BeritaKabar Daerah

Meneropong 100 Hari Kerja Bupati Jepara: Fokal IMM Apresiasi dan Beri Catatan Kritis

PWMJATENG.COM, Jepara β€“ Seratus hari sudah Bupati Jepara, Witiarso Utomo, dan Wakil Bupati Ibnu Hajar memimpin Kabupaten Jepara sejak dilantik. Dalam tradisi politik modern, seratus hari pertama menjadi masa awal yang krusial: rentang waktu yang cukup untuk mengukur arah kebijakan, efektivitas konsolidasi birokrasi, dan sejauh mana janji kampanye mulai diwujudkan dalam program nyata.

Dalam konteks Kabupaten Jeparaβ€”daerah yang kaya potensi namun sarat persoalan struktural dan kulturalβ€”evaluasi terhadap 100 hari kerja ini menjadi bagian penting dari kontrol publik terhadap jalannya pemerintahan.

Ketimpangan Wilayah Masih Jadi Tantangan

Salah satu persoalan utama yang dihadapi di awal masa jabatan adalah ketimpangan pembangunan antarwilayah, terutama antara daerah pesisir, pedesaan, dan pusat kota. Masalah ini mencakup infrastruktur jalan yang rusak, dari jalur nasional hingga jalan desa, serta ketimpangan layanan publik di wilayah kepulauan seperti Karimunjawa.

Bupati Witiarso dalam kampanyenya mengusung janji “pemerataan pembangunan dan pelayanan hingga ke pelosok.” Oleh karena itu, publik berhak menilai sejauh mana komitmen ini telah diwujudkan dalam 100 hari pertama kepemimpinan.

Fokal IMM: Apresiasi dan Catatan Konstruktif

Roy Alviantoro, Penasihat Forum Komunikasi Alumni Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (Fokal IMM) Jepara, menyampaikan pandangan kritis sekaligus apresiasi terhadap kinerja 100 hari tersebut.

Menurut Roy, Bupati dan Wakil Bupati menunjukkan semangat baru dalam membangun harapan masyarakat dan ASN. β€œJargon Mewujudkan Jepara MULUS dengan 10 program unggulan patut diapresiasi. Mayoritas program telah berjalan dengan baik,” ujarnya.

Beberapa program unggulan yang disebutkan antara lain:

  1. Bupati Ngantor di Desa
    Telah dilaksanakan di delapan desa dari delapan kecamatan, termasuk pulau Parang di Karimunjawa. Dari kegiatan ini, Bupati menerima 294 aspirasi warga, mencakup isu pariwisata (11%), pendidikan (6%), dan lainnya.
  2. Program Jumat Berangkat
    Menggabungkan monitoring bazar UMKM, salat Jumat, dan dialog langsung dengan masyarakat. Menurut Fokal IMM, pendekatan ini efektif untuk menggali masalah nyata di lapangan.
  3. Program Jepara Tanggap
    Diinisiasi sebagai respons darurat terhadap bencana dan kondisi kritis. Roy menekankan pentingnya pengawasan serius agar program ini berkelanjutan dan adaptif terhadap kebutuhan masyarakat.
  4. Kartu Sarjana Jepara
    Telah terealisasi melalui kerja sama dengan beberapa perguruan tinggi, termasuk Universitas Muhammadiyah Kudus.
  5. Kartu Guru Sejahtera dan Kartu Kader Kesehatan Sejahtera
    Masing-masing ditargetkan untuk 17.000 guru dan 7.000 kader kesehatan dengan insentif tahunan.
  6. Jepara Karya
    Fokus pada ketenagakerjaan dan pengurangan kesenjangan gender, khususnya di tengah pertumbuhan industri di Jepara.
  7. UMKM Naik Kelas
    Dengan lebih dari 48.800 pelaku UMKM, program ini diharapkan didampingi secara serius oleh dinas terkait agar UMKM bisa tumbuh sehat.
  8. E-Ticketing Wisata
    Diterapkan di Pantai Kartini, Pantai Bandengan, Museum Kartini, dan Benteng Portugis. Langkah ini dinilai sebagai bentuk transparansi dan profesionalisme dalam pengelolaan pariwisata.
  9. Klinik Jalan
    Program ini sangat dirasakan langsung oleh masyarakat. Dalam 100 hari, telah diselesaikan 128 kilometer perbaikan jalan dari target 101 kilometer. Dinas PUPR yang dipimpin Ary Bachtiar dinilai responsif terhadap arahan Bupati.

Fokal IMM sangat apresiasi dengan langkah konkrit Bupati dalam mewujudkan program-program di 100 hari kerjanya. Kesepuluh program tersebut semuanya dapat terealisasi dengan baik, Mas Wiwit membuktikan dapat menjadi seorang masterpiece yang mampu mengorkestrasi panggung pemerintahan Kabupaten Jepara sehingga semua dapat seirama mengikuti visinya.

Catatan Kritis: Transparansi dan Komunikasi Publik

Meski banyak program telah berjalan, Roy menyoroti pentingnya peningkatan dalam komunikasi publik dan transparansi anggaran. β€œPemerintah daerah perlu menyajikan data penggunaan anggaran secara real-time, membuka kanal pengaduan digital, dan memperkuat kerja sama dengan masyarakat sipil,” tegasnya.

Menurut Roy, keterbukaan bukan sekadar mempublikasikan data, tetapi juga mencerminkan kemauan untuk mendengar serta menerima kritik secara terbuka.

Fondasi Awal Menuju Pemerintahan yang Inklusif

Evaluasi 100 hari pertama seharusnya tidak dijadikan tolok ukur akhir keberhasilan, melainkan sebagai penentu arah. Bila fase awal diisi pembenahan struktur dan konsolidasi partisipatif, maka legitimasi dan kepercayaan publik akan menguat.

Masyarakat Jepara tidak mengharapkan keajaiban dalam seratus hari. Mereka mendambakan arah kebijakan yang jelas, keberanian mengambil keputusan untuk rakyat kecil, serta komitmen jangka panjang untuk membangun Jepara yang berkeadilan.

Fokal IMM menegaskan akan terus menjadi mitra strategis sekaligus mitra kritis Pemerintah Kabupaten Jepara. Dengan dukungan dari seluruh elemen masyarakat dan aparatur yang seirama, Fokal IMM optimistis Jepara akan menjadi kabupaten yang benar-benar MULUSβ€”Maju, Unggul, Lestari, Unggul, dan Sejahtera.

Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE
#
https://pdkwonogiri.id/ https://syariah.radenfatah.ac.id/ https://sgmwmultifinance.id/public/ https://www.hargamazda.id/htdoc/ https://sipil.teknik.untan.ac.id/
https://bgpbali.kemdikbud.go.id/