Menempa Disiplin dan Keberanian, Santri Almatera Ikuti UKT Tapak Suci

PWMJATENG.COM, TEMANGGUNG — Pondok Pesantren Almatera Temanggung menggelar Ujian Kenaikan Tingkat (UKT) Tapak Suci pada Kamis (13/11/2025). Kegiatan UKT Tapak Suci Ponpes Almatera ini menjadi momentum penting bagi para santri untuk menguji kemampuan bela diri sekaligus memperkuat disiplin dan karakter spiritual mereka.
Sejak pagi, halaman pesantren dipenuhi semangat para santri yang berbaris rapi dengan seragam merah Tapak Suci. Suara hentakan kaki, aba-aba jurus, dan sorakan penyemangat menggambarkan betapa seriusnya mereka menghadapi UKT.
Dalam ujian ini, santri harus melewati berbagai tahapan, mulai dari penguasaan jurus dasar, teknik serangan dan tangkisan, hingga tes mental dan kemandirian. Para penguji dari Pimpinan Daerah Tapak Suci Temanggung menilai bahwa UKT bukan hanya soal teknik, tetapi juga sikap dan karakter.
“Kami tidak hanya menilai keindahan gerak atau kekuatan fisik, tapi juga pengendalian diri, penghormatan kepada lawan, dan kejujuran,” ujar salah satu penguji.
Terik matahari tidak mengurangi antusiasme para peserta. Meski ada yang jatuh bangun, mereka terus bangkit dan menyelesaikan gerakan dengan wajah penuh tekad.
Kepala Pondok Pesantren Almatera menegaskan bahwa Tapak Suci menjadi bagian integral dalam pembentukan karakter santri.
“Melalui kegiatan ini, kami berharap lahir santri yang kuat fisiknya, kokoh mentalnya, dan mulia akhlaknya. Tapak Suci menanamkan disiplin, keberanian, dan keikhlasan,” ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa latihan bela diri juga menjadi wadah kaderisasi Muhammadiyah. Dengan pembinaan yang teratur, santri diharapkan siap berdakwah, menghadapi tantangan zaman, serta menjaga kehormatan diri dan lembaganya.
UKT di Almatera tidak hanya memuat ujian fisik, tetapi juga muatan spiritual. Para santri diajak merenungi makna latihan — bahwa kekuatan sejati datang dari hati yang bersih dan niat yang ikhlas.
“Tapak Suci adalah jalan ibadah. Santri diajarkan menegakkan kebenaran, menolong yang lemah, dan menjauhi kesombongan,” ujar salah satu pelatih.
Pendekatan ini membuat latihan Tapak Suci di pesantren tidak sekadar bela diri, tetapi pembinaan akhlak dan moralitas.
Setelah seluruh rangkaian ujian selesai, kegiatan ditutup dengan refleksi dan doa bersama. Para santri duduk melingkar, mendengarkan nasihat dari para pelatih. Meski tampak lelah, wajah mereka memancarkan kebanggaan.
“Setiap keringat yang menetes hari ini adalah bukti perjuangan kalian. Perjalanan menjadi pendekar sejati masih panjang,” pesan salah satu penguji.
Melalui UKT Tapak Suci Ponpes Almatera ini, pendidikan jasmani dan rohani berpadu menjadi satu. Para santri ditempa untuk disiplin, bertanggung jawab, berani, dan menjunjung tinggi nilai-nilai Islam.
Kegiatan ini menjadi bagian dari ikhtiar pesantren dalam mencetak kader-kader muda Muhammadiyah yang tangguh, rendah hati, serta siap mengabdi untuk agama dan bangsa. UKT Tapak Suci bukan sekadar agenda tahunan, tetapi tradisi pembinaan karakter yang terus diwariskan dari generasi ke generasi.
Editor: Al-Afasy



