Khazanah Islam

Menelusuri Hubungan Ajaran Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad

PWMJATENG.COM – Pada kajian Shirah Nabawiyah yang diselenggarakan di RS PKU Muhammadiyah Sruweng, Wakil Ketua PWM Jawa Tengah, Muhammad Abduh Hisyam, memaparkan hubungan antara Nabi Ibrahim, Ka’bah, dan Nabi Muhammad Shallallahu Alaihi Wasallam. Menurutnya, terdapat garis paralel yang menunjukkan bahwa ajaran yang dibawa oleh Rasulullah merupakan kelanjutan dari ajaran Nabi Ibrahim Alaihissalam.

Abduh menjelaskan bahwa tiga agama Ibrahim, yakni Yahudi, Nasrani, dan Islam, sering kali terlibat dalam polemik tentang ajaran mana yang paling autentik. “Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa tidak perlu mengklaim siapa yang paling dekat dengan ajaran Nabi Ibrahim. Yang penting adalah tidak mempersekutukan Allah dan berbuat kebaikan,” ujarnya.

Abduh juga menyinggung tentang perubahan arah kiblat dari Yerusalem ke Mekkah yang dilakukan oleh Nabi Muhammad. Hal ini sempat menjadi bahan ejekan bagi kaum Yahudi. Namun, Al-Qur’an menegaskan bahwa yang terpenting bukanlah arah kiblat, melainkan keimanan kepada Allah, hari akhir, malaikat, serta pelaksanaan ibadah seperti salat dan zakat.

Ia menekankan bahwa esensi ajaran Nabi Muhammad adalah berfokus pada keimanan dan perilaku sehari-hari. “Tidak perlu mengklaim agama atau organisasi mana yang paling baik. Yang penting adalah perilaku kita sebagai umat beragama,” tambahnya.

Ketua PDM Kebumen Periode 2015-2022 ini menguraikan bahwa ajaran Nabi Ibrahim dikenal dengan istilah Hanif, yang berarti condong kepada kebenaran. Ajaran ini sejalan dengan Islam yang dibawa oleh Nabi Muhammad. “Hanif artinya adalah kecenderungan kepada kebenaran, menjauhi kejahatan. Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad sama-sama mengajarkan berserah diri kepada Allah dan mengikuti ajaran-Nya,” jelas Abduh.

Baca juga, Memaknai Hijrah: Dari Tahayul ke Pengetahuan

Menurut Abduh, polemik esensial antara Yahudi, Nasrani, dan Islam berkaitan dengan garis keturunan Nabi Ibrahim. “Agama Nasrani dan Yahudi diturunkan melalui nabi Ishaq, sementara Islam melalui nabi Ismail. Kedua putra Nabi Ibrahim ini adalah nabi yang sangat amanah, sholeh, dan zuhud,” paparnya.

Dalam sejarah Islam, terdapat beberapa tokoh yang disebut sebagai Hanif, antara lain Zaid bin Amir, Ubaydillah ibn Jahsy, Waraqah ibn Naufal, dan Usman ibn al-Huwairits. Mereka adalah orang-orang yang berpegang teguh pada tauhid dan menentang penyembahan berhala.

Abduh menutup kajiannya dengan mengingatkan pentingnya mengikuti teladan Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad. “Dalam Al-Qur’an disebutkan bahwa Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad adalah teladan yang baik. Kita diperintahkan untuk mengikuti mereka dalam hal keimanan dan menjauhi kemusyrikan,” tutup Hisyam.

Dalam surat Al-Mumtahanah (60:4), disebutkan bahwa Nabi Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengannya berlepas diri dari apa yang disembah selain Allah. “Ini menunjukkan bahwa kita harus menjauhi penyembahan berhala dan berpegang teguh pada tauhid,” jelasnya.

Ia juga menegaskan bahwa dalam setiap salat, umat Islam selalu mendoakan Nabi Muhammad dan keluarganya, seperti berkat yang diberikan kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya. “Ini menunjukkan betapa dekatnya hubungan antara ajaran Nabi Muhammad dan Nabi Ibrahim,” tambahnya.

Kontributor : Iqbal
Editor : M Taufiq Ulinuha

Muhammadiyah Jawa Tengah

Muhammadiyah Jawa Tengah adalah gerakan Islam yang mempunyai maksud dan tujuan menegakkan dan menjunjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat Islam Jawa Tengah yang sebenar-benarnya

Related Articles

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

WP Radio
WP Radio
OFFLINE LIVE