penceramah yang diundang adalah pendiri Pesantren Kasepuhan, Ustadz Ahmad Winarno, yang akan membahas tema “Menjemput Husnul Khatimah”. Kajian ini bertujuan memberikan tausiyah kepada jamaah lansia untuk meraih ketenangan jiwa menjelang usia senja.
Masjid At-Taqwa Ngaliyan, yang terletak di kawasan Semarang Barat, diharapkan menjadi masjid yang lebih inklusif, dengan layanan yang memperhatikan kebutuhan lansia di komunitasnya. Bagi yang ingin bergabung, kajian ini akan dimulai pada pukul 7 pagi dan dapat diakses dengan mudah melalui peta Google.
Kontributor : Agung
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha