Memperbaiki Akhlak Selama Ramadan: Momen Menuju Kesempurnaan Diri

PWMJATENG.COM – Ramadan merupakan bulan suci yang penuh berkah, di mana umat Islam berlomba-lomba meningkatkan kualitas ibadah dan mendekatkan diri kepada Allah SWT. Tidak hanya sekadar menahan lapar dan dahaga, Ramadan juga menjadi kesempatan emas untuk memperbaiki akhlak. Rasulullah SAW menegaskan pentingnya akhlak dalam Islam, sebagaimana sabda beliau:
مُنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُورِ وَالعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
“Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan keji, maka Allah tidak butuh terhadap puasanya yang hanya meninggalkan makan dan minum.” (HR. Bukhari No. 1903)
Hadis ini menunjukkan bahwa puasa tidak hanya sebatas menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan diri dari keburukan akhlak. Ramadan harus menjadi momentum bagi setiap Muslim untuk memperbaiki akhlaknya, baik terhadap Allah SWT maupun terhadap sesama manusia.
Meningkatkan Kesabaran dan Menahan Amarah
Salah satu bentuk akhlak yang perlu diperbaiki selama Ramadan adalah kesabaran. Ketika berpuasa, seseorang lebih mudah merasa lelah dan emosional. Oleh karena itu, Rasulullah SAW memberikan tuntunan bagi orang yang berpuasa agar menahan amarah:
فَإِنْ مَرَّ بِكَ أَحَدٌ أَوْ قَاتَلَكَ فَلْيَقُلْ إِنِّي صَائِمٌ
“Jika seseorang mencelamu atau mengajak berkelahi, maka katakanlah: ‘Sesungguhnya aku sedang berpuasa’.” (HR. Bukhari No. 1904, Muslim No. 1151)
Baca juga, Menggali Makna Puasa Ramadan: Hikmah dan Keutamaan
Menahan amarah merupakan bagian dari akhlak mulia yang harus ditanamkan dalam diri setiap Muslim, terutama selama Ramadan. Dengan berlatih menahan emosi, seseorang akan terbiasa untuk lebih sabar dalam kehidupan sehari-hari.
Menjaga Lisan dari Perkataan Sia-sia dan Dusta
Akhlak lainnya yang harus diperbaiki selama Ramadan adalah menjaga lisan. Banyak orang yang secara tidak sadar melakukan ghibah (menggunjing), berkata kasar, atau berdusta. Padahal, Rasulullah SAW telah memperingatkan bahwa perkataan buruk dapat merusak pahala puasa:
مَنْ لَمْ يَدَعْ قَوْلَ الزُورِ وَالعَمَلَ بِهِ فَلَيْسَ لِلهِ حَاجَةٌ فِي أَنْ يَدَعَ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ
“Barang siapa yang tidak meninggalkan perkataan dusta dan perbuatan keji, maka Allah tidak butuh terhadap puasanya yang hanya meninggalkan makan dan minum.” (HR. Bukhari No. 1903)
Karena itu, Ramadan harus dijadikan sebagai momen untuk membiasakan diri berbicara baik dan meninggalkan kebiasaan berkata buruk.
Memperbanyak Sedekah dan Menolong Sesama
Akhlak mulia lainnya yang dapat diperbaiki selama Ramadan adalah kepedulian sosial. Islam mengajarkan agar umatnya saling membantu, terutama kepada mereka yang membutuhkan. Rasulullah SAW adalah sosok yang paling dermawan, dan beliau semakin dermawan ketika Ramadan tiba:
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلọمَ أَجَوَدُ النَّاسِ وَكَانَ أَجَوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ
“Rasulullah SAW adalah orang yang paling dermawan, dan beliau lebih dermawan lagi ketika Ramadan.” (HR. Bukhari No. 6, Muslim No. 2308)
Memberi makan orang yang berbuka, membantu fakir miskin, dan memperbanyak infaq adalah cara memperbaiki akhlak dan mendekatkan diri kepada Allah SWT.
Ikhtisar
Ramadan adalah bulan yang penuh kesempatan untuk memperbaiki akhlak. Dengan meningkatkan kesabaran, menjaga lisan, dan memperbanyak sedekah, seorang Muslim dapat menjadi pribadi yang lebih baik, tidak hanya selama Ramadan tetapi juga dalam kehidupan sehari-hari. Semoga kita semua dapat memanfaatkan bulan suci ini untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dengan akhlak yang lebih mulia.
Ass Editor : Ahmad; Editor : M Taufiq Ulinuha