Meneladani Gaya Hidup Sehat Rasulullah

Meneladani Gaya Hidup Sehat Nabi
Oleh : Prima Trisna Aji (Dosen prodi Spesialis Medikal Bedah Universitas Muhammadiyah Semarang)
PWMJATENG.COM – Hari Jumat tanggal 5 September 2025 seluruh umat muslim diseluruh Indonesia memperingati hari besar Maulid Nabi Muhammad Saw. Di mana momen ini seharusnya tidak hanya diisi dengan kegiatan seremonial atau perayaan yang meriah saja. Akan tetapi juga harus menjadi refleksi untuk meneladani gaya hidup Rasulullah Saw. yang sederhana, pola hidup bersih dan penuh dengan kesadaran menjaga kesehatan. Di tengah tantangan kesehatan bangsa Indonesia saat ini mulai dari gizi, obesitas hingga Kesehatan mental, teladan Nabi Muhammad Saw. menjadi sangat relevan untuk dijadikan inspirasi kita bersama.
Gizi dan Stunting: PR Nasional Bersama
Masalah gizi saat ini masih menjadi pekerjaan rumah bersama. Berdasarkan Survei Gizi Indonesia (SSGI) pada tahun 2024 menunjukkan bahwa prevalensi stunting menurun menjadi 19,8% setara sekitar 4,48 juta balita. Meski ada tingkat kemajuan, akan tetapi angka ini masih jauh dari target WHO yaitu kurang dari 14% pada tahun 2025. Masalah stunting bukan sekedar masalah tubuh pendek, akan tetapi juga terkait kecerdasan, imunitas dan porduktivitas generasi yang akan datang.
Nabi besar Muhammad Saw. menekankan akan pentingnya menjaga amanah keturunan, termasuk dengan memperhatikan asupan yang halal, thayyib dan gizi yang seimbang. Momentum Maulid Nabi Muhammad Saw. seharusnya menjadikan ajakan bagi orang tua, guru dan pemerintah Indonesia untuk serius dalam menuntaskan masalah stunting melalui perbaikan gizi sejak pra konsepsi hingga usia balita.
Obesitas dan Pola Hidup Modern
Di sisi lain, data Riskesdas (Riset Kesehatan Dasar) pad atahun 2023 menunjukkan prevalensi obesitas pada orang dewasa yang mencapai angka 23,4%. Di mana gaya hidup sedentary dan konsumsi berlebihan akan memicu penyakit degenerative seperti diabetes mellitus, hipertensi (tekanan darah tinggi), dan penyakit jantung coroner yang kini sangat mendominasi 10 besar penyakit penyebab kematian di Indonesia.
Rasulullah Saw. memberikan teladan hidup aktif dan sehat. Beliau berjalan kaki, memanah, berenang dan berkuda. Pola makan beliau sederhana dengan memberikan pesan, “makan sebelum lapar dan berhenti sebelum kita kenyang” yang sejalan dengan prinsip diet modern pada zaman modern saat ini. Meneladani Nabi Muhammad Saw. berarti mengendalikan nafsu makan dan mengimbangi aktivitas fisik yang merupakan dua langkah sederhana namun berdampak besar untuk mencegah ancaman obesitas.
Kesehatan Mental yang terabaikan
Tantangan yang lain adalah tentang masalah kasus Kesehatan mental di Indonesia. Data Riskesdas pada tahun 2023 menyebutkan bahwa sekitar 11% penduduk berusia > 15 tahun atau sekitar 19 juta jiwa mengalami masalah gangguan mental emosional. Ironisnya, hanya sekitar 10% saja yang mendapatkan layanan yang professional, banyak faktor penyebabnya dimana salah satunya adalah karena keterbatasan tenaga psikiater (hanya 0,3 per 100.000 penduduk) dan stigma negatif yang masih tinggi tentang kesehatan mental di Indonesia.
Baca juga, Golkar Jateng Sambangi PWM, Tafsir: Saatnya Bangun Sinergi untuk Jawa Tengah Lebih Maju
Teladan Nabi besar Muhammad Saw. memberikan solusi spiritual yang sangat relevan terhadap perkembangan zaman yang modern saat ini yaitu : zikir, doa dan sabar dimana dalam penelitian sangat terbukti dalam menenangkan hati serta bermanfaat bagi Kesehatan mental. Psikologi modern pun mengakui bahwa mindfulness dan spiritual coping sebagai strategi manajemen stress pada metode tersebut. Momentum Maulid Nabi Muhammad Saw. dapat menjadi titik balik untuk mengampanyekan kesehatan mental tanpa stigma, sekaligus mendorong pemerintah Indonesia untuk terus memperkuat akses layanan psikososial.
Harapan Hidup dan Tanggung Jawab Kolektif
Berdasarkan data dari WHO tahun 2024 menyebutkan data bahwa negara Indonesia mencatat tingkat kemajuan: di mana angka harapan hidup mencapai umur 72 tahun, sedangkan cakupan Jaminan Kesehatan Nasional mencapai angka 90,3% dan akses sanitasi sebesar 84%. Namun angka ini akan sia – sia belaka apabila masyarakat Indonesia tidak mau mengubah perilaku kehidupan sehari-hari. Upaya kolektif seperti: memperbaiki gizi, membiasakan gerak aktif dan mengelola kesehatan mental harus menjadi gerakan kampanye bersama, bukan hanya sekedar program pemerintah belaka.
Menjadikan Maulid Nabi Muhammad SAW Sebagai Momentum
Maulid Nabi Muhammad Saw. merupakan moment lahirnya tekad baru dan semangat baru. Meneladani Nabi Muhammad Saw. berarti juga menjaga kebersihan, mengatur pola makan, mengendalikan emosi dan menguatkan spiritualitas. Langkah-langkah sederhana ini akan menciptakan generasi sehat, produktif dan bahagia sebagai modal penting bagi masa depan bangsa Indonesia.
Kemudian menjadikan Maulid Nabi Muhammad Saw. sebagai titik awal gerakan hidup merupakan bentuk cinta sejati kita kepada Nabi Muhammad Saw.: cinta yang terwujud nyata dalam perbaikan kualitas hidup umat.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha