Sebulan Lepas Musyda, Menanti Gebrakan IMM Jateng
Menanti Gebrakan MM Jateng
Oleh : Muhammad Taufiq Ulinuha, S.Pd. (Wakil Sekretaris PWPM Jawa Tengah; Kabag Media dan Komunikasi PWM Jawa Tengah)
PWMJATENG.COM – Pergantian kepemimpinan dalam sebuah organisasi selalu menjadi momen yang dinanti. Tak terkecuali Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Jawa Tengah. Sebagai salah satu organisasi mahasiswa terbesar di Indonesia, IMM memiliki tanggung jawab besar untuk membangun kader yang unggul dalam intelektual, spiritual, dan sosial. Sebulan berlalu, Musyda IMM Jateng telah memilih Pimpinan baru untuk satu periode ke depan. Banyak tantangan yang akan dihadapi oleh adik-adik saya ini. Lantas, apa gebrakan baru yang akan mereka bawa untuk perubahan IMM Jateng menjadi lebih baik?
Tantangan Besar di Era Digital
Di era digital, tantangan organisasi kemahasiswaan kian kompleks. IMM Jateng menghadapi kebutuhan untuk menjawab persoalan global dengan tetap berpegang pada nilai-nilai Islam dan kebangsaan. Ahmad Najib Burhani, pakar sosiologi Islam, menekankan bahwa organisasi mahasiswa harus mampu merelevansikan diri dengan kebutuhan zaman. “Keberhasilan organisasi tergantung pada kemampuannya menjembatani tradisi dan modernitas,” ujarnya.
Gebrakan baru IMM Jateng perlu mencerminkan adaptasi terhadap perkembangan zaman tanpa kehilangan jati diri. Penguasaan teknologi informasi menjadi keharusan, bukan lagi pilihan. Hal ini dapat diwujudkan melalui digitalisasi program kerja, pemanfaatan media sosial untuk dakwah kreatif, serta peningkatan literasi digital di kalangan kader.
Meningkatkan Kualitas Kaderisasi
Kaderisasi adalah nadi organisasi. Hal ini sering penulis ulang-ulang di berbagai forum. Pimpinan baru IMM Jateng diharapkan dapat memperkuat sistem kaderisasi berbasis kompetensi. Amien Rais, tokoh Muhammadiyah sekaligus pendiri IMM, pernah menekankan pentingnya pembentukan kader intelektual yang kritis dan berkarakter Islami. “IMM harus melahirkan kader-kader pembaharu yang memiliki visi besar untuk ummat dan bangsa,” ungkapnya.
Maka, program pelatihan yang mengintegrasikan aspek spiritual, intelektual, dan sosial menjadi prioritas. Seminar kepemimpinan, pelatihan public speaking, hingga forum diskusi mengenai isu global perlu lebih sering diadakan. Selain itu, mengembangkan program beasiswa kader juga menjadi langkah strategis untuk meningkatkan kompetensi kader IMM.
Penguatan Peran Sosial dan Keummatan
Sebagai bagian dari Persyarikatan Muhammadiyah, IMM memiliki peran penting dalam penguatan sosial dan keummatan. Tantangan sosial di Jawa Tengah, seperti kemiskinan dan pengangguran, membutuhkan perhatian serius dari organisasi mahasiswa. Pimpinan baru IMM Jateng dapat merancang program-program pengabdian masyarakat yang berkelanjutan, seperti pelatihan keterampilan kerja dan pemberdayaan ekonomi di desa-desa terpencil.
Haedar Nashir, Ketua Umum PP Muhammadiyah, menegaskan bahwa kader Muhammadiyah harus menjadi problem solver di tengah masyarakat. “Gerakan yang dilakukan harus berdampak nyata dan memberikan solusi atas permasalahan sosial,” katanya. Pernyataan ini menjadi dorongan bagi IMM Jateng untuk mengambil peran aktif dalam menyelesaikan persoalan masyarakat Jawa Tengah.
