Mengakar, Mengembang, dan Memajukan Troketon
Mengakar, Mengembang, dan Memajukan Troketon
Oleh: Rumini Zulfikar (Gus Zul)*
PWMJATENG.COM – “Tidaklah kau lihat bagaimana Allah memberikan perumpamaan kalimat yang elok laksana sebatang pohon yang elok, akarnya kokoh menghujam, dan cabangnya menjulang. Ia menghasilkan buah setiap saat atas izin Tuhannya. Allah memberikan banyak perumpamaan kepada manusia agar mereka selalu ingat.” (Surat Ibrahim ayat 24-25).
Sebagai hamba Allah dan khalifah di dunia, manusia memiliki tanggung jawab untuk memberikan rahmat bagi seluruh alam. Untuk mencapai hal ini, diperlukan fondasi yang kuat dalam mencapai cita-cita dan tujuan utama, baik dalam lingkup pribadi, keluarga, masyarakat, berbangsa, dan bernegara, terutama dalam pergerakan Islam.
Terjemahan surat Ibrahim di atas memberikan gambaran jelas tentang pentingnya memiliki pondasi yang kuat dalam perjuangan dakwah, terutama dalam lingkup Persyarikatan Muhammadiyah. Akar atau pondasi yang berada di posisi bawah, seperti dalam struktur organisasi ranting, memiliki peran yang sangat vital.
Mengakar
Akar pada sebuah pohon atau fondasi pada sebuah bangunan menunjukkan kekuatan dan ketangguhan. Akar yang kuat akan menopang pohon, membuatnya tetap tegar meski terkena angin kencang. Demikian juga dengan fondasi bangunan, yang akan menahan gempa dan angin kencang. Begitu pula dengan pergerakan dakwah Muhammadiyah, fondasi di level ranting haruslah kuat dan kokoh.
Meskipun berada di posisi bawah, ranting memiliki peran yang tidak bisa dianggap sebelah mata. Banyak tokoh dan gerakan besar di dunia Islam dimulai dari bawah. Nabi Muhammad, awalnya hanya memiliki sedikit pengikut, namun mampu mengubah masyarakat di Makkah dan Madinah. Begitu pula dengan KH Ahmad Dahlan, yang dengan beberapa santri berhasil membawa Muhammadiyah melawan arus.
Struktur organisasi Persyarikatan Muhammadiyah, dengan ranting sebagai akar atau fondasi, memiliki peran sentral. Inilah tempat seleksi alami berlangsung, tempat di mana perjuangan dan dedikasi sejati muncul. Dari sinilah energi besar pergerakan Muhammadiyah bermula.
Dalam mengembangkan dakwah, perlu diingat bahwa segala sesuatu tidak selalu bermula dari puncak. Proses dari bawah, dari akar, memiliki nilai dan kontribusi yang besar. Keterbatasan sumber daya tidak boleh menjadi hambatan untuk memberikan kontribusi dan berkembang.
Mengembang
Dalam proses pembangunan fondasi atau akar yang kuat, Muhammadiyah telah memberikan contoh yang baik. Kajian rutin seperti Al-Ma’un, Wal ‘Asr, dan Wal Fajr menjadi landasan dalam membangun keseimbangan antara akidah, ibadah, dan akhlak. Dari sinilah kemampuan untuk menjulangkan dan mengembangkan ide dan gagasan berasal.
Muhammadiyah di tingkat pusat telah mengatur segala sesuatu, mulai dari Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga PHWM, 10 Kepribadian Warga Muhammadiyah, MKCH, hingga 7 Falsafah ajaran KH Ahmad Dahlan. Semua ini menjadi pedoman yang jelas untuk setiap kader dan pimpinan dari level pusat hingga ranting.
Memajukan
Troketon, dengan struktur organisasi rantingnya, memiliki tanggung jawab yang tidak ringan. Peningkatan dan kemajuan dari akar harus berjalan sesuai dengan visi besar persyarikatan Muhammadiyah. Kreativitas, inovasi, dan progresivitas harus menjadi kunci dalam menyebarkan Islam dan memajukan komunitas di tingkat desa.
Pemberian kontribusi pada Troketon tidak hanya terfokus pada satu sektor. Muhammadiyah dengan TRI SULA-nya mengajarkan untuk menjaga keseimbangan antara pemikiran, pendidikan, kesehatan, ekonomi, dan lembaga-lembaga lainnya. Memahami nilai-nilai kunci seperti mindset, efisiensi, ketaatan, dan disiplin budaya sangat penting dalam perjuangan Muhammadiyah.
Dalam konteks memajukan, setiap individu dan organisasi di level ranting memiliki peran yang signifikan. Pengembangan kreativitas, inovasi, dan progresivitas harus dijalankan sesuai dengan kondisi dan potensi yang ada. Troketon sebagai desa politan harus mampu memberikan kontribusi positif dan membawa energi yang dahsyat.
Sebagai individu yang terlibat dalam gerakan Muhammadiyah, penting untuk selalu memiliki pandangan yang luas, efisiensi dalam menyelesaikan masalah, ketaatan terhadap aturan, dan disiplin budaya. Dengan menjaga nilai-nilai tersebut, setiap langkah dalam mengembangkan dakwah Muhammadiyah akan mendapatkan keberkahan.
Dengan berjuang sungguh-sungguh dalam gerakan Muhammadiyah, setiap individu di Troketon diharapkan dapat membawa keberkahan dan kemajuan bagi komunitasnya. Semoga Troketon dapat menjadi desa politan yang berhasil menyebarkan nilai-nilai Islam dengan baik dan memberikan kontribusi positif bagi masyarakat dan negara. Semoga usaha dan ikhtiar ini senantiasa mendapatkan keberkahan dari Allah Swt.
*Ketua PRM Troketon, Anggota MPI & HAM PCM Pedan, Anggota Bidang Syiar MPM PDM Klaten.
Editor : M Taufiq Ulinuha