Inovasi dalam Bidang Dakwah
Dakwah kreatif menjadi salah satu langkah strategis untuk memperluas jangkauan IMM di kalangan milenial dan Gen Z. Dengan memanfaatkan media sosial, IMM Jateng dapat membuat konten dakwah yang menarik, seperti video pendek, infografis, hingga podcast. Langkah ini tidak hanya meningkatkan citra organisasi, tetapi juga menjadi sarana efektif untuk menyampaikan nilai-nilai Islam yang rahmatan lil ‘alamin.
Harapan Besar IMM Masa Depan
Masyarakat menanti gebrakan konkret dari IMM Jateng. Program kerja yang dirancang harus bersifat inklusif dan mampu menjawab kebutuhan zaman. Salah satu langkah strategis adalah memperkuat kolaborasi dengan organisasi lain, baik di tingkat lokal maupun nasional. Hal ini akan membuka ruang bagi pertukaran ide dan inovasi yang bermanfaat untuk pengembangan organisasi.
Di sisi lain, penting bagi IMM Jateng untuk tetap menjaga independensi sebagai organisasi mahasiswa yang memiliki karakter unik. Prinsip tajdid (pembaharuan) dan amar ma’ruf nahi munkar harus menjadi fondasi dalam setiap langkah organisasi.
Mengembalikan Ruh Gerakan IMM Jateng
Kemarin, saat penulis berkesempatan untuk hadir dalam Tanwir Muhammadiyah di Kupang, penulis menyempatkan untuk berdiskusi dengan beberapa kawan IMM di sana. Dari diskusi yang kami lakukan, dapat ditarik kesimpulan bahwa tahun 2024-2025 ini merupakan era generasi emas Muhammadiyah, khususnya di kancah perpolitikan nasional. Sebut saja, ada Pak Mu’ti yang sekarang menjadi Mendikbud, Mas Fajar Wamendikbud, dan beberapa kader lain, khususnya kader Jateng yang menempati posisi strategis di Lembaga Tinggi Negara.
Barangkali apa yang mereka capai saat ini merupakan hasil dari proses panjang ber-IMM. Selain memperbanyak jejaring relasi, peningkatan kualitas kader juga sangat diperlukan, agar nantinya saat dibutuhkan mereka mampu memberikan kemampuan terbaik sesuai bidangnya.
Mengembalikan kualitas organisasi IMM di tingkat daerah dan pusat menjadi suatu keniscayaan. Menurut penulis, ruh gerakan IMM ‘saat ini’ hanya ada di cabang dan komisariat, apalagi pasca Muktamar XXI yang lalu. Nah, ini menjadi tantangan tersendiri untuk IMM Jateng memperbaiki pola kerja organisasi dan goals bersama yang akan dicapai. Jangan semuanya dipandang dari sudut pragmatisme. Kalau saya melakukan ini, apa (materi) yang akan saya dapatkan. Tapi, berusahalah berkhidmat dengan tulus dan berorientasi pada kaderisasi. Termasuk bagaimana IMM Jateng membuat roadmap kaderisasi politik untuk kader-kadernya. Agar ke depan, jalan kita makin jelas dan terfasilitasi. Tidak serta merta menggungakan organisasi dan seluruh sumber dayanya menjadi kendaraan politik.
Ikhtisar
IMM Jateng hasil Musyda kemarin membawa harapan besar untuk mewujudkan organisasi yang lebih maju, profesional, dan modern. Dengan tantangan yang semakin kompleks, gebrakan yang inovatif dan relevan menjadi kunci keberhasilan. Sebagaimana kata-kata bijak KH. Ahmad Dahlan, “Hidup-hidupilah Muhammadiyah, jangan mencari hidup di Muhammadiyah,” IMM Jateng perlu terus menghidupkan gerakan pembaruan demi kemajuan umat dan bangsa.
Gebrakan seperti apa yang kita harapkan dari IMM Jateng? Momen ini adalah waktu yang tepat untuk bersinergi dan bergerak bersama demi mewujudkan visi besar organisasi.